Minggu, 30 Juni 2013

Garis Tangan perlu dipercaya ?


Paul Liao adalah salah satu 10 orang terkaya di Taiwan,
taipan ini memiliki sejumlah hotel, real estate dan sederet bisnis yang besar.

Yang menuai banyak pujian orang adalah taipan ini memperoleh semua harta
kekayaannya benar-benar dari nol.

Sehingga ini membuat banyak orang antusias untuk mengetahui kunci kesuksesannya
Paul.

Suatu ketika Paul Liao diundang dalam suatu seminar di sebuah fakultas,
seorang mahasiswa mendekatinya dan menanyakan apa rahasia kesuksesannya itu.

“Terimakasih Bapak mau menerima saya.

Terus terang saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak, apa yang bisa
membuat Bapak sedemikian suksesnya” ujar mahasiswa itu.

Mendengar permintaan itu,
Paul Liao tersenyum sejenak,
lalu ia pun meminta mahasiswa itu menengadahkan tangannya.

Mahasiswa itu tertegun sejenak,
dan ia memperlihatkan telapak tangannya.

“Mari saya lihat garis tanganmu. Simaklah baik-baik apa pendapatku,” ujar sang
taipan.

Taipan Paul pun menunjuk garis garis di tangannya sambil berkata ”Lihatlah
telapak tanganmu ini,
di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib.

Ada garis Kehidupan,
ada garis Rezeki dan
 ada pula garis Jodoh.

Sekarang coba kamu menggenggamnya”.

Sang mahasiswa kemudian melanjuti “Sekarang dimana garis tanganmu?” Tanya si
Taipan.

“Di dalam telapak tangan yang saya genggam”,
jawab mahasiswa itu penasaran.

“Nah, apa artinya itu?

Hal itu mengandung arti,
bahwa apapun takdir dan keadaanmu kelak,
semua itu ada dalam genggamanmu sendiri.

Anda lihat bukan?

Bahwa semua garis tadi ada di tanganmu.

Begitulah rahasia suksesku selama ini.
Aku Berjuang dan Berusaha dengan BERBAGAI CARA untuk menentukan
Nasibku sendiri,
bukan melalui ketergantungan pada garis tangan” jawab si taipan.

“Tapi coba lihat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tak ikut
tergenggam?

Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu,
karena di sanalah letak kekuatan dari TUHAN.


Kita tak akan mampu melakukan
dan itulah bagian TUHAN”,

lanjut si taipan “Kesuksesanmu
tidak bakal terjadi
tanpa campur tangan TUHAN.”

Senin, 24 Juni 2013

Biarkan Tuhan Berkarya


“Kita tidak pernah mempertanyakan ke mana supir bus kota yang kita tumpangi akan membawa bus-nya. Tetapi kita sering mempertanyakan Tuhan,kemana Dia akan membawa hidup kita”

Seorang ayah mengajak puterinya, Asa 6 tahun, mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkann ya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Bunda.

Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah :

“Ayah tahu tempatnya?”, tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.
“Tahu, jangan kuatir …”, jawab Ayah sembari tersenyum. “Emang Ayah tahu jalan-jalann ya? ” “Tahu, jangan kuatir …” “Benar, tidak kesasar Ayah?”
“Benar, jangan kuatir …”, jawab Ayah tetap dengan sabar.
“Nanti kalau Asa haus, bagaimana?” “Tenang, nanti Ayah beli air mineral …”
“Terus kalau lapar?” “Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran …”
“Emang ayah tahu tempat restorannya? ” “Tahu, sayang …”
“Emang ayah bawa cukup uang?” “Cukup, sayang …”
“Kalau Asa pengin ke kamar kecil?” “Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita …”
“Emang di musium ada toiletnya?” “Ada, jangan kuatir …”
“Ayah bawa tissue juga?” “Bawa, jangan kuatir …”, kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.
“Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini?”
“Ayah cari jalan yang lebih cepat … supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti …”

Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-ta nya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung,
“Kenapa Asa diam, sayang?” “Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!”

Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan
terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan “sedang mengemudi” buat kita semua. Kadang Ia membawa ke “gang sempit” yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari “kemacetan” di jalan yang
lain. Kadang Ia memperlambat “kendaraan-Nya” , kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya.

Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal- hal yang di luar jangkauan kita kepada- Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikan hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda
kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA