Kamis, 30 April 2015

Hidup Nge-roh

Hidup nge-roh

Rom 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kekristenan itu berbicara soal perubahan akal budi, yaitu akal budi yg tdk lagi dikuasai daging (dosa) tp dikuasai RK. Ada org kristen yg berpikir hidup dipimpin Roh (nge-roh) adlh hidup supranatural bombastis diluar logika akal budi, ini jelas pengertian kekristenan yg krg tepat.

Manusia terdiri dr tubuh-jiwa-roh, sgala keputusan2 dlm kehidupan, baik mau melakukan dosa atau melakukan firman kebenaran, adlh pertempuran di area 'jiwa' manusia, yaitu hati & pikiran kita. Tubuh (daging) dmn dosa berdiam mencoba mempengaruhi 'jiwa' kita utk memilih melakukan sesuatu diluar kebenaran firman (nafsu/dosa), sdgkan roh kita yg dikuasai RK akan terus mengingatkan 'jiwa' akan kebenaran firman Tuhan, shg terjadilah pertempuran dlm 'jiwa' & akhirnya apa yg kita lakukan akan menuruti mana yg pengaruhnya lebih kuat.

Oleh sbab itu sgt penting utk membangun kehidupan roh shg RK lah yg berpengaruh lebih kuat atau bahkan satu2nya yg berpengaruh dlm kehidupan kita. Caranya dg membangun kekuatan roh terus menerus melalui membaca & merenungkan firman, berdoa, melayani, berkomsel dsbnya. Dg demikian 'jiwa' kita akan dikuasai sepenuhnya oleh pengaruh RK & pasti hati, pikiran & akal budi kita berubah & kita menjadi pelaku2 firman.

Krn kita melakukan firman sepenuhnya mk hal2 yg supranaturalpun akan selalu terjadi dlm hidup kita sesuai janji firman2Nya. Inilah yg disebut hidup dipimpin Roh (nge-roh), jd hidup nge-roh bukan hanya yg kelihatannya 'bombastis' atau yg terasa ajaib2 saja tp justru hal2 yg nyata sehari2 yg kita cerna dlm akal budi dmn keputusan2 berdasarkan pimpinan RK kita lakukan, inilah hidup 'nge-roh' yg sebenarnya diinginkan oleh Allah, yaitu persembahan tubuh yg kudus & berkenan kpd Allah (Rom 12:1).

Jd kekristenan adlh hal2 kehidupan nyata sehari2 yg bermuara pd akal budi yg dikuasai RK sepenuhnya yg menghasilkan kepercayaan (iman) & memimpin kita kpd keputusan utk melakukan seluruh kehendak Allah. 

Jd kekristenan bukan kepercayaan kpd Allah yg 'membabibuta' tp kepercayaan kpd Allah yg dicerna scr logis melalui pengelolaan akal budi.
Selamat mengelola akal budi kita dg menundukkannya kpd RK stiap saat mk kita akan menjadi pelaku2 firman & akan menerima sgala janji2 firman yg dahsyat, luar biasa, bombastis dan supranatural. Amin.
Tetap semangat. Tuhan memberkati

Salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Minggu, 26 April 2015

GKI Gading Serpong Khotbah 26 April 2015


Tema : KEBANGKITAN DAGING, PENGHARAPAN MASA AKAN DATANG

Pembicara : Pdt Joseph GTH
Firman : 1 Korintus 15 : 35-42

Dalam ajaran Yunani diajarkan bahwa setelah manusia mati maka tubuh yang nilainya fana dan terbatas ini kalau sudah mati ya mati .. selesai .., tidak ada kebangkitan lagi.
Kadang kala orang Kristen yang percaya setelah mati ada kebangkitan pun berperilaku seperti pemahaman orang Yunani , seringkali kita mendengar kata sambutan di pemakaman yang mengatakan "kita mengantar si A ke peristirahatannya yang terakhir .."

Ketika orang Yunani mengatakan bahwa kematian itu jalan yang terakhir , tubuh ini sudah tidak mempunyai nilai kekekalan , kemuliaan ... hanya roh dan jiwa yang bisa dibangkitkan.

Ditengah pemahaman seperti diatas, rasul Paulus memberikan tanggapan teologis, bahwa manusia yang terdiri dari tubuh jiwa dan roh merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa diceraikan satu sama lain.
Kehidupan manusia tidak berakhir atau dibatasi dengan kematian tubuh, tapi dengan kekuasaan dan kedaulatan Allah , maka Allah akan membangkitkan orang mati dan mengubahkan tubuh yang sekarang ini dengan tubuh surgawi yang baru., tentu tubuh baru yang juga mempunyai roh.

Saat Yesus bangkit dan menemui muridNya , saat itu muridNya tidak serta merta mengenal dan percaya , mereka terkejut dan takut bahkan menyangka itu hantu. Ditengah keraguan itu Yesus memberikan Shalom , Dia sudah menang atas dosa dan maut .. Yesus bangkit dengan tubuh kemuliaan yang baru ..
Setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa lagi , kuasa kebangkitanNya mampu mengubahkan , mentransformasi , dari orang yang dulunya egois menjadi orang yang murah hati.
Tubuh yang dkaruniakan Allah tidak dipakai untuk diri sendiri tetapi dipakai untuk menjadi berkat bagi orang lain, mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati.

Tangan yang dikaruniakan oleh Tuhan, bisa dipakai untuk menepuk bahu orang yang sedang menderita, memberikan semangat dan dorongan supaya orang itu dapat bangkit kembali , bukan sebaliknya dipakai untuk hal-hal yang menyakitkan orang lain. Demikian juga dengan lidah , kaki dan semua anggota tubuh anugerah Tuhan hendaknya dipakai menjadi saluran berkat bagi kemuliaan Kristus.

Dalam era digital saat ini , ketika kebutuhan manusia begitu beragam dan komplek , maka kita bisa terjebak dalam kehidupan yang mementingkan diri sendiri , menjadi orang yang cuek melalui jebakan-jebakan tekhnologi seperti hp dan lain sebagainya , jikalau kita tidak berhati-hati.

Ketika menghayati makna kebangkitan Kristus, Kristus sudah menebus kita dari kuasa dosa dan maut itu berarti hidup yang semula sia-sia, sekarang dialihkan oleh kuasa kebangkitan yang sungguh membuat kehidupan menjadi berarti dan mulia, menjadi berkat bagi sebanyak mungkin orang.

Saat ini gereja GKI sedang menjalani Reklasisasi, penataan ulang basis klasis jemaat-jemaat yang ada. Dalam rangka mewujudkan gerak kebersamaan untuk mewujudnyatakan shalom dan kasih Tuhan didunia.
Gereja sebagai agen perubahan dalam menghadirkan damai sejahtera itu , ketika terjadi perubahan dalam gereja dan jemaat yang memuliakan Allah, itu adalah kebangkitan.
Ketika gereja menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang tidak berdaya, orang-orang yang lemah dan orang-orang yang miskin dan tertindas , maka itulah kebangkitan.

Tubuh bukan hanya yang kelihatan , tetapi juga sikap , perilaku, gerak-gerik, pikiran dan perkataan itu yang harus berubah, terjadi transformasi .. itulah kebangkitan.

Kebangkitan Kristus menyatakan damai sejahtera Allah , shalom Allah bagi setiap manusia yang menjalin relasi dengan Kristus, shalom jangan dibatasi, tetapi harus keluar kepada semua sendi-sendi kehidupan, di sekolah, kampus, kantor, ditempat kerja, dimanapun kita ditempatkan.
Ketika orang yang percaya mau menjadi alat Tuhan , berkarya ditengah-tengah dunia ini maka kuasa Tuhan lah yang akan turut berperan dan mengubahkan suatu kehidupan yang lebih baik.

Amin.

Salam hangat dari team Nafiri Kasih.






Jumat, 24 April 2015

Pohon Didalam Taman Eden

renungan kristen

Sobat, kita akan mencermati Firman Allah dari ketinggian, kita menjelajahi Alkitab dengan menggunakan tema tentang pohon di dalam Taman Eden, pohon kehidupan di dalam Langit yang Baru dan Bumi yang Baru, serta pohon di mana Kristus disalibkan.

1-Di dalam taman (Kejadian 2) ada dua pohon di sana: pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat serta pohon kehidupan. Kedua pohon ini sama-sama berada di tengah-tengah taman tersebut, dan menandakan pentingnya posisi keduanya. Mengapa berfokus pada kedua pohon ini? Pohon-pohon tersebut terlibat di dalam sebuah ikatan perjanjian (covenant), suatu relasi di antara dua pihak, yaitu Allah dan manusia. Adam mewakili seluruh umat manusia ketika ia tidak taat dan melanggar perjanjian itu (Hosea 6:7, 1 Korintus 15:22). Pohon-pohon itu bukan sekadar tumbuhan yang hidup, tetapi juga suatu ekspresi dari kehidupan rohani di dalam relasi dengan Tuhan. Di dalam ikatan perjanjian itu terdapat sebuah perintah (2:16), yang menguji Adam untuk taat dengan satu syarat. Semua pohon yang lain boleh dinikmati, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dilarang baginya. Adam harus memilih dan ia gagal dalam ujian itu. Adam memilih untuk tidak taat kepada Allah dan sebuah kutukan serta konsekuensinya mengikuti, yaitu kematian rohani dan jasmani (Kejadian 3). Kejadian 3:22-24 menyatakan belas kasihan Allah ketika Ia melindungi Adam dari pohon kehidupan supaya ia tidak hidup selamanya di dalam dosa, terpisah dari Allah. Di dalam belas kasihan-Nya, Allah tidak menginginkan keturunan Adam untuk terpisah selamanya dari diri-Nya.

2- Pohon kehidupan di dalam Langit yang Baru dan Bumi yang Baru (Wahyu 22:1-5) tampil untuk pertama kalinya semenjak Taman Eden. Kali ini pohon tersebut bisa diakses oleh seluruh umat Allah karena pohon ini memberikan kesembuhan dan menopang kehidupan untuk selama-lamanya. Fokus di dalam Langit yang Baru dan Bumi yang Baru adalah kehidupan kekal bersama Tuhan, dengan menggarisbawahi dihapuskannya dosa untuk selama-lamanya serta rekonsiliasi di antara Allah dan manusia. Bagaimanakah dosa bisa disingkirkan dan umat-Nya bisa diperdamaikan?

3- Pohon yang ada di tengah-tengah Alkitab itu adalah salib, yang adalah pohon Kematian. Salib adalah tempat di mana Sang Raja di atas segala raja mendamaikan diri-Nya dengan umat-Nya. Yesus menjadi kutuk bagi kita sehingga kita bisa diperdamaikan dengan Allah. Yesus menanggung segala konsekuensi yang mestinya kita terima! Sehingga kita bisa masuk ke dalam kemuliaan-Nya.

Kuasa dari substitusi yang agung ini bisa dilihat di dalam tiga perintah:
>Allah kepada Adam: “Taatlah kepada-Ku, maka kamu akan hidup, kamu dapat makan dari pohon kehidupan dan hidup untuk selama-lamanya.”
> Bapa kepada Yesus: "Taatlah kepada-Ku, maka Engkau akan mati." Yesus adalah Adam kedua yang hidup secara sempurna bagi kita (ketaatan aktif) dan mengalami kematian yang selayaknya kita terima (ketaatan pasif).
>Yesus kepada kita sekarang:" Percayalah kepada-Ku, maka kamu akan hidup.” Oleh karena iman (dan hanya melalui iman saja!) kita diselamatkan!

Alkitab disatukan oleh Perjanjian, dan jika kita tidak memahami Perjanjian Anugerah, kita tidak akan dapat memahami Alkitab dan tidak akan pernah mengerti apa yang ingin dikatakan Allah kepada kita melalui Firman-Nya. 

Suatu perjanjian adalah suatu kesepakatan di antara dua pihak, pihak pemegang otoritas yang memberikan janji-janji, serta pihak bawahan (vassal) yang memiliki sejumlah kewajiban untuk menerima janji-janji itu. Allah adalah Raja dan Ia mengikat suatu perjanjian dengan Adam, dengan menjanjikan hidup kekal dan hidup yang seutuhnya di tempat kediaman Allah jika Adam taat dan tidak makan buah dari pohon yang ada di tengah taman tersebut (Kejadian 1-2). Adam tidak taat dan justru melanggar perjanjian itu (Hosea 6:5) dan ia mati bersama semua keturunannya (1 Korintus 15:22). Kutuk dari perjanjian itu adalah maut, dihapusnya hidup kekal bersama Allah serta hidup yang seutuhnya yang bisa ditemukan di tempat kediaman Allah, yaitu taman tersebut (Kejadian 3). 

Allah memberikan suatu janji pengharapan di tengah kutuk tersebut, dengan menjanjian suatu benih keturunan dari perempuan itu (Hawa) yang akan mengalahkan si ular (Kejadian 3:15). Saat Allah mewahyukan diri-Nya serta relasi-Nya dengan umat-Nya di dalam Alkitab, Ia melakukannya melalui Perjanjian. 

Dengan Abraham, di dalam Kejadian 15-17, kita melihat betapa seriusnya pelanggaran perjanjian, sehingga pihak yang tidak taat akan diremukkan/tercabik-cabik.  
Dalam belas kasihan, kita melihat Tuhan yang direpresentasikan oleh suluh berapi dan perapian yang berasap, yang melewati bagian yang tercabik-cabik itu bagi umat-Nya. Di dalam Keluaran 34, kita melihat janji-janji dan kewajiban-kewajiban dari perjanjian Allah dengan umat-Nya melalui Musa dan belakangan dalam 2 Samuel 7 kita melihat benih awal dari janji itu dipersempit kepada salah satu keturunan dari Raja Daud. 

Para nabi mengharapkan janji-janji dari ikatan perjanjian Allah ketika umat Allah terus mengalami kutuk karena ketidaktaatan mereka. Umat Allah telah rindu untuk dikembalikan ke tempat kediaman Allah yang memberikan perdamaian, serta melalui karya Kristus dan “perjanjian yang baru melalui darah-Nya.” Umat Allah bisa memperoleh perdamaian dengan Allah (2 Korintus 5:14-21). 

Yesus telah diremukkan karena ketidaktaatan kita, dan menjadi korban karena ketidaktaatan kita, menjadi kutuk bagi kita (Galatia 3:10-14) ketika Ia menjadi dosa karena kita (2 Korintus 5:21) sehingga “di dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah.” Semua janji dari ikatan perjanjian itu adalah “ya di dalam Kristus” (2 Korintus 1:20) sehingga kita bisa turut ambil bagian di dalam “perjanjian yang baru dan yang lebih baik” (Ibrani 8). Kepenuhan dari janji-janji di dalam ikatan perjanjian Allah ini, yang digenapi di dalam Kristus, ditemukan di dalam Langit yang Baru dan Bumi yang Baru!

Apa makna dari semuanya ini bagi kita saat ini?

1-Ketika Anda membaca janji-janji Allah di dalam Kejadian 2 dan Wahyu 22:1-5 janji yang manakah yang merupakan janji yang Anda rindukan?
2- Apakah sulit bagi Anda untuk percaya bahwa Yesus telah sepenuhnya menanggung kutuk yang selayaknya Anda terima karena dosa-dosa Anda? Renungkan segala upaya Anda untuk membuktikan diri Anda kepada Allah, dan pertimbangkan keletihan, kelelahan, dan ketakutan yang dialami jiwa Anda.
3- Dapatkah Anda mengenali dalam hal apakah Anda hidup tanpa benar-benar mempercayai karya Allah di dalam Kristus? Bertobatlah dari kebenaran karena perbuatan-perbuatan Anda sendiri, serta citra diri hasil polesan Anda di Facebook yang diatur untuk menunjukkan bahwa diri kita tidak orang lain.
4- Dapatkah Anda merayakan apa yang telah Allah lakukan bagi Anda melalui kasih-Nya? Bersukacitalah di dalam fakta bahwa Tuhan melihat Anda di dalam kebenaran Yesus. Ia melihat Anda, segala pergumulan dan keberhasilan Anda, dan tawaran yang diberikan oleh injil adalah agar kita bebas, berhenti berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri kita. Bisakah Anda merayakan kasih-Nya yang tidak pernah gagal itu terhadap diri Anda?

Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu." Matius 11:28
Biarlah doa yang diadaptasi dari The Valley of Vision ini menuntun Anda di dalam kehidupan Anda yang terus bergantung kepada Kristus:  

“Aku sepenuhnya bergantung kepada-Mu, O Tuhan. Tolong lepaskan aku dari segala ketergantungan kepada hal lain. Engkaulah segalanya bagiku dan Engkau mengatasi segala sesuatu ketika Engkau berkenan kepadaku. Engkau adalah dasar dari kebaikan, bagaimana mungkin aku tidak percaya kepada-Mu? Bagaimana aku bisa kuatir tentang apa yang terjadi padaku? Kiranya aku mengasihi-Mu, Sumber Berkatku, di dalam segala berkat yang kuterima, tanpa pernah melupakan bahwa bahaya terbesar yang kuhadapi justru muncul dari segala keistimewaan yang kumiliki. Karya-Mu di dalam Kristus adalah kekuatan dan pengharapanku, yang menunjukkan kepadaku kasih yang sejati. Ajarkan kepadaku bahwa kasih yang sejati berbeda dengan jenis kasih yang diperoleh berdasarkan argumen-argumen rasional atau yang dimotivasi oleh kepentingan pribadi, bahwa kasih yang sejati adalah hasrat yang memuaskan yang memberikan sukacita kepada akal budiku sekarang. Karuniakan kepadaku anugerah untuk membedakan kasih yang sejati dari kasih yang palsu, serta untuk membuatku bersandar kepada-Mu yang adalah kasih yang sempurna. Aku sepenuhnya percaya kepada-Mu, O Tuhan. ”

Ide utama dari bacaan ini adalah menemukan kelegaan di dalam karya Allah di dalam Kristus. Bagaimana apakah Anda bisa menemukan kelegaan ketika Anda merenungkan karya Allah bagi Anda? Bagaimanakah Anda bisa berhenti mengandalkan perbuatan-perbuatan baik Anda, usaha memoles diri dan mengatur citra diri Anda? Apakah Anda bisa memikul kuk Kristus bagi diri Anda, menanggungnya bersama dengan Pencipta dan Penebus Anda? 

Amin .. semoga bermanfaat .. salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Kamis, 23 April 2015

Perumpamaan Orang Farisi dan Pemungut Cukai

Nats : Lukas 18 : 14
"Aku berkata kepadamu : Orang ini pulang kerumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah sedangkan orang lain itu tidak"

renungan kristenSobat Nafiri, dalam istilah hukum, lawan kata dari penghukuman adalah pembenaran.
Para ahli hukum dalam PL diperintahkan untuk membenarkan yang memang tidak bersalah dan menghukum yang bersalah. Jadi kita bisa membayangkan betapa marahnya orang Farisi ketika Yesus membenarkan si pemungut cukai yang menurut anggapan orang kala itu adalah orang yang penuh dosa dan mengatakan orang Farisi yang saleh , rajin beribadah, sering beramal itu sebagai pihak yang salah.
Apakah Yesus telah mengatakan hal yang bertentangan dengan hukum yang berlaku ?

Pemungut cukai dan Farisi dalam perumpamaan ini sama-sama pergi ke Bait Allah untuk berdoa, ini persamaan diantara keduanya , sedangkan yang lainnya berbeda, apa nya yang berbeda ?

Pertama, mereka punya pendapat yang sama sekali berbeda tentang diri masing-masing. Lima kali orang Farisi memakai kata ganti orang pertama, tetapi pemungut cukai hanya sekali.
"Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini" (ayat 13) , ini lah kata-kata pertobatan dari pemungut cukai

Kedua, mereka berdua berdiri seperti lazimnya orang Yahudi, tetapi orang Farisi berdiri dengan tegak dengan sikap angkuh dan mencolok dan perhatiannya pada diri sendiri, sedangkan si pemungut cukai "berdiri jauh-jauh" (ayat 13) dengan mata memandang kebawah dan memukul-mukul dadanya.

Ketiga, dasar keyakinan mereka akan penerimaan juga berbeda, Farisi menganggap dirinya orang benar. sedangkan pemungut cukai bersandar pada pengasihan Allah semata.

Uskup Agung Thomas Cranmer mengatakan dalam suatu Perjamuan Kudus tahun 1552 , menempatkan kita disamping pemungut cukai. Kita tidak berani datang ke perjamuan kudus dengan mengandalkan kebenaran diri sendiri , melainkan semata-mata hanya karena pengasihanNya yang besar kepada kita.

Karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu , jangan ada orang yang memegahkan diri.
Oleh  karena itu , mengucap syukurlah senantiasa dalam segala hal atas anugerah Nya.

Amin ... salam hangat dari team Nafiri Kasih.




Rabu, 22 April 2015

Jika Engkau Percaya


Kisah Bangkitnya Lazarus

Nats : Yohanes 11

Pada saat Yesus pertama kali mendengar tentang penyakit yang diderita Lazarus, Ia berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” (11:4) Lalu Lazarus meninggal, dan setelah empat hari Yesus akhirnya tiba di Betania. Melalui percakapan Yesus dan Marta, kita ditantang untuk memiliki keberanian Kristen yang visioner. Sebagai puncak dari alur narasi, setelah Yesus membangkitkan Lazarus dari kubur, Yesus bertanya kepada Maria, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” (11:40) Pertanyaan yang bisa dimunculkan dari bagian ini untuk kita adalah: Apa arti, bagi kita, pernyataan bahwa jika kita percaya kita akan melihat kemuliaan Allah?

1.  Kita harus percaya dengan keyakinan bahwa apa yang IA katakan adalah benar. Kemuliaan Allah akan tampak melalui umat Allah ketika kita mempercayai Firman Allah. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup…percayakah engkau akan hal ini?” Marta percaya, lalu berkata “Ya, Tuhan!...” Agar kemuliaan Allah dapat hadir dan terpancar melalui kehidupan Kristen, kita harus pertama-tama percaya secara teologis, percaya apa yang tertulis di dalam Alkitab, Firman Tuhan, dan bahwa Yesus adalah apa yang Ia katakan siapa diri-Nya. Kita tidak dapat mengabaikan apa yang benar secara teologis karena kita berpegang pada Firman Tuhan dengan kepastian yang mutlak.
2.  Kita harus percaya dengan keberanian bahwa apa yang Ia katakan dapat Ia lakukan, benar-benar dapat Ia lakukan! Marta mulai ragu ketika teologinya harus dipraktikkan. Yesus berkata kepada mereka untuk mengangkat batu penutup kubur dan Marta mengingatkannya sambil berkata, “Tuhan ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati” Teologi Marta terpisah dari praktiknya karena ia tidak percaya Yesus dapat melakukan apa yang Ia katakan dapat Ia lakukan. Memiliki teologi yang benar bukan menjadi tujuan satu-satunya, karena seperti yang dikatakan Yakobus bahwa Iblispun memiliki teologi yang benar (Yakobus 2:19)! Tujuannya adalah agar iman kita digerakkan kepada keberanian, meskipun hal itu membuat kita keluar dari zona nyaman kita. Kita harus memiliki keberanian untuk percaya apa yang Allah dapat lakukan! Dan apa yang akan IA lakukan! Kita harus membiarkan teologi kita memperlengkapi praktik keseharian kita, memperluas visi kita.

Ketika kehidupan Kristen dapat percaya dengan keyakinan akan Firman Tuhan dan menghidupinya dengan keberanian melaui iman, bahwa Tuhan dapat melakukan apa yang akan IA lakukan, maka kemuliaan Tuhan akan terwujud di dalam dan melalui kehidupan Kristen tersebut.     

Konteks Alkitab:
Amsal 29:18 berkata, “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Dengan kata lain, ketika tidak ada perwahyuaan, tidak ada asupan dari Firman Tuhan, manusia menjadi hancur. Ini adalah realitas yang muncul berulangkali di dalam Alkitab, yang dimulai dari Adam dan Hawa. Serangan pertama dari Iblis terhadap kemanusiaan adalah melemahkan kuasa Firman Tuhan. Ular bertanya, “Tentulah Allah berfirman …”(Kejadian 3:1) dan ketika Firman Tuhan dipisahkan dari gambaran besarnya, segala sesuatu menjadi kacau-balau. Alkitab dengan jelas berkata bahwa “Firman-Mu it pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Maz 119: 105) dan serangan musuh selalu berusaha untuk menjauhkan terang itu sehingga kita tersesat, bingung, dan akhirnya hancur. Syukur kepada Allah, ketika Yesus dicobai Iblis di padang gurun Ia mengalahkan strategi iblis yang mencoba mengacaukan Firman Tuhan (Lukas 4:1-15).  Yesus percaya akan Firman Tuhan yang telah dinyatakan, dan kesetiaan-Nya membawa kepada pemulihan bagi mereka yang percaya pada-Nya! Ia yang memulihkan mengundang kita untuk terus melekat kepada-Nya, dan agar Firman-Nya terus melekat di dalam kita (Yohanes 15).

Konteks Teologis:
Pengakuan Iman kita, “Alkitab, yang terdiri dari 66 kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah Firman Allah, wahyu yang diberikan secara supernatural oleh Allah sendiri melalui para penulis manusia mengenai Diri-Nya: keberadaan-Nya, natur-Nya, karakter-Nya, kehendak dan maksud-maksud-Nya; dan mengenai manusia: naturnya, kebutuhannya, kewajibannya dan keadaan akhirnya. Dari awal sampai akhir, Alkitab berbicara tentang dan menunjuk kepada Yesus Kristus, yaitu Dia yang menggenapi rencana penebusan Allah bagi ciptaan-Nya di dalam diri-Nya dan melalui karya-Nya. Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam teks-teks autografisnya, adalah perkataan dari Allah sendiri, yang diwahyukan dengan inspirasi verbal plenary melalui Roh Kudus (termasuk dalam pemilihan kata per kata), dan karenanya adalah tanpa kesalahan atau kekeliruan pengalimatan di dalam segala sesuatu yang dibicarakannya, termasuk di dalam pengajaran doktrinal, moral dan spiritualnya dan catatannya tentang fakta-fakta historis. Dalam segala hal yang dibicarakannya, Alkitab tidak memiliki kesalahan atau cacat apapun.  (Catatan kaki 3- Pengakuan Iman Chicago mengenai Ketidakbersalahan Alkitab adalah Pernyataan yang setia dan sangat membantu dalam memahami tentang ketidakbersalahan Alkitab)

Apa arti semua ini bagi kita ?
  1. Ketika anda membaca kisah Yesus membangkitkan Lazarus, siapa yang anda identifikasi paling mirip dengan anda di dalam kisah tersebut, dan mengapa?
  2. Bagaimana anda mengidentifikasi diri anda dengan Marta, yang percaya apa yang Yesus katakan namun sulit untuk percaya Ia mampu melakukan apa yang Ia katakan Ia mampu? Apakah penghalang anda dalam memiliki keberanian untuk percaya yang semacam ini?
  3. Apakah anda memiliki keberanian untuk menerapkan Firman Tuhan di dalam setiap bidang kehidupan anda?
  4. Dalam hal apa anda melihat adanya kebutuhan akan kebangkitan di dalam hidup anda sendiri, fakultas anda, sekolah, pekerjaan dan negara kita? Apakah anda percaya Tuhan mampu, dan ingin membawa kehidupan bagi area-area yang telah mati itu?
  5. Bagaimana supaya anda dapat lebih setia berpegang pada otoritas Alkitab, dibandingkan otoritas di pekerjaan anda, dan bagaimana hal ini dapat membawa kepada integrasi iman di dalam pengajaran anda?

Ambil waktu untuk berdoa bersama Yesus, terutama agar Tuhan membawa kebangkitan    di bidang anda, “Supaya mereka (Dunia yang sedang mengamati kita) percaya bahwa Engkaulah (Allah Bapa) yang telah mengutus Dia (Yesus).” (11:42) berdoa memohon perlindungan dari tekanan untuk berkompromi serta memohon hikmat untuk terus belajar mengintegrasikan Wawasan Dunia Kristen di bidang anda masing-masing.

John Piper berkata,”Kita peduli terhadap penderitaan manusia karena kita peduli terhadap penderitaan yang kekal,” jadi pekerjaan kita harus memiliki unsur penginjilan. 

Amin .. semoga bermanfaat ..
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.


Selasa, 21 April 2015

My Wife Does Not Work !!!


My Wife DOES NOT WORK !!!

Conversation between a Husband (H) and a Psychologist (P):

P : What do you do for a living Mr. Bandy???
H : I work as an Accountant in a Bank.

P : Your Wife ???
H : She doesn't work. She's a Housewife only.

P : Who makes breakfast for your family in the morning???
H : My Wife, because she doesn't work.

P : At what time does your wife wake up for making breakfast???
H : She wakes up at around 5 am because she cleans the house first before making breakfast.

P : How do your kids go to school???
H : My wife takes them to school, because she doesn't work.

P : After taking your kids to school, what does she do???
H : She goes to the market, then goes back home for cooking and laundry. You know, she doesn't work.

P : In the evening, after you go back home from office, what do you do???
H : Take rest, because i'm tired due to all day works.

P : What does your wife do then ???
H : She prepares meals, serving our kids, preparing meals for me and cleaning the dishes, cleaning the house then taking kids to bed.

✔Whom do you think works more, from the story above???

The daily routines of your wives commence from early morning to late night. That is called 'DOESN'T WORK'???

Yes, Being Housewives do not need Certificate of Study, even High Position, but their ROLE/PART is very important !!!

Appreciate your wives. Because their sacrifices are uncountable. This should be a reminder and reflection for all of us to understand and appreciate each others roles.

All about a WOMAN ....
 
When she is quiet, millions of things are running in her mind.

When she stares at you, she is wondering why she loves you so much in spite of being taken for granted.

When she says I will stand by you, she will stand by you like a rock.

Never hurt her or take her wrong or for granted...

↪Forward to every woman to make her smile and to every man to make him realize a woman's worth...!!!
Selamat hari Kartini

Salam hangat dari team Nafiri Kasih ..

Bungkus dan Isi

‎‎
renungan kristen

BUNGKUS dan ISI

Saudaraku...
Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia & menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari & mengurus BUNGKUS-nya saja sementara ‎mengabaikan & mengacuhkan ISI-nya.‎

Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.

"Rumah yang megah & indah" hanya bungkusnya..
"Ketenangan batin" itu isinya...

"Rumah tangga atau Keluarga yg mapan" hanya bungkusnya..
"Kebahagiaan seluruh anggotanya" itu isinya...

"Ranjang mewah" hanya bungkusnya..
"Tidur nyenyak" itu isinya...

"Kekayaan" itu hanya bungkusnya..
"Hati yang bahagia" itu isinya...

"Mobil mewah" itu hanya bungkusnya...
"Kenyamanan" itu isinya...

"Makan enak" hanya bungkusnya..
"Gizi, energi, dan sehat" itu isinya...

"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya..
"Kepribadian dan hati" itu isinya...

"Bicara" itu hanya bungkusnya...‎
"Tindakan nyata" itu isinya...

"Buku" hanya bungkusnya...
"Pengetahuan" itu isinya...

"Jabatan" hanya bungkusnya...‎
"Pengabdian dan pelayanan" itu isinya...‎

"Kharisma" hanya bungkusnya...‎
"Kasih " itu isinya...

"Hidup di dunia" itu bungkusnya..
"Hidup sesudah mati" itu isinya...

Utamakanlah ISI-nya..
Namun rawatlah BUNGKUS-nya...
Jangan memandang rendah & hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena manfaat & berkat tak selalu datang dari BUNGKUS kain sutera melainkan juga bisa datang dari BUNGKUS koran bekas..
Janganlah mati-matian mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati...
Kejarlah selama hidup apa yang bisa kita bawa mati...

Amin ... salam hangat dari team Nafiri Kasih. ‎

Kamis, 16 April 2015

Ketika Aku Berkata ..

renungan kristen

 Aku orang Kristen

 Ketika aku berkata, "Aku orang Kristen," aku tidak meneriakkan bahwa, "Aku hidup bersih."  Aku berbisik, "Aku pernah terhilang namun aku sudah ditemukan dan diampuni."

Ketika aku berkata, " Aku orang Kristen," aku tidak berkata dengan kebanggaan. Aku mengakui bahwa aku tersandung dan memerlukan Yesus sebagai panduku.

Ketika aku berkata, "Aku orang Kristen," aku tidak berusaha menjadi kuat.  Aku akui bahwa aku lemah dan memerlukan kekuatanNya untuk melanjutkan hidupku.

Ketika aku berkata, 'Aku orang Kristen," aku tidak sombong karena keberhasilanku.  Aku akui bahwa aku gagal dan memerlukan Tuhan untuk membersihkan hidupku yang berantakan.

Ketika aku berkata, "Aku orang Kristen," aku tidak berkata bahwa aku sempurna.  Nodaku sangat terlihat, tapi Tuhan percaya bahwa aku berharga.

Ketika aku berkata, " Aku seorang Kristen," aku masih merasakan  sengatan luka. Aku masih merasa sakit hati, maka aku memanggil namaNya.

Ketika aku berkata, "Aku seorang Kristen," aku tidak lebih suci daripadamu.  Aku hanya seorang pendosa yang menerima anugerah Allah yang luar biasa!

Dengan segala kerendahan hati dan keberadaanku biarlah aku berkata : karena kasih karunia aku diselamatkan oleh iman, itu bukan usahaku tetapi pemberian Allah, itu bukan pekerjaan ku dan jangan aku memegahkan diri karena itu.

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih ..

Rabu, 15 April 2015

Bersukacita Didalam Tuhan Melebihi Segalanya

renungan kristen

DIBENTUK untuk Kisah-Nya- “Dan engkau akan menjadi tanda bagi mereka, dan mereka akan mengetahui Akulah Tuhan.”

Di dalam Yehezkiel 24:15-27 kita melihat panggilan bagi para hamba Tuhan untuk menutup celah di antara kehidupan dengan pengajarannya
Kita mesti terlebih dulu menyelaraskan kehidupan pribadi kita dengan perkataan dan karya Kristus.
Ada dua poin utama dan suatu realitas yang menyegarkan yang dapat menolong kita untuk meneladankan apa yang hendak kita ajarkan :
   
1- Hamba Tuhan melakukan semua yang Ia perintahkan (15-18). Pesan yang hendak Tuhan sampaikan kepada Israel harus dilihat di dalam cara Yehezkiel meratapi  (atau tidak meratapi, seperti yang mungkin terjadi) kematian istrinya. Kita melihat di dalam ayat-ayat ini a) Kita diperintahkan untuk bersukacita di dalam Tuhan melebihi segala kesukaan lainnya (sebagaimana matahari bersinar lebih terang daripada bintang-bintang) dan b) Kita diperintahkan untuk hidup menempuh arah yang berbeda di dalam kebudayaan (counter culturally). Karena kita bersukacita di dalam Tuhan, kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dengan demikian hidup menurut jalan-jalannya berarti menempuh arah yang sama sekali berbeda dengan kebudayaan di mana kita hidup. Sebagaimana dukacita Yehezkiel berlawanan dengan cara hidup dari kebudayaannya, demikian pula kehidupan hamba Tuhan yang taat saat ini kontras dengan kehidupan dari hamba-hamba dunia ini. Tindakan-tindakan kita dan etika kita mengikuti kesukaan kita.

Bagaimana Yehezkiel bisa mengikuti panggilan yang sulit seperti itu, dan bagaimana kita juga bisa mengikutinya?
  1. Yehezkiel bertemu dengan Tuhan secara pribadi (1:1-3)
  2. Yehezkiel melihat penglihatan tentang Surga dan perspektif kekal ini mentransformasi kehidupannya (1:4 dst.)
  3. Yehezkiel menyantap firman Allah (2)

2- Hamba Tuhan menjalani kehidupan yang memunculkan sejumlah pertanyaan bagi mereka yang sedang mencari makna (19-27). Bangsa itu bertanya kepada Yehezkiel, “Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami?” Ini sama dengan menanyakan, “Apa makna dari pesan yang disampaikan oleh kehidupanmu?” Pesan yang disampaikan Yehezkiel adalah bahwa penghakiman akan datang dan dukacita yang ada akan sedemikian besar sehingga umat Allah akan “hancur lebur” dan “mengerang seorang kepada yang lain.” Umat Allah telah bersukacita di dalam kebenaran diri mereka, dan secara religius hanya melaksanakan kewajiban secara lahiriah, dan kini penghakiman akan datang dan akan ada dukacita yang begitu besar sehingga mereka hanya bisa memanifestasikannya secara batiniah. Sebagaimana Yehezkiel adalah hamba Tuhan yang kehidupannya merupakan jendela bagi pesan tentang penghakiman Allah yang akan datang, demikian pula kehidupan orang Kristen harus menjadi jendela yang menunjukkan bahwa penghakiman telah datang di dalam Kristus. Karena penghakiman telah datang di dalam Kristus, kita bisa hidup dengan memperlihatkan karakter Kristus, keadilan dan anugerah-Nya, serta pemerintahan Kristus agar disaksikan oleh seluruh dunia.

Bagaimana kita dapat menutup celah di antara kehidupan kita dengan pengajaran kita? Jawabannya adalah bukan dengan berusaha lebih keras, tetapi dengan menggenapi rancangan Allah bagi kita ketika Ia menciptakan kita kembali. Paulus berkata bahwa kita adalah “ciptaan baru di dalam Kristus, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17) tetapi sementara kita “bersukacita di dalam hukum Tuhan” daging kita berperang melawan kita. Kita melakukan apa yang tidak ingin kita lakukan dan justru tidak melakukan apa yang ingin kita lakukan (Roma 7, khususnya ay. 22-23). Namun, tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Roma 8:1) karena Kristus adalah imam Allah yang telah dicobai di dalam segala hal, tetapi tidak berbuat dosa (Ibr. 4:15-16). Kristus menjadi dosa supaya kita dapat menjadi kebenaran Allah (2 Kor. 5:21) dan Ia telah “menyempurnakan untuk selama-lamanya” mereka yang sedang menjadi serupa dengan Dia (Ibr. 10:14). Oleh belas kasihan-Nya, kita bisa diubahkan untuk mengasihi sebagaimana Ia telah mengasihi kita (Ef. 5:1-2), dan berjuang bukan untuk mengejar kesempurnaan tetapi untuk menjalani kehidupan di mana sang pencipta seluruh kehidupan itu hadir, memimpin seluruh kehidupan dan kasih kita sementara kita melayani Tuhan. Menutup celah di antara kehidupan dan pengajaran kita ini dimulai dengan karya Kristus bagi kita dan dengan semakin mewujudkan keberadaan diri kita di dalam Dia.

Dengan memahami Firman Allah secara Alkitabiah, kita melihat bahwa umat Allah telah selalu dipanggil untuk memperlihatkan karakter dan karya Allah di dalam kehidupan mereka. Adam dan Hawa diciptakan di dalam gambar Allah (Kej. 1:27) dan para keturunan Abraham harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dengan cara meneladankan karakter Allah di dalam kehidupan (Kej. 18:19). Semua bangsa di bumi ini akan mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah melalui etika dari kehidupan kita (Ul. 4:4-8) karena kita merupakan bagian dari imamat orang percaya (Kel. 19:6, 1 Pet. 2:5) dan kita menyalurkan berkat-berkat Allah kepada dunia ini melalui kehidupan dan kasih kita. Sebagaimana Kristus telah memberikan diri-Nya bagi umat-Nya, seperti itulah kita harus memberikan diri kita bagi dunia ini.

Memahami Firman Allah secara Teologis membuat kita melihat mediasi Kristus. Imam Besar kita yang agung yang “taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:8) adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk dipulihkan ke dalam hubungan yang benar dengan Tuhan (1 Tim. 2:5). Karena Kristus adalah Karakter Allah yang sejati yang dihancurkan sampai mati agar kita dapat hidup, kita dapat menghidupi Karakter Kristus di dalam dunia kematian. Ketika kita beriman kepada karya Kristus, kita bisa hidup dengan Iman yang Sejati dan ketika kita memusatkan seluruh fokus kita pada Kristus, kita mengetahui dari mana Pengetahuan yang Sejati itu berasal. Apa yang diajarkan oleh Pengakuan Iman Westminster di dalam bab 8 layak untuk dibaca. Di sana kita membaca tentang mediasi Kristus yang secara indah dibukakan dan dijelaskan bagi mereka yang beriman kepada karya Kristus.

Ketika kita bisa melihat substitusi dari Kristus, kita bisa mulai untuk benar-benar hidup bagi-Nya dengan setia.

Perbedaan apa yang dihasilkan di dalam kehidupan kita?
  1. Ketika Anda membaca kisah Yehezkiel yang kehilangan istrinya dan berdukacita sebagai suatu pesan dari Tuhan, bagian apa yang paling berkesan bagi Anda dan mengapa?
  2. Apakah kematian sebagai bagian dari pesan itu mengusik Anda? Apakah hal itu mengarahkan perhatian Anda kepada karya Kristus yang mati bagi Anda untuk menggenapi dan mengkomunikasikan pesan-Nya tentang pengampunan, anugerah, dan belas kasihan?
  3. Bersukacita di dalam Tuhan adalah rancangan Allah bagi umat Allah, dan untuk dapat menjadi hamba-hamba yang setia, kita harus bersukacita di dalam Dia melebihi semua sukacita lainnya. Bidang-bidang apa sajakah yang memberikan pencobaan kepada Anda dan rekan-rekan di dalam fakultas Anda untuk menjadi sumber sukacita yang melebihi sukacita karena Kristus dan jalan-jalan-Nya? Bagaimanakah mengenal Kristus secara pribadi, melihat suatu penglihatan tentang surga, dan menyantap firman Allah bisa menolong Anda untuk bersukacita di dalam Dia?
  4. Bagaimanakah kasih, kehidupan, dan kematian Kristus memotivasi Anda untuk mengalami pembaruan dalam kehidupan Anda, dan menyelaraskan kehidupan Anda dengan pengajaran Anda? Bagaimanakah realitas Yesus sebagai pesan bagi Anda dan saya, memotivasi kita untuk menutup celah di antara kehidupan kita dengan pengajaran kita bagi para mahasiswa?
  5. Apakah para mahasiswa dan para dosen lain bisa melihat kasih, anugerah, dan belas kasihan Kristus di dalam diri Anda?

Berdoalah agar Firman Allah bisa menjadi efektif (ini tentu saja bisa dilakukan paling akhir). Ambil waktu untuk memuji Tuhan karena karya-Nya bagi Anda, Imam Besar kita yang agung, yang mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban dan Dia juga adalah Nabi kita yang Agung, Dia sendiri adalah pesan yang hendak Ia komunikasikan. Bersyukurlah kepada Allah kita yang penuh belas kasihan! Dan dengan hati yang penuh ucapan syukur, mintalah Dia untuk menolong Anda untuk menjadi seperti Dia, untuk menyelaraskan kehidupan Anda dengan pesan-Nya. Berdoalah memohon hikmat dan kuasa Roh Kudus agar Anda bisa menggenapi rancangan-Nya bagi Anda ketika Ia menciptakan kita kembali.

Maksud dari pemberitaan ini bersifat pribadi, yaitu agar kita memeriksa diri kita sendiri dan kehidupan kita yang dijalani sebagai respons kepada karya Allah bagi kita. Ambil waktu untuk menuliskan apa yang telah Tuhan taruh dalam hati Anda, bidang-bidang di mana Anda bisa hidup dengan lebih setia untuk meneladani Dia – bagaimana kehidupan Anda bisa dijalani sebagai suatu tanda supaya orang lain bisa bertanya mengenai makna yang dikandungnya? Berdoalah berdasarkan Mazmur 139:23-24 dan mintalah Tuhan untuk menolong Anda untuk menggenapi rancangan-Nya bagi Anda ketika Ia menciptakan Anda kembali supaya dunia  mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan!

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Selasa, 14 April 2015

Kisah Sebuah Senyum


KISAH SEBUAH SENYUM

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana .
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
 
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
 
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Allah juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.
 
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Allah itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Allah telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang-orang terdekat anda. Agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan.

Salam hangat dari team Nafiri Kasih.

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA