Selasa, 26 Mei 2015

Belajar Dari Filosofi Akar


BELAJAR DARI FILOSOFI AKAR

Bacaan Alkitab hari ini
Amsal 12:9-12

Ayat Hafalan
Amsal 12:12, “Orang fasik mengingini jala orang  jahat,  tetapi  akar orang  benar mendatangkan hasil.”

Filosofi Akar. Ia berada di dalam tanah, bekerja tanpa pamrih dan menuntut pengakuan. Di tempat yang paling rendah, ia menyembunyikan dirinya. Dialah pokok kehidupan sebuah pohon. Tanpa adanya akar, maka tidak akan ada batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang hijau, bunga yang indah ataupun buah yang manis.

Betapa bermaknanya kehidupan kita ketika memiliki prinsip kerja seperti sebuah akar. Di manapun posisi dan apapun tanggung jawab kita, biarlah kita melakukannya dengan segenap hati dan kekuatan. Sekalipun tidak ada orang yang menyaksikan usaha kita, tetaplah melakukan yang terbaik meski tidak semua orang dapat melihat kebaikan kita. Prinsip kerja seperti inilah yang mendatangkan kebahagiaan, sukacita, dan kedamaian hati.

Refleksi Diri
1. Apa nasihat yang diberikan Amsal kepada kita?
2. Bagaimanakah hasil dari kehidupan orang  benar?
Pokok Doa
Tuhan tolonglah aku agar  dapat memiliki sikap hati yang benar dalam mengerjakan tugas-tugasku.
Kata - Kata Bijak
Meski tidak terlihat, kehidupan sebuah pohon bergantung dari akarnya.
Yang Harus Dilakukan
Gunakanlah filosofi akar  dalam pekerjaan maupun pelayanan Anda.

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih ..

Senin, 25 Mei 2015

Kisah Pembaharuan Yang Dialami Oleh Petrus

renungan kristen

Kisah Pembaharuan Yang Dialami Oleh Petrus seperti tertulis dalam Yohanes 21:1-19.  

Dalam rasa malunya, Petrus kembali ke dunia lamanya yaitu penjala ikan dan disanalah Yesus bertemu Petrus, sarapan dengan Petrus, dan memulihkan Petrus dengan anugerahNya. Yesus menunjukkan kepada Petrus dan kita bahwa nilai kita tidak terletak pada penampilan fisik kita, mengingatkan kita bahwa nilai kita bukan pada apa yang kita lakukan, membandingkan diri kita dengan orang lain, dan menemukan signifikansi dari kesuksesan kita.  Pembenaran semacam ini mendorong ktia untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, menumbuhkan kebanggaan pribadi di satu sisi, atau kerapuhan diri di sisi yang lain.  Di dalam proses ini, kita kehilangan realitas kegagalan pribadi dan, sebagai akibatnya, kita juga kehilangan kesempatan untuk dibaharui oleh karya, kasih dan anugerah Yesus Kristus yang sempurna. Yesus sudah menjadi pemenang! 
Tiga prinsip pembaharuan:

  1. Kita semua perlu pembaharuan:  Para murid telah gagal, meninggalkan pemimpin dan menyangkal Dia yang mereka ikuti. Tujuh nelayan kembali menangkap ikan sebagai akibat dari rasa malu dan rasa bersalah yang sangat menekan dan mereka kembali ke dunia lama mereka untuk merasa kompeten dan sukses. Para murid tahu Yesus sudah bangkit dari kubur tetapi bukannya merasa bersemangat dan dikuatkan, mereka malah kembali ke masa lalu. Melangkah maju dari kegagalan kita dan masuk ke masa depan yang disediakan oleh Allah memang memerlukan iman, dan kita tidak bias berjalan masuk ke dalam anugerah Allah sampai kita menyadari bahwa kita memerlukan pembaharuan serta bersikap jujur untuk mengakui semua kegagalan kita.  

  1. Janji Pembaharuan:  Selama Perjamuan Terakhir Yesus sudah meramalkan bahwa Petrus akan menyangkal Dia, walaupun Petrus menyangkal keras sampai bersedi amati (Markus 14:31). Sebelumnya para murid telah berdebat tentang siapakah yang terbesar di antara mereka, yang membuat mereka kehilangan kenyataaan untuk mengalami pembaharuan yang ada di depan mereka (Luk. 22:34) tetapi Yesus telah memprediksi kegagalan mereka. Yesus  tahu keinginan Setan untuk melemahkan para muridnya dengan kegagalan mereka, berharap untuk membelokkan mereka dari apa yang Tuhan ingin anak-anakNya lakukan. Tetapi Yesus berdoa bagi kita sama seperti Dia berdoa bagi Petrus, Ia menaikkan syafaat bagi perlindungan kita (lihat Lukas 22:31-32, Roma 8:34, Ibrani 7:25). Bapa mengasihi kita dengan kadar cinta yang sama seperti Dia mengasihi AnakNya (Yoh. 17:23 & 26). Itu sebabnya kita dapat merasa aman, percaya diri, dan hidup dengan sukacita tanpa rasa takut. Kita bernilai jauh lebih berharga dari penampilan kita!

  1. Undangan Pembaharuan:   Yesus mengikuti Petrus dengan mengundangnya keluar dari perahu dan makan bersama dia. Disitulah Yesus menawarkan pembaharuan, dengan bertanya apakah Petrus mengasihi Dia. Yesus mengasihi Petrus, walaupun ia sudah gagal dan malu, dan dua kali menawarkan kepada Petrus untuk “Ikutlah Aku.” Kali terakhir Petrus melihat Yesus adalah setelah kegagalannya (Luk. 22:60) dan dia menangis dengan sedihnya. Kali ini Yesus memandang Petrus dan menawarkan pembaharuan kepadanya.

Bagaimana Allah mengasihi pengikutnya yang sudah gagal secara demikian? Doa syafaat yang dinaikkan Yesus selalu dijawab bagi mereka yang beriman kepada Kristus, karena ada satu doa Yesus yang tidak dijawab.  Ketika Yesus berada di taman Getsemani, Dia meminta kepada BapaNya untuk melewatkan cawan murka Allah sehingga Yesus tidak harus mati di atas kayu salib bagi dosa-dosa kita. Karena kasih Allah yang sedemikian besar bagi kita, Dia mengutus Yesus untuk mati bagi semua kegagalan kita. Yang Sempurna, Yesus yang tidak pernah gagal, menanggung semua rasa malu kita di atas kayu salib  untuk membayar semua dosa kita dan memberikan kepada kita tempat yang terhormat dan sempurna. Karena karya Kristus yang sempurna, kita dapat yakin berdiri di hadapan tahta kasih karunia Allah! Karya keselamatan Kristus yang sempurna menutupi semua kegagalan kita dan menawarkan masa depan dalam anugerahNya

Apakah realitas pembaharuan ini konsisten dengan seluruh isi Alkitab?  Ya. Roma 8 menjelaskan realitas ini, karena di dalamnya kita diingatkan akan adanya pembaharuan yang kita miliki dalam karya Kristus yang telah terjamin.  Pada awal pasal 8 kita diingatkan bahwa “tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” dan bagian akhir menyebutkan bahwa “tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus.” Roma 8 mengingatkan kepada kita bahwa karena karya Allah yang sempurna kit amenjadi anak-anak Allah yang mempunyai Roh Allah yang memampukan kita untuk keluar dari segala kegagalan kita dan datang kepada anugerah Allah, ketaatan serta kesetiaan Allah yang ditunjukkan oleh Yesus, sehingga kita dapat lebih lagi hidup bagi kemuliaan Allah! Tidak ada sesuatupun, bahkan kegagalan kita, yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

Ibrani 4:14-16 mengajarkan kebenaran yang sama. Bagian ini menjelaskan tentang kedalaman sejarah keterlibatan Allah dengan umatNya. Kita diingatkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang telah dicobai tetapi tidak berbuat dosa dank arena karyaNya kita dapat menghampiri tahta kasih karunia dengan penuh keberanian. Pasal 5-7 berbicara tentang tugas Yesus sebagai Pengantara, yang menunjukkan kepada kita bagaimana Dia dikorbankan menggantikan kita dan pergi sebelum kita agar kita dapat masuk ke tempat kudusNya, yaitu hadiran Allah yang Hidup. Karena karya Kristus kita memperoleh “jaminan sepenuhnya” melalui penerimaan Bapa, seperti ktia mendapat “pengharapan sampai selama-lamanya.”  

Kitab Ibrani mengingatkan kepada kita bagaimana Allah bekerja dari mulanya, sejak Ia memanggil Abraham yang dibenarkan di hadapan Allah bukan karena perbuatannya tetapi karena imannya (Kejadian 15:6). 

Ibrani juga menggambarkan dengan jelas bahwa tugas sebagai Pengantara sudah menjadi tugas keimaman sejak semula (Kejadian 14, yang menunjuk kepada Iman Melkisedek).  Penulis kitab Ibrani berjalan melalui janji-janji yang tertulis dalam Perjanjian Lama (khususnya Maz. 110) menunjuk kepada karya kesempurnaan Imam Besar Agung, dimana melalui Dia siapa yang beriman dapat memperoleh jaminan di hadapan Allah yang Maha Suci. Realitas bahwa “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21)  benar-benar merupakan kenyataan yang membangkitkan, memimpin kita kepada jaminan yang menolong kita menghadapi kegagalan dan rasa malu dan datang kepada pengharapan akan pembaharuan di dalam karya Kristus yang sempurna.  

Apa artinya bagi kita hari ini?
  1. Saat anda membaca kisah Petrus dan murid-murid lain yang kembali ke profesi lama mereka, apa maknanya bagi Anda? Mengapa mereka kembali menjadi penjala ikan? Kemana Anda berpaling setelah mengalami kegagalan?
  2. Mengapa Yesus mendatangi Petrus, berdiri di pinggir pantai dan mengundang Petrus untuk sarapan dengan Dia? Pelajaran apa yang anda peroleh dari respon Petrus?
  3. Mengapa sulit bagi kita untuk keluar dari rasa malu dan menerima persekutuan yang membaharui bersama Tuhan Yesus? Mengapa sulit bagi kita untuk merespon undangan Yesus untuk mengikut Dia, khususnya setelah kita gagal?
  4. Reverend Ed menjelaskan tentang besarnya kasih Allah bagi anak-anakNya, para muridNya, dan bertanya kepada kita apakah kita percaya bahwa Bapa mengasihi kita sama seperti Dia mengasihi AnakNya.  Apakah Anda percaya bahwa Tuhan mengasihi Anda apapun keadaan Anda? Atau, lebih baik, apakah Anda percaya Tuhan mengasihi anda berdasarkan apa yang telah dilakukanNya bagi anda?
  5. Seringkali Allah menggunakan kegagalan kita – lebih dari keberhasilan kita – untuk membentuk kita bagi pelayananNya. Kita diingatkan bahwa setiap kegerakan Allah yang besar didahului oleh kerendahan hati dan pertobatan, waktu dimana tembok-tembok diruntuhkan dan kita bersikap jujur terhadap diri sendiri dan dengan Allah. Allah ingin menggunakan kerapuhan kita untuk memulihkan lagi “cinta mula-mula” kita kepada Yesus, menyalakan lagi api rohani kita, berdamai dengan orang lain, dan membaharui hidup. Apakah anda percaya bahwa ada hidup yang dipenuhi oleh kekayaan dan kedalaman Allah yang tersedia bagi kita jika kita dapat jujur dengan segala kegagalan kita dan memeluk Kristus dengan iman? Menurut anda, bagaimana konsep ini dipraktekkan di dalam fakultas anda? Dapatkah anda mengampuni diri sendiri karena Kristus telah mengampuni Anda? 

Ambillah waktu untuk berdoa sesuai Roma 8.  Bagilah pasal ini ke dalam beberapa bagian dan bacalah sebagai doa bagi fakultas Anda.  Gunakan kata-kata Paulus untuk membimbing anda dalam penyembahan, pertobatan, pemulihan, dan pembaharuan.  Biarlah jaminan karya Kristus yang memerdekakan bekerja dengan bebas sehingga anda dapat memahami dimana Anda telah jatuh dan dimana Anda perlu dibaharui. TIDAK ADA sesuatupun yang dapat memisahkan Anda dari kasihNYA!

Kita perlu menyadari adalah kaum yang rapuh. Apakah kita akan mengatakan kepada Allah siapa kita sebenarnya? Apakah kita bersedia datang ke hadapanNya setelah kita gagal, untuk menerima pembaharuan oleh anugerahNya, sehingga kita bias hidup dalam kemerdekaan, gairah, dan sukacita mengiring Yesus? Atau apakah kita akan tetap berada di dalam “perahu”, terkubur dalam rasa malu dan berusaha menutupinya dengan sukses-sukses kecil kita?  Marilah kita memeriksa hidup kita secara individu dan secara kelompok. Dimana anda perlu jujur terhadap segala kegagalan anda dan karya Kristus yang sempurna dimana Anda dapat memperoleh pembaharuan dan penyegaran jiwa? 

Amin .. salam hangat dari Team Nafiri Kasih ..

Kamis, 21 Mei 2015

Buah Roh Penguasaan Diri

BUAH ROH: PENGUASAAN DIRI

“Tetapi buah Roh ialah...kelemahlembutan, penguasaan diri...” (Galatia 5:22-23) 

Penguasaan diri dalam bahasa Yunani: egkrateia berasal dari kata egkratês. Artinya: memiliki kuasa atau otoritas untuk mengarahkan, memerintah atau melarang diri sendiri terutama terhadap nafsu, keinginan besar, kegemaran, amarah, hasrat, emosi, kecanduan, egoisme. 

Sebuah peribahasa lama mengatakan "Lain waktu jika Anda menginginkan kue, makanlah wortel." 

Peribahasa itu dapat menjadi nasihat yang baik bagi orang yang sedang menjalani diet. Namun, orang-orang yang menyusun peribahasa ini mungkin hendak berbicara kepada kita bahwa mendisiplinkan keinginan kita saat tidak ada prinsip moral yang sedang dipertaruhkan, sebenarnya kita sedang mempersiapkan diri jika kelak menghadapi godaan dosa. 

Dalam bahasa Yunani sehari-hari, egkrateia dipakai untuk mengungkapkan sikap seorang Kaisar yang tidak pernah membiarkan kepentingan pribadinya mempengaruhi jalannya pemerintahan kerajaannya. Sikap seperti itulah yang membuat orang mampu mengendalikan diri sendiri, sehingga ia pantas untuk menjadi pelayan sesamanya. 

Melalui pimpinanNya, Roh Kudus menolong kita untuk dapat mengendalikan keinginan, desakan, nafsu dan selera kita.  Penguasaan diri tidak datang dengan otomatis tetapi melalui penyerahan diri kepada pimpinan Roh Kudus. 

SEBAB ALLAH MEMBERIKAN KEPADA KITA BUKAN ROH KETAKUTAN, MELAINKAN ROH YANG MEMBANGKITKAN KEKUATAN, KASIH DAN KETERTIBAN (II Timotius 1:7)

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih ..

Selasa, 12 Mei 2015

Cerdik Seperti Ular Namun Tulus Seperti Merpati

ilustrasi kristen

RENUNGAN KRISTEN

LAKUKAN BISNIS DENGAN CERDIK TAPI TANPA MELANGGAR ATURAN! 

Dalam  olahraga BASKET, ada istilah "STEAL".
STEAL artinya kemampuan untuk MENCURI BOLA yang sedang berada di tangan lawan.
Ketika seorg lawan sedang memegang, mengoper atau mengiringi bola, seorang pemain akan berusaha MEREBUT BOLA tsb.

Tapi caranya TDK BOLEH SEMBARANGAN. Jika SALAH PERHITUNGAN dalam melakukan STEAL, pemain tsb bisa dianggap melakukan PELANGGARAN & harus menerima HUKUMAN.

Pemain yang merebut tidak boleh MENYENTUH TANGAN lawan.
Diperlukan KEGESITAN, KECERMATAN & KECERDIKAN untuk bisa merebut bola.
MENCURI bola lawan, tapi TDK BOLEH melanggar aturan. Itulah SULITNYA melakukan STEAL.

Dalam BERBISNIS kita perlu CERDIK, namun kita harus melakukannya dengan CARA YG BENAR.
CERDIK, TAPI TDK BOLEH LICIK & MELANGGAR ATURAN.
Inilah maksud TUHAN agar kita CERDIK seperti ular namun TULUS seperti merpati.

Dengan CARA KERJA seperti ini, maka dunia tidak akan bisa MEMPERSALAHKAN kita, sebab kita melakukannya dengan CARA YG BENAR.

Bagaimana dengan Anda? Ditengah-tengah SERIGALA, jangan sampai menjadi DOMBA YG BODOH, sebab Anda akan jadi SANTAPAN EMPUK bagi mereka.

Jadilah org yg BERHIKMAT sekaligus BERKARAKTER.
BERBISNIS HRS CERDIK, TAPI KITA HARUS MELAKUKANNYA TANPA MELANGGAR ATURAN. 

1 Petrus 2:12 <Milikilah cara hidup yang  baik ditengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatan mu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.>

(Baca juga Matius 5:16 & 10:16; Filipi 2:15 & 1 Petrus 4:4)  Selamat berkarya bagi TUHAN. 

Semoga bermanfaat, salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Minggu, 10 Mei 2015

GKI Gading Serpong - Khotbah 10 Mei 2015


Pembicara : Pdt Benny Solihin (dosen SAAT)
Tema : MENJADI UTUSAN ALLAH
Firman : Kisah Para Rasul  6 : 3-5 dan 8 : 26-40

KUNCI UTAMA SEBUAH KEBERHASILAN MISI PENGINJILAN ADALAH HATI YANG TAAT PADA PIMPINAN ROH ALLAH

Seandainya Allah tidak punya misi penyelamatan manusia atas kuasa dosa, maka tidak ada satu orangpun didunia ini yang akan selamat, semua akan binasa termasuk saudara dan saya.
Kita akan tetap tinggal didalam kuasa dosa yang membelenggu hati dan pikiran, kita ingin lepas dari dosa namun tidak bisa dan tidak mampu.
Karena manusia telah dicengkeram oleh dosa, menjadi budak dosa tanpa daya. 

Kita seringkalai merasa jijik dengan dosa namun kita tidak mampu untuk menghindari dosa itu.
Tetapi syukur kepada Tuhan, kasih Allah yang begitu besar telah mendorongNYA untuk mengorbankan AnakNYA yang Tunggal yaitu Yesus Kristus melakukan MISI PENYELAMATAN manusia dari cengkeraman dosa dan hukuman maut, walaupun hal itu harus dibayar dengan sesuatu yang sangat mahal yaitu Anak Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk mati secara mengerikan diatas kayu salib.
Kematian Yesus merupakan kutuk yang luar biasa , itu menandakan sekaligus betapa dahsyatnya dosa. 
Inilah jalan satu-satunya supaya manusia beroleh selamat, andaikan ada cara lain , Allah tidak akan mengorbankan dan mempermalukan AnakNya seperti yang dijalani oleh Yesus.

Kematian Yesus bukan akhir dari segalanya , pada hari yang ketiga Dia bangkit .. dan menunjukan diriNya kepada beberapa orang juga murid-muridNya dan kemudian Dia naik kesurga. Sebelum Dia naik kesurga, Yesus memberikan pesan , yang kita sebut dengan Amanat Agung : " pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus "
Ini adalah suatu perintah yang dikatakan kepada para muridNya , tetapi diwariskan kepada Anda dan saya , suatu perintah yang merupakan Hak Istimewa bagi setiap orang percaya.
Karena kita diberi tanggung jawab , suatu misi penyelamatan manusia , ini bukan kristenisasi tetapi perintah untuk penyelamatan jiwa manusia .
Untuk melaksanakan amanat diatas, banyak gereja telah melakukan program-program yang mendukung hal tersebut dengan dana yang tidak sedikit , tetapi pada kenyataannya banyak gereja yang gagal, pertanyaannya kenapa gagal ?
Masalah nya terletak pada kunci utama yang tidak disadari . Misi penyelamatan manusia tidak dimulai dari suatu program yang bagus dan dana yang besar, tetapi dimulai dari suatu hati yang sungguh-sungguh taat untuk melakukan perintah Tuhan ini. Kalau ada yang punya hati seperti ini, maka cepat atau lambat hidup orang itu akan mempengaruhi sekelilingnya. Hati yang taat inilah yang langka sepanjang sejarah gereja.

Ada tiga pertanyaan yang dapat saudara jawab saja dalam hati masing-masing :

1. Dalam satu tahun belakangan ini, apakah saudara pernah menyaksikan kepada satu atau dua orang tentang bagaimana hidup saudara diubah oleh Tuhan Yesus ?

2. Dalam satu tahun belakangan ini, apakah saudara pernah menginjili satu atau dua orang agar mereka percaya kepada Yesus Kristus ?

3. Dalam satu tahun belakangan ini adakah saudara pernah mengajak satu atau dua orang bahkan menjemput mereka untuk datang beribadah di gereja ?

Sesungguhnya banyak orang kristen yang tidak melakukan hal tersebut diatas, banyak orang kristen yang tidak antusias mengabarkan Yesus sumber keselamatan bagi manusia .
Tugas memberitakan Yesus juruselamat dunia adalah tugas setiap orang percaya.

Belakangan banyak gereja-gereja yang mengeluh kekurangan pendeta , secara statistik sangat sedikit orang yang mau menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan , bahkan banyak kali orang tua yang walaupun dia aktivis ataupun majelis sekalipun yang melarang anaknya masuk sekolah pendeta.
Itu juga menunjukan bahwa sebenarnya kita kurang menghargai Yesus yang sudah mati menyelamatkan kita, pengorbanannya yang begitu besar. Tidak heran kalau Injil itu begitu lambat menjangkau jiwa-jiwa yang perlu diselamatkan, dalam keadaan seperti ini marilah kita simak suatu kisah yang menarik dari Filipus.

Filipus bukan salah satu dari duabelas murid Yesus, dia tidak terhitung didalam rasul, dia hanya orang awam yang diangkat jadi diaken. Dia juga bukan pengkotbah besar seperti Petrus ataupun misionaris besar seperti Paulus yang dipilih Allah untuk menginjili orang-orang non Yahudi.

Ketika raja Herodes menganiaya orang-orang kristen, maka tercerai berailah orang-orang kristen itu , termasuk Filipus. Filipus pergi ke Samaria , di sana Filipus mengabarkan Injil , terjadi mujizat ketika Filipus mengabarkan injil di Samaria , orang yang kerasukan setan dibebaskan, roh-roh jahat keluar dan berteriak dengan suara keras, orang-orang lumpuh dan timpang disembuhkan. Orang banyak di Samaria menjadi saksi betapa kuasa Yesus yang diberitakan oleh Filipus itu, mereka pulang dengan menerima Yesus dan mengakui dosa-dosa mereka agar mereka diselamatkan oleh berita Injil itu.
Filipus menjadi terkenal di Samaria , setelah dia terkenal , apa yang Tuhan mau bagi Filipus ? , ayat 26 mengatakan bahwa Tuhan memerintahkan Filipus untuk pergi ke "jalan yang sunyi" .
Filipus taat pergi kejalan sunyi seperti yang dimaksud Tuhan, walaupun perintah itu tidak jelas tujuannya .. biasanya Tuhan akan memberikan perintah yang jelas tujuannya seperti kepada Musa, Tuhan mengutus Musa kepada Firaun untuk membebaskan bangsa Israel keluar dari Mesir , atau kepada Yunus , bangkit pergilah ke Ninewe , berserulah kepada mereka karena kejahatan mereka telah sampai kepadaKu .
Tetapi kepada Filipus Tuhan tidak memberitahukan untuk apa kejalan yang sunyi itu.

Tidak ada perdebatan dan perbantahan dari Filipus, dia menurut saja apa yang diperintahkan Tuhan. Tidak seperti saya ketika Tuhan panggil untuk menjadi hambaNya , butuh dua tahun untuk bergumul.
Filipus orang yang dipenuhi Roh, ketika Tuhan perintahkan dia tidak membantah . Orang yang dipimpin Roh , menyadari bahwa hikmatnya itu terbatas, tetapi hikmat Allah tidak terbatas. Filipus menyadari bahwa perintah Allah walaupun tidak jelas , dia menyadari bahwa itu adalah kedaulatan Allah, Dia pencipta dan kita ciptaan. Orang yang dipimpin Roh menyadari bahwa yang diminta Allah adalah hati yang mutlak taat.


Tetapi kemudian muncul satu orang , yaitu sida-sida dari Eutopia .. sida-sida adalah orang yang dikebiri demi suatu jabatan tertentu yang berhubungan dengan selir raja , supaya tidak bisa selingkuh.
Orang yang rela diperlakukan seperti itu adalah seorang pejabat yang sudah kehilangan harga diri, tujuan hidupnya adalah kekayaan, jabatan tidak peduli dikebiri juga mau. Oleh karena orang-orang Yahudi membuat aturan tidak memperbolehkan sida-sida masuk dalam kumpulan jemaat karena dianggap najis.
Perjumpaan Fili[us dengan sida-sida itu seharusnya membuat Filipus frustasi , kalau dianalogikan keadaan saat ini , kita bisa merasa risih juga kalau tiba-tiba serombongan preman, waria dan eks kriminal berbakti bersama-sama diruangan yang sama dengan kita, kita mungkin berpikir mereka seharusnya tidak disini.

Diceritakan dalam kisah itu, sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya dan dalam perjalanan pulang dari beribadah di Yerusalem . Sida-sida yang merasa dirinya kotor, berdosa dan tidak layak itu sedang mencari KEBENARAN.
Roh Kudus menggerakan Filipus untuk mendekati sida-sida itu , perintah Tuhan kepada Filipus dari yang tidak jelas sekarang menjadi jelas yaitu menggiring Filipus kepada sida-sida yang dianggap kotor dan najis dan Filipus TAAT.
Terjadi dialog antara Filipus dan sida-sida, "mengertikah tuan apa yang tuan baca ?" kata Filipus , jawab sida-sida itu "bagaimana aku bisa mengerti kalau tidak ada yang menjelaskan" , kemudian Filipus naik kekereta itu dan duduk disamping sida-sida  untuk menjelaskan.

Nas yang dibaca sida-sida itu berbunyi sebagai berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya, keadilan tidak diberikan kepada-Nya; siapa yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.

Lalu kata pejabat istana itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapa nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?”

Sida-sida itu ingin tau nabi tsb itu berbicara tentang siapa, hal tersebut merupakan sesuatu yang mengejutkan dan tidak pernah diduga oleh Filipus. Sida-sida yang dianggap najis dan kotor itu MENCARI KEBENARAN.
Ini juga yang seringkali luput dari pandangan kita, bahwa mereka yang terbuang dan dianggap sampah masyarakat mempunyai kerinduan untuk hidup benar dimata Tuhan.
Saya percaya bahwa ada saja preman, orang jahat dan sampah masyarakat yang punya kerinduan untuk hidup benar. Tetapi siapakah yang mau menjangkau mereka ? Padahal penebusan Allah juga termasuk kepada orang-orang yang dianggap sampah masyarakat.

Ketika orang farisi menganggap pemungut cukai itu sampah masyarakat dan Yesus datang mendekati Matius si pemungut cukai dan berkata "ikutlah Aku" .. mata Yesus tertuju kepada orang-orang yang tidak layak dan dianggap sampah masyarakat. Hanya orang sakit yang memerlukan dokter, kata Yesus.
Justru kalau orang yang menganggap dirinya tidak berdosa, maka penebusan Yesus tidak akan efektif.
Semua orang yang berdosa adalah objek kasih Allah.

Maka ketika Filipus mulai berbicara kepada sida-sida itu, ayat yang ditanyakan memang mengenai Yesus Kristus, melalui ayat itu Filipus membawa kepada puncak INTI MISI PENGINJILAN yaitu PENYELAMATAN MANUSIA DARI DOSA .. yaitu YESUS KRISTUS.
Ini yang tidak boleh terganti didalam kita menyampaikan Injil , tidak cukup menunjukan kita orang baik yang mengasihi seseorang, memperhatikan sesama , ramah dan lain sebagainya .. itu semua baik .. tapi akhirnya tetap inti yang kita sampaikan adalah Kristus satu-satunya jalan dimana manusia bisa diterima oleh Allah.
Ini bukan kristenisasi , apapun agama seseorang yang terpenting dia tahu dan mau beriman bahwa Yesus adalah Juruselamat.
Amanat agung ini bukan kristenisasi , tetapi misi untuk menyatakan bahwa keselamatan hanya ada didalam Yesus Kristus.

Sebelum Yesus mengatakan "Jadikanlah semua bangsa muridKu" , Yesus telah mengatakan "seluruh kuasa telah diberikan kepadaKU".
IA telah bangkit, kuasa kebangkitan itu juga mengiringi kita, tetapi diperlukan langkah lanjut yaitu percaya kepada pimpinan Roh Allah untuk menyampaikan kabar sukacita ini yaitu Injil.
Kekuatan kita bukan berdasarkan kepandaian atau kehebatan kita tetapi KETAATAN kita didalam menghantarkan kuasa Roh Tuhan.
Penginjilan adalah kerja kuasa Roh Kudus. Termasuk ketika naik mimbar , biarlah kita berdoa kita tidak berbicara dengan kekuatan manusia tetapi dengan keyakinan dan kekuatan Roh Kudus.
Kita semua cuma alat yang tidak mampu berbuat apa-apa dan Roh Kudus yang memampukan , ini yang harus kita sadari , ini yang membuat kita berani.
Roh Allah yang mampu menghancurkan semua superior , intelektual dalam diri manusia, inilah yang dilakukan oleh Filipus. Karena Roh Allah bekerja maka sida-sida itu mau dibaptis.

Ketika kuasa kebangkitan Yesus bercampur dengan Firman Tuhan maka tidak ada lagi yang bisa menghalangi. Kalau Tuhan sudah buka pintu hati itu maka tidak ada yang bisa menutup.
Jadi jangan minder didalam kita menyampaikan Injil , karena kekuatan Roh Kudus yang akan memampukan kita dan bekerja, tugas kita hanya taat kepada perintahNya saja.

Mengapa orang-orang yang menghadapi eksekusi mati seperti Andrew Chen dan kawan-kawan dapat bernyanyi dan menolak ditutup matanya ketika menjalani eksekusi mati ? .. baca juga Mengapa Mereka Bernyanyi Dihadapan Eksekusi Mati ?  kekuatan apa yang memampukan mereka ? mengapa mereka berubah ? ya karena ada orang yang menyampaikan Injil kebenaran kepada mereka, bukan kristenisasi tetapi penyelamatan jiwa seseorang dari hukuman kekal dineraka.

Dengan kuasa Roh Allah , tidak cukup kita hanya berteman baik dengan orang lain dan berbuat baik dengan semua orang, ujung-ujungnya kita harus mau mengatakan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan. Katakan itu pada orang-orang yang dekat dengan kita , saudara, sahabat, teman, rekan bisnis dan siapa saja .. mereka butuh jalan keselamatan.

Amin .. salam Injil  dari team Nafiri Kasih.






















Jumat, 08 Mei 2015

Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya

ilustrasi kristen

PEMBENTUKAN KARAKTER & KEPRIBADIAN

Pada masa kerajaan Tiongkok kuno, hiduplah seorang PM bernama Tian Ji yg terkenal sangat cerdas dan cekatan dalam bekerja.

Suatu hari, Tian Ji ditawari 100 tael emas dari salah seorang koleganya.
Tian Ji menolak, namun karena koleganya terus memaksanya, akhirnya Tian Ji terima dengan berat hati.

Sesampainya di rumah,Tian Ji menyerahkan emas itu kepada ibunya.
Ibunya langsung marah & bertanya,
"Kamu merampok uang atau mendapat suap karena jabatanmu ?
Sebagai seorang terpelajar seharusnya kamu tidak akan mengambil apapun yg bukan milikmu.
Kamu bertanggung jawab terhadap negeri ini & harus menjadi contoh yg baik bagi semua orang.
Kamu tlah berkhianat pada rakyat & amanah yg tlah di berikan kepadamu.
Kamu benar² mengecewakanku.
Kembalikan emas itu & mintalah hukuman kepada raja."

Tian Ji  menghadap raja, menceritakan pengalamannya & mengakui kesalahan yg tlah di perbuatnya.
Dia meminta hukuman.
Namun sang Raja malahan memuji betapa hebatnya ibu Tian Ji dalam mendidik anaknya.
"Seorang ibu yg berkarakter melahirkan anak yg berkarakter pula.
Sekarang aku tidak kuatir lagi,tak akan ada penyimpangan di negeri ini,karena engkau punya ibu yg luar biasa.
Aku mengampunimu Tian Ji."

Seperti kata pepatah,
"BUAH TAK AKAN PERNAH JATUH JAUH DARI POHONNYA",
yg berarti karakter anak tidak jauh berbeda dgn ortu nya.

Hal itu bukan hanya di sebabkan oleh faktor warisan genetika saja, t a p i karena mereka selalu MENIRU PERILAKU kita se-hari².
Bagaimana CARA kita BERPIKIR & BERTINDAK, akan sangat berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak anak kita.

Pendidikan dalam rumah tangga adalah sesuatu yg sangat penting.
Karena itulah, kita harus mendidik mereka dgn benar.
Jadilah TELADAN yg baik bagi mereka.
Tanamkanlah sikap yg baik dalam diri mereka, sehingga KARAKTER mereka bertumbuh & memiliki INTEGRITAS.

”Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.“
(Amsal 12:1)

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Rabu, 06 Mei 2015

Siapakah Yang Anda Andalkan ?


Pemulihan di dalam Gembala yang Sejati!       Yehezkiel 34       

Bahasan diambil dari Kitab Yehezkiel dengan membahas Yehezkiel 34. Yehezkiel adalah nabi bagi umat Allah ketika bangsa itu ada dalam pembuangan, dan nas ini menggarisbawahi pengharapan bagi pemulihan yang dimiliki umat Allah dengan mengarahkan mereka kepada sumber pemulihan yang sejati. 

Umat Allah telah memberontak dari rancangan-Nya bagi kehidupan di negeri Israel, dan sebagai hukumannya, Tuhan telah mengusir Israel dari tanah itu. Namun, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada Israel dengan tidak membatalkan ikatan perjanjian-Nya (covenant) dengan mereka, memberitahukan salah satu alasan utama bagi pembuangan, dan mengarahkan mereka kepada satu-satunya pengharapan bagi pemulihan sejati. 

Yehezekiel 34 menunjukkan kegagalan dari para pemimpin-gembala Israel sekaligus memberikan pengharapan bagi pemulihan yang sejati kepada umat Allah. Kesetiaan Perjanjian Tuhan didemonstrasikan di dalam kasih dan belas kasihan-Nya sebagai gembala, yang ditunjukkan melalui kehidupan dan kepemimpinan Sang Gembala yang Sejati, Yesus Kristus. 

  1. Gembala Israel benar-benar jahat (34:1-4): Para pemimpin Israel mengeksploitasi orang-orang yang mereka pimpin dengan memberi makan diri mereka sendiri dan bukan bangsa mereka, dan bahkan tidak membagikan daging yang seharusnya mereka bagikan dari persembahan-persembahan korban di Bait Allah. Mereka mengabaikan orang-orang yang mereka pimpin dengan tidak menguatkan orang yang lemah, tidak menyembuhkan orang sakit, tidak mencari orang yang terhilang atau tersesat, dan tidak membalut orang yang terluka. Akhirnya, mereka membuat orang-orang yang mereka kuasai menjadi putus asa karena “kekerasan dan kekejaman” seperti seorang Firaun (34:4, bandingkan Keluaran 1:13-14). Para gembala Israel hidup seakan-akan mereka berada di atas hukum Allah dan mereka benar-benar adalah para pemimpin yang jahat.

  2. Gembala yang jahat akan memiliki domba-domba yang SEDIH (SAD sheep)(34:5-6): Domba-domba yang sedih (SAD) sebenarnya rentan atau ‘Susceptible’ karena dibiarkan ada di dalam posisi-posisi yang tidak aman/rawan, terpencar dan menjadi mangsa yang empuk bagi predator. Domba-domba yang sedih juga sendirian atau ‘Alone,’ tersesat di perbukitan, dan tanpa arah atau ‘Directionless’ karena tidak ada gembala yang mau merawat atau memimpin mereka. Domba-domba yang sedih terlihat sedih dan Anda bisa melihat keefektifan seorang pemimpin/gembala dari kondisi domba-domba mereka, domba-domba yang mereka pimpin. Bangsa Israel telah menjadi SAD/sedih di bawah para pemimpin Israel.

  3. Gembala yang Baik menentang para gembala yang jahat & akan menyelamatkan serta memulihkan domba-domba-Nya (7-10): Tuhan berfirman secara langsung kepada para pemimpin-gembala Israel melalui sang nabi dan Ia berfirman dengan sangat jelas– karena keadaan yang menyedihkan/SAD dari domba-domba-Nya, maka Tuhan menentang gembala-gembala-Nya. Tuhan akan berjalan menentang para gembala umat-Nya yang jahat dan Ia akan menyelamatkan dan memulihkan umat-Nya. Yesus adalah Gembala yang baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yohanes 10:11). Ia mengasihi domba-domba-Nya dan berbelas kasihan kepada mereka (Matius 9:36). 

Kita sering mencari keselamatan dan pemulihan dari manusia dan hal-hal yang ada di dalam dunia ini. Hasilnya? Kita menyembah apa yang disembah oleh dunia ini dan kita berkuasa sebagaimana dunia ini berkuasa. Secara alkitabiah, ini adalah penyembahan berhala. Umat Allah diperintahkan untuk tidak memiliki allah lain di hadapan Tuhan (Lihat 10 perintah Allah dalam Keluaran 20 dan Ulangan 5) karena Tuhan telah menebus umat-Nya (Keluaran 20:1)! Yesus mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa melayani dua tuan (Matius 6:24) yang berarti kita tidak bisa menyembah Tuhan dan juga allah lain. Allah palsu dari dunia kita berusaha memikat kita (Ulangan 4:19) dan manusia menyembah apa yang diciptakan ketimbang Pencipta kita (lihat Roma 1). Alkitab mengajarkan bahwa kita akan menjadi seperti apa yang kita sembah (Mazmur 115:8) dan sebagai anak-anak Allah, kita harus menjauhkan diri dari berhala (1 Yohanes 5:21) sehingga kita akan menjadi serupa dengan Tuhan kita, yang menciptakan dan menebus kita. 

Ilah-ilah dari budaya kita dibuat oleh tangan manusia (Mazmur 135:15-18) dan tidak akan pernah memuaskan atau memenuhi janji-janji mereka (Yesaya 44:9-20). Sebelumnya, ketika kita tidak mengenal Allah, kita diperbudak sehingga menyembah ilah-ilah dari kebudayaan kita (Galatia 4:8) dan kita meninggalkan kasih Allah dan datang kepada berhala-berhala itu (Yunus 2:8). Kini kasih Allah telah membebaskan kita untuk mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati, pikiran, dan jiwa kita dan untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (Roma 5-8). Para pemimpin Israel menunjukkan semua tanda yang menunjukkan penyembahan terhadap allah lain selain Tuhan, tetapi bagaimana sang Allah yang adil dapat menyelamatkan umat yang memberontak yang pemimpinnya menolak Tuhan serta rancangan-Nya bagi kehidupan di negeri itu? 

Tuhan adalah pemimpin sejati yang dibutuhkan umat-Nya, yang menjalani kehidupan yang sempurna untuk mewakili kita dan menanggung kematian yang selayaknya kita alami (Sang Gembala yang Baik menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya – Yohanes 10:11). Tuhan menunjukkan sejauh mana Ia akan memperbaiki kepemimpinan yang jahat dari para gembala Israel di dalam bagian berikutnya dari pasal 34, ketika sang nabi menjelaskan cakupan dari tindakan Allah bagi umat-Nya, dengan menawarkan penyelamatan dan pemulihan sejati hanya di dalam Dia: Aku sendiri yang akan mencari domba-domba itu (11); Aku akan mencari dan Aku akan menyelamatkan domba-domba-Ku (12), Aku akan membawa mereka keluar dari hadapan si musuh dan Aku akan memberi makan mereka (13); Aku akan menyediakan bagi mereka makanan-makanan yang terbaik (15); Aku sendiri akan menjadi gembala mereka dan Aku akan memberikan kepada mereka perhentian dan pembaruan (16); Aku akan mencari yang hilang. Aku akan membalut yang terluka. Aku akan menguatkan mereka yang lemah & Aku akan menghukum mereka yang menyalahgunakan kekuatan mereka, dan Aku akan menyediakan keadilan sebagai makanan mereka (16); Aku akan menghakimi para gembala palsu yang mementingkan diri sendiri (17-19); Aku sendiri yang akan menjadi hakim (20- Lihat Matius 25); Aku akan menolong (22); Aku akan mengutus Gembala-Ku yang kekal, hamba-Ku Daud, dan Ia akan memberi makan domba-domba-Ku (23); Aku akan mengadakan perjanjian damai (25); Aku akan membuat mereka menjadi berkat dan Aku akan mengirim mereka ke lembah-lembah yang subur (26); Mereka akan tahu bahwa Akulah Tuhan ketika Aku mematahkan kuk penindasan mereka (27); Aku akan menyediakan kebutuhan mereka (29); Aku akan ada bersama mereka (30); Akulah Allah mereka, demikian firman Tuhan (31).

Perjanjian kasih Gembala kita yang baik itu mendesak kita untuk meninggalkan segala berhala dari kehidupan kita, dari komunitas dan kebudayaan kita, serta berbalik kepada-Nya. Ia tetap setia sementara kita tidak setia (2 Timotius 2:13). 

Apa makna dari semua ini bagi kita saat ini?
  1. Ketika Anda membaca 34:1-10, apa saja ciri dari kepemimpinan yang jahat di satu pihak serta para domba yang sedih/SAD di pihak lain, yang Anda lihat menjadi suatu godaan yang secara khusus ada di sini di UPH?
  2. Mitchell mengawali renungan ini dengan menyatakan bahwa suatu bangsa yang korup memiliki kepemimpinan yang korup. Apakah Anda percaya dengan hal ini? Mengapa demikian, atau mengapa tidak? Bagaimana hal ini memaksa Anda untuk memeriksa kepemimpinan Anda sendiri?
  3. Perhatikan saat-saat ketika diri Anda sendiri seakan-akan menjadi seekor “domba yang “sedih,” yang mengembara meninggalkan kawanan domba Anda, tidak berdaya dan tersesat. Bagaimana Tuhan mencari, memperbarui, dan memulihkan Anda saat itu?
  4. Di dalam kepemimpinan kita, kita harus dipimpin oleh Kristus, dan mengikuti sang Gembala yang baik. Berhala-berhala apa saja yang mesti Anda tinggalkan supaya Anda bisa berkata kepada para mahasiswa dan orang-orang lain yang Anda pimpin, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus”?
  5. Mengapa sulit sekali bagi kita untuk meninggalkan berhala-berhala kehidupan dan kebudayaan kita serta berbalik kepada Sang Gembala yang Sejati demi kepemimpinan dan kehidupan kita? Apakah Anda lebih mempercayai kuasa dari allah palsu ketimbang kepada kuasa satu-satunya Allah yang sejati? 

Ketika Anda meninjau pelajaran hari ini dari Yehezkiel 34, ubahlah hal itu menjadi suatu doa pribadi Anda serta doa bagi komunitas Anda. Pujilah (Adore) Tuhan karena kasih perjanjian-Nya, kesetiaan-Nya yang teguh yang tidak meninggalkan Anda saat Anda memberontak. Akui (Confess) ketika Anda tidak setia dan berpaling kepada berhala-berhala kebudayaan kita dan bukan kepada Raja dari umat kita. Ungkapkan secara spesifik pertobatan Anda. Bersyukurlah (Thank) kepada Tuhan karena pengampunan dan belas kasihan-Nya sementara Anda memohon kekuatan di dalam kepemimpinan Anda sendiri, praktik Anda di fakultas, serta Universitas kita secara umum.

Faktanya adalah para berhala tidak pernah memenuhi apa yang mereka janjikan. Bahkan, sebagaimana yang kita saksikan di dalam kehidupan orang Israel, jika kita mengikuti berhala-berhala kebudayaan kita, justru yang kita alami adalah kehancuran dan guncangan. Komunitas Anda akan menerima manfaatnya jika Anda mengambil waktu untuk mengakui di hadapan orang lain tiga berhala yang ada dalam kehidupan Anda yang lebih Anda percayai daripada Sang Gembala yang Sejati. Sebutkan BAGAIMANA Anda bisa meninggalkan berhala-berhala ini dan apa artinya bagi Anda jika Anda berpaling KEPADA Tuhan.

Amin .. semoga bermanfaat

Salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Selasa, 05 Mei 2015

Mengapa Mereka Bernyanyi Dihadapan Eksekusi Mati ?


Mengapa Mereka Benyanyi Dihadapan Eksekusi Mati?

Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

"Mengapa mereka bernyanyi di hadapan eksekusi mati, Pak Pendeta?"  demikian bunyi sebuah pesan di inbox akun facebook saya.  "Apakah Pak Pendeta tahu laguAmazing Grace yang mereka nyanyikan di hadapan para eksekutor yang mengarahkan senjata api pada mereka?"

Beberapa pemberitaan media massa di dalam dan luar negeri mengisahkan tentang para terpidana mati yang bersama-sama menyanyikan laguAmazing Gracedan dilanjutkan dengan lagu Bless the Lord O My Soul. Dengan mata tetap terbuka mereka menyanyikan lagu ini hingga senjata api menyalak dan kematian pun menjemput.

Mengapa mereka bernyanyi di hadapan hukuman mati?  Saya tidak tahu pasti.  Saya tak pernah bersentuhan langsung dengan para terpidana mati ini.   Saya hanya membaca kesaksian dari rohaniwan yang mendampingi dan dari sesama narapidana yang pernah menjadi rekan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. 

Hidup duobali nineberubah dalam perjumpaan dengan Yesus Kristus selama dalam penjara.  Di media online ada banyak kisah tentang para terpidana mati ini, khususnya Andrew Chan.  Ada sebuah percakapan menarik yang dirilis oleh situs dailytelegraph :
Rothfield:How do you handle ur situation. I couldn’t sleep if it was me. (Bagaimana kamu mengatasi situasi ini.  Saya tidak dapat tidur jika ada dalam situasi seperti itu.)Chan:Honestly Jesus. Basically 10 years ago I was going to kill myself. Something happened, something I never believed in my whole entire life. That there is a God and he existed and he is real.(Sejujurnya Yesus.  Pada dasarnya 10 tahun yang lalu saya akan bunuh diri.  Sesuatu terjadi, sesuatu yang tidak pernah saya percayai seumur hidup saya.  Ada Tuhan dan Ia ada dan Ia nyata)

Mengapa mereka bernyanyi di hadapan hukuman mati?  Bagi Andrew Chan mungkin itu adalah nyanyian proklamasi imannya.  Penemuannya di dalam penjara bahwa Allah bukan sekadar ada, tetapi nyata kasih-Nya melalui Yesus Kristus.  Kesadaran akan kehadiran Allah yang telah menopang dan mengubahkan hidup Andrew Chan selama sepuluh tahun ada di penjara.  Perubahan yang disaksikan sesama tahanan dan para penjaga penjara. 
Chris Makin, seorang penulis untuk biblesociety.org,  yang  berkesempatan mengunjungi Andrew Chan dalam penjara Kerobokan, Bali menulis : “Currently Andrew leads the Christian church inside Kerobokan prison. From preaching to worship leading, pastoring to evangelism, he uses his days in service of the Lord. To ensure the longevity of the ministry in the prison, Andrew is training leaders to carry on the work of the Lord in Kerobokan.”  (Saat ini Andrew memimpin gereja Kristen di dalam penjara Kerobokan.  Dari berkhotbah sampai memimpin pujian, menggembalakan sampai menginjili, ia menggunakan hari-harinya untuk melayani Tuhan.  Untuk memastikan keberlangsungan pelayanan dalam penjara, Andrew melatih para pemimpin untuk melanjutkan pekerjaan Tuhan di Kerobokan).

Dalam sebuah wawancara yang dimuat sebuah media, Andrew Chan mengungkapkan pergumulannya setelah mendengar berita bahwa ia dijatuhi hukuman mati.  “When I got back to my cell, I said, ‘God, I asked you to set me free, not kill me.’ God spoke to me and said, ‘Andrew, I have set you free from the inside out, I have given you life!’  From that moment on I haven’t stopped worshipping Him. I had never sung before, never led worship, until Jesus set me free”   (Ketika saya kembali ke dalam sel penjara, saya berkata,’ Tuhan, saya meminta untuk membebaskan saya,  bukan membunuh saya.’  Tuhan berbicara kepada saya,’ Andrew,  Aku tela membebaskanmu dari dalam keluar, Aku telah memberikanmu hidup!’  

Dari saat itu, saya tidak pernah berhenti memuji-Nya.  Saya tidak pernah bernyanyi sebelumnya,  tidak pernah memimpin pujian, sampai Yesus membebaskan saya.”Nyanyian adalah ekspresi pengalaman iman.  Bukankah di hadapan kematian tak ada bekal apapun yang dapat kita bawa selain dari iman? Iman yang menggerakkan hati dan bibir untuk bernyanyi dan memuji-Nya bahkan di hadapan hukuman mati.

Mengapa mereka bernyanyi Amazing Gracedi hadapan eksekusi mati?  Amazing Grace adalah sebuah lagu pujian populer ratusan tahun dalam komunitas Kristen.  Kekuatan lagu ini barangkali terkait dengan pengalaman bersama sebagai orang percaya : di dalam kesalahan dan keberdosaan, kasih karunia Allah itu nyata.  Lagu ini ditulis oleh John Newton (1725–1807), seorang penjual budak, penjudi dan pemabuk yang menyadari kebesaran kasih karunia Allah di dalam hidupnya.  Setelah pertobatannya, dalam jatuh bangun kehidupan imannya, Newton akhirnya memutuskan untuk melayani Tuhan sebagai pendeta.

Silakan menyimak bait pertama dari laguAmazing Grace
Amazing Grace, how sweet the sound, That saved a wretch like me. I once was lost but now am found, Was blind, but now I see
Terjemahan bebas tanpa memperhitungkan notasi adalah :  Kasih karunia yang menakjubkan.  Betapa Indah terdengarnya.  (Kasih Karunia) yang menyelamatkan orang jahat seperti saya.  Saya pernah terhilang, namun kini ditemukan.  Buta, namun kini melihat.

Mengapa mereka bernyanyi Amazing Gracedi hadapan eksekusi mati?  Barangkali lewat lagu ini mereka ingin mengungkapkan kesadaran akan kelamnya perjalanan hidup, sekaligus cerahnya kasih dan pengampunan Tuhan.  Di hadapan hukum mereka dinyatakan bersalah.  Eksekusi mati adalah ganjaran yang bagi sebagian orang dianggap adil atas kesalahan tersebut.  Hanya di hadapan Tuhan, mereka dapat memohon bukan keadilan, tetapi pengampuan-Nya.  Barangkali itulah alasan mengapa mereka bernyanyi Amazing Grace : ketika pengampunan itu tak mereka dapatkan dari manusia,  satu-satunya harapan mereka adalah Sang Pencipta Kehidupan.

Mengapa mereka bernyanyi  Amazing Grace di hadapan eksekusi mati?  Barangkali mereka sedang merayakan pengampunan Tuhan, Sang Pencipta  kehidupan, di tengah hukuman mati yang diputuskan oleh sesama manusia.

Para terpidana mati itu bukanlah pahlawan.  Mereka telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan.  Mereka telah ikut berkontribusi merusak kehidupan orang-orang lain.  Mereka adalah penjahat.  Sama seperti penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.Seorang penjahat yang menyadari kesalahannya menegur rekannya,” Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."  Kemudian, ia menatap Yesus dan memohon, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Kepada penjahat yang mengakui kesalahannya ini, Yesus menjawab,” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Amazing grace.  How sweet the sounds.

Amin ... salam hangat dari team Nafiri Kasih.

*)  Wahyu ‘wepe’ Pramudya adalah pendeta GKI Ngagel Surabaya.


Minggu, 03 Mei 2015

GKI Perniagaan Khotbah 3 Mei 2015

gki perniagaan

GKI PERNIAGAAN

Tema : MELEKAT PADA KRISTUS
Pembicara : Pdt Lie Nah
Nats : Yohanes 15 : 1-8

Suatu kali ada seorang yang membeli pohon mangga dalam pot, pohon mangga itu kelihatan sangat menarik karena ada buah mangga nya yang sudah mulai matang, sesampainya dirumah pohon itu dirawat dengan sangat baik , tiap hari dipupuk dan disiram .. tapi apa yang terjadi beberapa hari kemudian pohon itu mulai layu, hari berikutnya tambah layu dan semakin layu dan mati . Ketika pot pohon itu diperiksa , ternyata pohon itu tidak ada akarnya, jadi hanya batang pohon saja yang ditanam tanpa akar.

Kita seringkali hanya fokus pada apa yang tampak diluar, yaitu buah mangga yang ada dalam pohon mangga dalam pot .. tidak memperhatikan bagian lainnya yang lebih penting yaitu akar pohon itu.

Firman Tuhan dalam bacaan nats diatas, Yesus diumpamakan sebagai pokok anggur dan kita adalah ranting-ranting nya. Buah anggur tidak muncul di pokok , tapi akan muncul di ranting-ranting nya.
Tetapi ranting itu tidak akan menghasilkan apa-apa  kalau ranting itu tidak nempel pada pokok anggur itu.
Jadi jangan hanya melihat buahnya saja, tetapi kita harus tau bagaimana buah itu dihasilkan, kemana ranting itu melekat sehingga menghasilkan buah.
Kita memang boleh mengharapkan buahnya, tetapi jangan hanya berfokus pada buah itu saja.

Jangan kita hanya fokus pada Firman Tuhan yang mengatakan : mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya ... tetapi kita melupakan syaratnya yaitu .. jikalau kamu tinggal didalam AKU dan FirmanKU tinggal didalam kamu ..  kita harus melekat dan bersatu didalam Kristus, terjadi relasi kuat yang mengubahkan.

Sebagai orang kristen kita diminta tidak hanya ikut Tuhan, tetapi juga dekat , melekat dan tinggal didalam Tuhan , melekat berarti menempel terus-menerus, tertanam begitu dalam dan kuat sehingga tidak mudah lepas.
Tetaplah melekat walau badai kehidupan menerpa, kala segalanya tidak seusai harapan, persoalan datang silih berganti, mengalami sakit-penyakit ataupun ketika hidup sedang dipuncak kejayaan.

Ketika kita tetap tinggal didalam Tuhan maka dikatakan akan berbuah .. berbuah baik dan menyenangkan karena Kristus adalah pokok anggur yang benar. Berbuah bukan karena ranting itu bisa dan mampu , tetapi karena melekat pada pokok yang benar.

Hidup yang berbuah ditandai dengan : hidup yang memuliakan DIA , buah itu membuktikan siapa kita , membuktikan dari mana buah itu berasal ..
Bisa jadi ada ranting lain dan buah lain di pokok anggur itu , tetapi itu bukan ranting dan buah yang asli .. dia hanya numpang saja.
Pokok anggur yang benar itulah yang mampu mengubah karakter, mengubah orang menjadi berkat bagi orang lain.
Dari buahnya lah orang dapat merasakan betapa enak dan manisnya buah itu, orang yang merasakan nikmat dari buah itulah kemudian orang akan tertarik untuk memiliki pohon nya .
Dalam suatu pembinaan , ada pertanyaan : buah apa yang kamu hasilkan sebagai orang kristen ? maka dijawab : buah mangga dikatakan berbuah jika menghasilkan mangga, maka orang kristen disebut berbuah kalau telah menghasilkan orang kristen juga .. , apakah hal tersebut bisa ? sesungguhnya yang membuat orang percaya bukan lah pekerjaan manusia , tetapi Allah yang membuat orang percaya, kita hanya alatNya.

Bagaimana caranya supaya kita bisa terus melekat pada Kristus ? sadarilah bahwa diluar Kristus kita tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat menghasilkan buah ... layu dan mati..
Orang yang mencari kebahagiaan diluar Kristus , tidak akan pernah bahagia .. diluar Kristus kita bukan apa-apa. Oleh karena itu diperlukan hati yang bersedia bergantung kepada Dia , melekat pada Dia.

Jangan kita bergantung pada kemampuan diri kita, bergantung pada pemikiran dan hitungan kita, karena Tuhan sendiri yang akan berbuat untuk kita, penyertaanNya tidak pernah meninggalkan kita.

Kalau sampai saat ini gereja Perniagaan masih bisa hadir menjadi berkat, orang masih bisa mengecap buah pelayanannya .. itu karena gereja masih melekat pada pokok yang benar yaitu Kristus.
Biarlah setiap kita bisa mengalami kuasa kasih Tuhan yang bekerja didalam kita dan melalui kita dengan tetap tinggal melekat didalam DIA, sehinggah dapat menghasilkan buah pelayanan yang memuliakan DIA.

Amin.

Salam hangat dari team Nafiri Kasih.








POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA