Selasa, 28 Juli 2015

Bebal

Sahabatku yang terkasih, Selamat pagi. Tema renungan pagi ini: BEBAL
Bacaan: Matius 8:28-34
Nats: Mereka pun berteriak, "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Apakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" (Mat 8:29)

Dua orang jatuh ke dalam lubang. Yang pertama seorang anak kecil yang belum bisa membaca tanda peringatan tentang lubang tersebut. Yang satunya lagi seorang dewasa yang, meskipun sudah membaca tanda peringatan, memilih untuk mengabaikannya. Apakah perbedaan keduanya? Si anak kecil celaka karena ketidaktahuan, tapi si orang dewasa celaka karena kebebalan. Yang pertama bisa kita maklumi, yang kedua tidak.

Bacaan hari ini berkisah tentang interaksi Yesus dengan setan (melalui orang yang kerasukan) di Gadara. Ada pernyataan setan yang menggelitik di ayat 29. Di situ kita temukan bahwa setan mengetahui siapa Yesus, yaitu Anak Allah, dan juga mengetahui bahwa mereka kelak akan dihukum karena pemberontakan mereka kepada-Nya. Meskipun demikian, mereka tetap bertahan di jalan mereka sampai kesudahannya. Pengetahuan mereka sama sekali tidak membuat hidup mereka berubah. Mereka bebal dan mereka akan binasa karena kebebalannya tersebut.

Dalam hidup ini, tidak jarang kita juga bebal seperti itu. Kita tahu sesuatu yang buruk dan tak disukai Tuhan, tapi tetap saja kita melakukannya. Ambil contoh soal rokok. Di mana-mana ada peringatan akan bahaya merokok. Tetap saja kita melihat begitu banyak perokok. Demikian juga dengan narkoba, makanan tidak sehat, pornografi, pergaulan bebas, ketidakjujuran, dan sebagainya. Kelak ketika sudah terlambat, barulah kita menyesal. Bukankah lebih baik kalau kita meninggalkan kebebalan kita dan berubah sekarang juga meninggalkan segala yang buruk?

JANGAN MENJADI ORANG BEBAL, BERUBAHLAH SEBELUM TERLAMBAT

Semoga bermanfaat .. salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Minggu, 26 Juli 2015

Never Give Up !!


HAL SULIT MEMBUTUHKAN WAKTU, HAL MUSTAHIL PERLU WAKTU SEDIKIT LEBIH LAMA
                                                  
Art Berg adalah atlet berbakat yg memiliki masa depan cerah.
Ia punya perusahaan konstruksi & seorang tunangan yg baik & cantik.
Pada malam Hari, dalam perjalanan menuju rumah tunangannya di Utah untuk menuntaskan acara pernikahan mereka.
Karena perjalanan panjang, ia lelah & mengantuk hingga mobilnya menabrak tiang pembatas jalan & terjun ke jurang. Ia terlempar dari mobil & jatuh ke tanah dgn leher patah.
Akibatnya ia lumpuh dari dada ke bawah & tak bisa menggerakkan tangan & kakinya.
Dokter berkata ia tak akan pulih dari kelumpuhan.
Teman²nya menasehatinya agar ia melupakan pernikahannya.

Art Berg takut & putus asa, namun ibunya datang & berbisik,
"Nak, HAL SULIT MEMBUTUHKAN WAKTU, HAL MUSTAHIL PERLU WAKTU SEDIKIT LEBIH LAMA."
Karena kata² itu, harapannya muncul kembali,  ia berlatih keras hingga akhirnya bisa mandiri.
11 tahun kemudian ia kembali memimpin perusahaannya sendiri, bisa menyetir & berolahraga,
serta menikah dgn tunangannya & punya dua anak.
Sekarang ia menjadi pembicara profesional & penulis buku yg mendorong & memotivasi banyak orang
.
Kadang² sesuatu tidak berjalan seperti yg kita harapkan.Jika saat ini kita mengalami hal itu,
JANGAN PUTUS ASA !!!

S e l a l u ada KESULITAN dalam setiap KESEMPATAN, & Selalu ada KESEMPATAN di dalam KESULITAN.
Perbedaan antara KESULITAN & KESEMPATAN, terletak pada SIKAP KITA MEMANDANGnya.

☑ GEMBIRA membuat kita sehat.
☑ SABAR membuat kita bijak.
☑ LEMAH LEMBUT membuat kita di kagumi.
☑ MENGASIHI membuat kita mengerti arti kehidupan.
☑ BERDOA membuat kita kuat.
☑ MURAH HATI membuat kita di berkati.
HAL SULIT MEMBUTUHKAN WAKTU,
HAL MUSTAHIL PERLU WAKTU SEDIKIT LEBIH LAMA, tapi  ORANG YG BERTAHAN SAMPAI AKHIR AKAN MENANG !!!

Semoga bermanfaat, salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Sabtu, 25 Juli 2015

Kesaksian Ahok Gubernur DKI Jakarta


KESAKSIAN BASUKI TJAHAJA PURNAMA (AHOK)

Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi. Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya. Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas tidak mengenakan bagi dia? 

Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan. Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau,” dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami mujizat Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. 

Berikutnya Tuhan bertanya, “Siapa yang mau Ku-utus?” Saya menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.
Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop

Di perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God’s providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus.
Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. 
Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Allah kita luar biasa.

Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.
Silahkan dibagikan , Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Semoga bermanfaat .. salam hangat dari team Nafiri Kaish.

Minggu, 12 Juli 2015

GKI Gading Serpong, Khotbah 12 Juli 2015


GKI GADING SERPONG

Tema : Siapakah Raja Kemuliaan ?
Pembicara : Pdt Gideon Ang
Nats : Mazmur 24

Ada dua kerinduan kita, yang pertama kita boleh mengenal "siapakah raja kemuliaan ?" dan selanjutnya adalah kita rindu beribadah kepadaNya .
Pertanyaannya apakah sebagai umat Tuhan kita sudah  menyembahNya dengan sungguh-sungguh ?

Sebuah kutipan dari Friedrich Nietzche mengatakan sbb : "mereka harus menyanyikan lagu-lagu dengan lebih baik untuk membuat saya percaya kepada penebus mereka"

Kalau misalnya ada orang yang baru saja datang beribadah digereja ini , apakah ketika mereka melihat kita memuji Tuhan dan beribadah , mereka dapat melihat kita sebagai orang-orang yang sudah ditebus ?

Kalimat lain dari seseorang mengatakan sbb : "ibadah bukanlah suatu aksi tapi suatu reaksi yang dibangkitkan karena melihat kemuliaan Allah"
"Jika kita mempunyai kesulitan dalam beribadah kepada Allah , apakah yang perlu kita lakukan ? dikatakan bahwa kita perlu melihat kemuliaan Allah !!"

Mazmur 24 , adalah mazmur yang berhubungan dengan Kristus , tetapi juga sering disebut sebagai mazmur penggembalaan, dikatakan bahwa juruselamat yang agung yang kembali untuk domba-dombaNya.
Didalam ayatnya yang pertama dan kedua dikatakan, Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya dan dunia serta yang diam didalamnya ... dst.

Ketika kita menanyakan "Siapakah Raja Kemuliaan itu ?"

Yang pertama, The Glory in Creation (kemuliaan dalam ciptaan)
Dia adalah raja yang kemuliaanNya terpancar, bisa dilihat dalam alam semesta ciptaanNya
Alam adalah sebagai wahyu umum .. dimana kita dapat melihat kemuliaan Allah.

Ada seseorang yang sedang mengendarai kereta kuda yang bersinar sangat terang , saking terangnya sampai dia tidak bisa melihat cahaya bintang.
Ada pula seorang petani yang sederhana yang sedang berjalan dimalam hari dengan sangat hati-hati , menunduk melihat kejalan , diapun tidak melihat cahaya bintang yang indah , yang ada diatas.

Seorang pemahat memahat tulisan "Allah Tidak Ada", tapi ketika dia melihat keindahan alam semesta hati nuraninya mulai berbicara bahwa Allah itu ada, nuraninya mengusik pikirannya dan akhirnya pemahat itu menjadi percaya bahwa Allah itu memang ada, maka dia menambahkan tulisan dalam pahatannya sbb : "Orang Bodoh berkata : Allah Tidak Ada"
Mazmur 14 : 1 berbunyi "orang bebal berkata dalam hatinya, tidak ada Allah. Busuk dan jijik perbuatan mereka"

Kedua, The Glory in Salvation (kemuliaan dalam keselamatan)
Kita ditebus menjadi anak Tuhan.

Mazmur 24 : 3-6 ,
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung n  TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya o  yang kudus?" 24:4 "Orang yang bersih tangannya p  dan murni hatinya 1 , q  yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, r  dan yang tidak bersumpah palsu. 24:5 Dialah yang akan menerima berkat 2  s  dari TUHAN dan keadilan t  dari Allah yang menyelamatkan dia. 24:6 Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, u  ya Allah Yakub." Sela

Teori pendidikan mengajarkan kepada kita , yang diluar sebagai model pendidikan kita, siapa yang kita mau, arah mau jadi apa , sedangkan yang dari diri timbul pertanyaan , apakah saya melihat kemuliaan itu ?

Dari wahyu umum masuk kedalam wahyu khusus, kita masuk kedalam anugerah keselamatanNya

 Kisah Tommy, diceritakan oleh John Powell :
Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang teologi iman. Pada hari itulah untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Dia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm dibawah bahunya. Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh ? sangat aneh.

Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus mengajukan keberatan. Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih.

Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya dengan agak sinis, "Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan Tuhan?" Tidak," jawabku dengan sungguh-sungguh.

"Oh," sahutnya.

"Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan." Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil. "Saya rasa kamu tak akan pernah menemukan-Nya. Tapi, saya yakin Dialah yang akan menemukanmu."

Tommy mengangkat bahu, lalu pergi.

Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku. Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur.

Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi.

Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas. "Tommy ! Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?" tanyaku langsung. "Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi."

"Kamu mau membicarakan itu?"

"Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?"

"Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang?" Jawabnya, "Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu harta adalah hal-hal yang "utama" dalam hidup ini."

Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku. "Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Pastor itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh. "Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya", Tommy melanjutkan "dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital,saya benar-benar menggedor-gedor pintu surga.

Tapi tak terjadi apa pun.."

Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu."

"Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal penting," lanjut Tommy. "Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa kau mencintai mereka.

Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit: ayah saya. "Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya." "Pa, aku ingin bicara." "Bicara saja." "Pa, ini penting sekali." Korannya turun perlahan 8 cm. "Ada apa?" "Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu." Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu. "Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku. Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya."

"Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah," sambung Tommy. "Mereka menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya baru memulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya.

"Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya."

"Tommy," aku tersedak,

"Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih."

"Tommy," saya menambahkan, "boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah teologi iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang baru kamu ceritakan?"

Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan.

Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali. Saya tak akan mampu hadir di kuliah Pastor," katanya. "Saya tahu, Tommy." "Maukah Pastor menceritakannya untuk saya? Maukah Pastor menceritakannya pada dunia untuk saya?" "Ya, Tommy. Saya akan melakukannya."


Pada waktu Allah menemukan kita, maka kita akan mengalami apa yang disebut the glory in salvation.
Kita boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaanNya .

Ketiga, Glory In The Kingdom (kemuliaan didalam kerajaan Allah)

Mazmur 24 : 7-10
24:7 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, v  dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk w  Raja x  Kemuliaan 1 ! y  24:8 "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, z  TUHAN, perkasa dalam peperangan! a " 24:9 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! 24:10 "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, b  Dialah Raja Kemuliaan!" Sela

Berbicara mengenai kerajaan Allah, kerajaan yang pertama adalah Otoritas , siapa yang menjadi raja dalam hidup anda dan saya ? dan yang kedua adalah wilayah lingkungan kekuasaan Allah memerintah dalam hidup anda dan saya.

Rasul Paulus mengatakan , bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan, fokusnya adalah Kristus.
Hidup orang Kristen terlihat seberapa dia mengasihi Kristus dan sukacita didalam Kristus. Apakah Kristus telah mempesona kehidupanmu ?, paling tidak ada 3 hal yang perlu diingat untuk memberi kekuatan kepada setiap orang yang menyandarkan hidupnya pada Kristus :
  • Pertama , kesedihan tidak permanen lagi
  • Kedua , kekecewaan tidak permanen lagi
  • Ketiga , dosa seberat apapun tidak permanen lagi
Seseorang yang telah berdosa harus mau datang mohon pengampunan Tuhan dan mengaku dosa, mengaku dosa ada 3 unsur :
  • Setuju dengan Allah bahwa itu dosa.
  • Setuju dengan Firman Allah bahwa Kristus sudah mati diatas kayu salib untuk dosa itu.
  • Berubah sikap terhadap dosa itu dan tidak berbuat lagi.
Amin ..
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.







Minggu, 05 Juli 2015

GKI Gading Serpong, Khotbah 5 Juli 2015


Tema : MENJADI MURID YANG BERKEMENANGAN

Pdt Andreas Loanka
Nats : Matius 11 : 25 - 30

Tuhan Yesus tidak saja memanggil orang banyak untuk datang kepada-Nya, tetapi untuk memikul kuk yang dipasang-Nya dan belajar kepada-Nya (Mat. 11:28-30). Ia bukan saja memanggil kita untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk menjadi murid-murid-Nya dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19-20).

Tuhan Yesus menghendaki agar kita menjadi murid-murid yang memuliakan Allah.  Sama seperti Ia telah memuliakan Bapa, Ia pun menghendaki agar murid-murid-Nya memuliakan-Nya. Ia telah mempermuliakan Allah Bapa dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yoh. 17:4). Dia juga mengajarkan agar murid-murid-Nya memuliakan Allah dan membuat orang-orang lain memuliakan-Nya (Mat. 5:16).

Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life,” menjelaskan bahwa tujuan hidup murid-murid Kristus jauh lebih besar daripada prestasi pribadi, karir, ambisi, ketenangan pikiran, kebahagiaan; bahkan lebih besar dari sekadar tujuan keluarga. Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya.

Katekismus Westminster diawali dengan pertanyaan yang sama: “Apakah tujuan utama manusia?” (What is the chief end of man?). Jawabannya adalah: “Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya.” (Man's chief end is to glorify God, and to enjoy him for ever).

Kita diciptakan dengan tujuan untuk kemuliaan Allah. Firman Tuhan mengatakan bahwa semua orang diciptakan Allah untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Bahkan segala sesuatu diciptakan untuk kemuliaan Allah. Dalam Roma 11:36 dikatakan: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

Kita, sebagai murid-murid Kristus, hendaklah senantiasa hidup untuk kemuliaan Allah. Sehubungan dengan hal itu, marilah kita merenungkan tiga pertanyaan: Apakah kemuliaan Allah? Mengapa harus memuliakan Allah?  Bagaimana memuliakan Allah?

Apakah kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah itu mencakup dua segi. Pertama, kemuliaan intrinsik, yaitu kemuliaan yang telah dimiliki Allah pada diri-Nya sendiri               (Rm 11:36a). Hal ini dapat diibaratkan dengan terang yang dimiliki matahari. Baik terang itu diterima atau dihindari orang, baik diakui atau diabaikan orang, semua perbuatan itu tidak ada pengaruhnya pada terang yang telah ada pada matahari. Terang matahari itu terus-menerus bersinar. Demikian pula kemuliaan Allah telah ada pada diri-Nya sejak kekekalan hingga selama-lamanya. Kemuliaan Allah itu terus-menerus memancar, tanpa dipengaruhi oleh respon makhluk terhadap diri-Nya. Kedua, kemuliaan yang diberikan makhluk kepada Allah. Setiap manusia hendaknya menyadari kemuliaan Allah, dan memuliakan-Nya. Alkitab mengatakan: ”Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya” (1 Taw. 16:29a), dan “bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm. 11:36b).

Mengapa harus memuliakan Allah? Pertama, karena keberadaan Allah yang mulia (Rm:11:36). Dia adalah Allah yang mulia dan sudah selayaknya dimuliakan. Kedua, karena segala perbuatan-Nya: Dia yang menciptakan kita (Yes. 43:1); Dia telah menebus dan menyelamatkan kita (Yes. 43:2-3); dan Dia mengasihi, memelihara dan memberkati kita    (Yes. 43:4-6). Ketiga, karena kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Semua orang yang disebut dengan nama-Nya, diciptakan untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Kita memuliakan Allah selain karena keberadaan-Nya yang mulia dan karya-Nya yang agung, juga karena kita memang diciptakan untuk kemuliaan-Nya.

Bagaimana memuliakan Allah? Kita dapat memuliakan Allah dengan meninggikan (appreciation), menyembah  (adoration), mengasihi (affection), dan mengabdi (subjection).

Roma 11:36-12:8 mengajarkan empat tahap dalam memuliakan Allah. Pertama, menyadari keberadaan-Nya yang mulia sehingga senantiasa meninggikan Dia (Rm. 11:36). Hendaklah kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia, sehingga kita dapat senantiasa memuliakan dan meninggikan Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Kedua, mempersembahkan diri untuk kemuliaan Allah (Rm. 12:1). Mempersembahkan diri dilakukan ”demi kemurahan Allah”. Ingatlah bahwa kita sudah lebih dahulu menerima anugerah dari Allah. Jadi kita mempersembahkan diri bukanlah untuk mendapat sesuatu dari Allah, tetapi justru karena kita sudah memperoleh karunia-Nya. Buatlah keputusan untuk mengabdikan dirimu. Persembahkan dirimu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.  Itu adalah ibadah kita yang sejati.

Ketiga, mengasihi Allah dan memperbaharui akal budi untuk kemuliaan Allah             (Rm. 12:2). Orang yang mengasihi dunia tidak memiliki kasih akan Allah (1 Yoh. 2:15). Oleh karena itu janganlah mengasihi dunia dan menjadi serupa dengan dunia. Kasihilah Allah dan berubahlah oleh pembaharuan budi,  sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, yaitu yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Keempat, mengabdikan diri sesuai dengan talenta untuk kemuliaan Allah              (Rm. 12:3-8). Janganlah kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kita pikirkan. Tuhan mengaruniakan talenta yang berbeda-beda kepada setiap orang Kristen. Kita harus memakai talenta itu untuk melayani dan memuliakan Allah.

Kita patut bersyukur, mulai pertengahan bulan Agustus 2015 hingga akhir bulan September 2015 di gereja kita akan diadakan Gerakan 40 Hari Hidup yang Bertujuan atau         40 Days of Purpose (40 DOP). 40 DOP diadakan untuk menolong agar kita dapat menjadi murid-murid Kristus yang memiliki tujuan hidup seperti yang dikehendaki-Nya, yaitu memuliakan Allah. Selama 40 hari kita belajar di dalam Kebaktian Umum, Kelompok-kelompok Kecil, dan refleksi pribadi melalui pembacaan buku ”Untuk Apa Aku Ada Di Dunia Ini?”

Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Menjalani hidup yang memuliakan Allah membuat hidup kita menjadi bermakna. Marilah kita ikut serta dalam Gerakan 40 DOP dan melanjutkan perjalanan hidup untuk kemuliaan Allah.

Amin.
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA