Kamis, 25 Agustus 2016

KASIH YESUS


KASIH YESUS..

Suatu kali Presiden Megawati mengadakan kunjungan kerja ke Lampung. Di antara para penyambutnya itu terdapat seorang purnawirawan ABRI. Walau wajahnya sudah berkerut-kerut tetapi sisa-sisa kegagahan militer masih tampak dari sikap tubuhnya. Begitu Megawati melintas di depannya, pria ini bersikap sempurna sambil menghormati. Langkah Bu Mega terhenti sejenak sambil mengamati wajah pria ini. Dia berusaha menggali ingatannya akan kenangan yang sudah lama sekali.

"Lho, Paklik kok ada di sini?"
tanya bu Mega setelah berhasil mengingat siapa pria ini. "Sekarang Paklik kerja apa?" lanjut Bu Mega. "Oh, sekarang saya menjadi hamba Tuhan di wilayah sini," jawab pria ini. "Oh, bagus itu," kata Bu Mega.

Itulah sepenggal kisah pengalaman R. Moch. Erwin Soetikno, SH. Ketika masih berdinas di ketentaraan, ia pernah bertugas sebagai pengawal kepresidenan. Maka tak heran jika Erwin sangat dekat dengan anak-anak presiden, termasuk dengan Megawati. Erwin masih mengenang masa-masa ketika Megawati dan saudara-saudaranya main kuda-kudaan dengannya.

Erwin pura-pura menjadi kuda dan anak-anak presiden bergantian naik dipunggungnya. Akan tetapi huru-hara politik tahun 1965 telah mengubah jalan hidupnya. Tanpa dakwaan yang jelas, Erwin dijebloskan ke tahanan militer. Rupanya ini bagian dari rencana Tuhan atas hidupnya. Justru di dalam penjara ini, dia melihat penampakan Yesus.

Mengenal Yesus di tengah Rasa Sepi.

Aku mulai mengenal Yesus di penjara, tepatnya di Rumah Tahanan Militer Kodam 08, Brawijaya. Hidup jauh dari anak dan isteri, membuatku merasa kesepian. Untuk membunuh rasa itu, aku lalu meminjam buku bacaan pada salah seorang kopral di penjara. Karena tak punya bacaan lain, kopral yang bernama Yohanes itu meminjamkan Alkitabnya padaku. Dalam waktu 40 hari aku dapat membaca tuntas isi Alkitab mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Dari Alkitab yang masih tertulis dalam bahasa Indonesia ejaan lama itu, aku banyak membaca ayat-ayat yang "menyakiti" hatiku sebagai umat penganut agama lain. Namun, justru karena itulah aku jadi makin bersemangat mendalami Alkitab.

Aku mulai gelisah saat membaca, "Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6).

Selama lebih dari setahun, tepatnya sejak tanggal 11 Agustus 1968 hingga 10 Juni 1969, aku tidak mempunyai kegiatan selain mempelajari Alkitab. Sejak dulu, aku memang termasuk pemeluk agama yang fanatik dan senang mempelajari kitab. Setelah sekian lama mendalami Alkitab, akhirnya aku mendapat jawaban atas semua pertanyaanku selama ini. Seketika itu juga, pandanganku terhadap orang Kristen berubah. Aku tidak lagi menganggap mereka kafir, sebaliknya aku malah ingin berdoa dengan cara Kristen.

Dikunjungi Yesus di Penjara.

Sejak itu, setiap kali bangun atau sebelum tidur, sesudah atau sebelum makan aku selalu memanjatkan "Doa Bapa Kami" karena hanya itulah doa yang aku tahu. Hingga pada suatu siang di tahun 1969, aku mengalami peristiwa besar yang membuatku makin percaya pada Yesus. Saat sedang terbaring di pembaringanku di penjara tiba-tiba ada sinar terang benderang masuk ke ruanganku.
Bersamaan dengan sinar itu aku melihat sosok Yesus berdiri dengan tangan yang masih nampak bekas lukanya mengarah padaku seakan memberi salam berkat. Penampakan itu hanya terjadi dalam waktu sekejap saja. Aku yakin sekali, dia pasti Yesus karena wajahnya sama persis dengan gambar yang sering aku lihat ketika SMA dulu. 

Setelah melihat penampakan itu, aku jadi semakin mantap ikut Yesus. Rasanya, Dia mengajariku secara langsung. Aku belajar ayat-ayat yang menurutku sangat dahsyat seperti tentang iman sebesar biji sesawi yang bisa memindahkan gunung (Matius 17:20).

"Yesus berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu."

Untuk lebih mendalami imanku, aku melakukan doa dan puasa selama 50 hari berturut-turut. Waktu itu aku juga berjanji pada Tuhan, kalau saja aku dapat bebas tanpa proses pengadilan, aku akan menjadi Kristen. Dan, mulai tanggal 10 Juni 1969 aku memenuhi janji itu karena aku dibebaskan dari penjara tanpa syarat.

Isteri Minta Cerai.

Selepas dari penjara, aku langsung pulang ke daerah asalku, Lampung untuk berkumpul kembali dengan isteri dan keenam anakku. Suatu hari, ketika kami makan, isteriku sangat kaget melihat aku berdoa dengan cara yang berbeda. Saat itu aku baru berterus terang kalau aku sudah memeluk Kristen. Begitu mendengar berita itu, isteriku langsung marah dan pergi meninggalkanku untuk kembali ke rumah orang tuanya. Tak hanya itu, dia bahkan langsung mengajukan gugatan cerai. Dia menganggap pernikahan kami telah batal karena aku berpindah agama.

Ternyata, niat isteriku tidak direstui oleh orang tuanya bahkan jika isteriku nekad minta cerai maka mereka akan mengusirnya dari rumah. Adat Lampung Seputih, kampung asal isteriku, memang tidak mengenal istilah cerai. Aku dan isteriku sempat pisah rumah selama kurang lebih tiga tahun. Ketika akhirnya ia kembali ke rumah, kami tetap beribadah dengan cara masing-masing karena aku memang tidak mau memaksa dia. Sementara itu, aku makin mantap mendalami kekristenan. Pada tahun 1970, aku belajar di sebuah sekolah Alkitab di Surabaya. Setelah selesai, masih pada tahun yang sama aku menjadi pendeta di GPI, Sumatera Utara. Meski aku sudah jadi pendeta, isteriku masih tetap menjalankan ibadahnya.

Aku pun mendapat tantangan yang sangat keras dari istriku. Dia sering memarahi anak-anakku yang waktu itu masih SD karena mereka ikut ke Sekolah Minggu. Tak hanya itu, dia juga sering menanyakan kapan aku akan kembali ke agamaku yang dulu. Aku berusaha menerangkan kebenaran firman Tuhan tetapi dia masih mengeraskan hatinya. Ketika anak-anak duduk di bangku SMP, isteriku mulai sedikit berubah. Ia tidak lagi menganiaya anak-anak bahkan sebaliknya, dia sudah mulai berdoa.

Isteri Minta Dibaptis

Sampai Oktober 1984, isteriku masih tetap menanyakan kapan aku kembali beribadah dengan cara seperti dia. Aku langsung menjawab,
"Besok, ketika kita sarapan pagi!".
Mendengar jawaban itu, isteriku malah menantang,
"Kenapa tidak malam ini saja?"
Aku pun menjawab tantangan isteriku. Malam itu juga aku meminta dia mengumpulkan saudara-saudara untuk menjadi saksi. Di hadapan mereka, aku mengutip salah satu ayat dalam kitab suci agamaku yang dulu. Menurut pemahamanku, ayat itu memperbolehkan seseorang memiliki istri lebih dari satu. Aku lalu mengajukan syarat itu untuk kembali ke agamaku.

"Asal boleh punya isteri lebih dari satu, aku mau kembali,"
Begitu kataku dan Isteriku menanggapi pernyataan itu tanpa kata, hanya matanya yang melotot menandakan ketidaksetujuannya atas syarat yang aku ajukan. Sebulan setelah kejadian itu, isteriku membuat kejutan. Dia menyatakan keinginannya untuk dibaptis. Tetapi ia tidak mau pembaptisan itu dilakukan olehku dan di Lampung. Dia memilih dibaptis oleh salah satu murid terbaikku di Sekolah Alkitab GPI. Waktu itu aku sudah menjadi pendeta wilayah di daerah Lampung, Sumatera Selatan, Padang dan Riau.

Tanggal 14 November 1984, akhirnya isteriku menjadi pengikut Kristus ditandai dengan pembaptisan di kolam di Caltex Pasific Indonesia, Rumbai - Pekanbaru Riau.

Menjadi Isteri Yang Saleh

Sejak itu, dia menjadi seorang Kristen yang sangat taat, bersemangat dan hafal hampir semua isi Alkitab bahkan jauh lebih hafal dibandingkan aku. Dia menjadi tempatku bertanya jika aku lupa isi suatu ayat. Kami berdua sering melakukan doa dan puasa. Meski tidak terlibat pelayanan secara intensif, dia kerap bersaksi akan kasih Kristus dalam kehidupannya di mana pun ia berada. Hasilnya, banyak penduduk asli Lampung yang percaya pada Kristus, salah satunya Pdt. Siti Umayah. Ya, isteriku menjadi seorang Kristen yang sangat bersenang hati dan mendukungku dalam pelayanan. Hingga akhir hayatnya, dia tetap memegang teguh kepercayaannya pada Kristus.

Tanggal 11 Desember 1999, isteriku menghadap Tuhan dengan tenang, dalam keadaan tidur dan tanpa merasakan sakit. Saat ini, aku menjadi ketua tim "Mawar Dari Saron" sebuah lembaga pelayanan yang khusus bergerak di bidang pemberian beasiswa untuk sekitar 116 hamba Tuhan yang tinggal dipedesaan dan tersebar di Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Jawa.
Kini, seluruh hidupku kupersembahkan hanya untuk kemuliaan namaNya.

Menjadi SAKSI

Tuhan perintahkan kepada Rasul2 utk pergi menjadi saksi bagiNya, apa yg hrs mrk saksikan?  Mrk hrs bersaksi atas semua yg Tuhan lakukan dan katakan, atau ajarkan kpd mrk.  Kita hr ini kalau bersaksi, apa yg kita saksikan? Kita kalau tlh diselamatkan mk bersaksi ttg bgmn kita menyadari bhw kita org berdosa, dan bgmn Yesus dihukumkan menggantikan kita. 

Tentang mengapa kita begitu yakin akan masuk Sorga krn semua dosa kita telah diselesaikan di kayu salib, bhw hutang dosa kita sdh dibayar lunas oleh penebusan  Tuhan Yesus Kristus. GBU All.

Rabu, 24 Agustus 2016

MERUBAH FOKUS


RENUNGAN KRISTEN, MERUBAH FOKUS

Ini adalah sebuah wawancara yang benar-benar luar biasa dengan Rick Warren, penulis Purpose Driven Life dan pastor dari Gereja Saddleback di California.

Dalam sebuah wawancara dengan Paul Bradshaw, Rick Warren mengatakan: Orang-orang bertanya kepada saya, apa tujuan dari hidup ?
Dan jawab saya adalah: secara ringkas "Hidup Adalah Persiapan Untuk Kekekalan".

Kita diciptakan untuk hidup selama-lamanya, dan Tuhan menginginkan kita untuk bersama-sama dengan Dia di surga.
Suatu hari jantung saya akan berhenti, dan itu akan menjadi akhir dari tubuh saya tapi bukan akhir dari saya.

Saya mungkin hidup 60 sampai 100 tahun di bumi, tapi saya akan menghabiskan trilyunan tahun dalam Kekekalan.
Ini adalah sekedar pemanasan, persiapan untuk yang sesungguhnya.

Allah menginginkan kita melatih di dunia apa yang akan kita lakukan selamanya dalam kekekalan.
Kita diciptakan oleh Allah dan untuk Allah, dan sampai engkau bisa memahami hal itu, hidup tidak akan pernah masuk akal.

Hidup adalah sebuah seri dari masalah-masalah: apakah engkau sedang dalam masalah sekarang, baru saja selesai dari satu masalah, atau akan segera masuk dalam satu masalah.

Alasan untuk ini adalah: Tuhan lebih tertarik kepada karaktermu daripada kesenangan / kenyamanan hidupmu.

Tuhan lebih tertarik untuk membuat “Hidupmu Suci daripada membuat Hidupmu Senang”.
Kita bisa cukup senang di dunia, tapi itu “Bukanlah Tujuan Dari Hidup”.
_Tujuannya adalah pertumbuhan karakter, dalam kemiripan kepada Kristus._

Tidak penting seberapa baiknya berbagai hal terjadi dalam hidupmu, selalu ada hal-hal yang buruk yang perlu diselesaikan.

Dan tidak peduli seberapa buruknya yang terjadi dalam hidupmu, selalu ada sesuatu yang baik dimana engkau bisa bersyukur kepada Tuhan.

Engkau bisa fokus pada tujuan hidupmu, atau engkau bisa fokus pada masalahmu.

Jika engkau fokus pada masalahmu, engkau akan menjadi terpusat pada dirimu (self-centeredness) , masalahku, urusanku, sakitku.

Tapi satu cara yang paling mudah untuk menyingkirkan rasa sakit itu adalah dengan melepaskan fokusmu pada dirimu sendiri dan *mulai memfokuskan diri kepada Allah dan kepada sesama*.

Kita harus bertanya pada diri kita:
Apakah saya akan hidup untuk kekayaan? Popularitas?
Apakah saya akan diarahkan oleh tekanan? Perasaan bersalah? Kepahitan? Materialisme?
Atau saya akan diarahkan oleh rencana-rencana Allah untuk hidup saya?

Ketika saya bangun pagi, saya duduk di sisi tempat tidur saya dan berkata, Tuhan, jika saya tidak menyelesaikan satu halpun pada hari ini, saya ingin mengenal Engkau lebih lagi dan mengasihi Engkau lebih lagi.

Tuhan tidak meletakkanmu di bumi hanya untuk mengisi daftar hal-hal yang harus dikerjakan.
Dia lebih tertarik kepada siapa saya daripada apa yang saya lakukan.
Karena itulah kita disebut human beings, bukan human doings.

Renungkan
Dalam masa-masa yang menyenangkan,  Puji Tuhan.
Dalam masa-masa sulit,  Cari Tuhan.
Dalam masa-masa tenang,  Sembah Tuhan.
Dalam masa-masa yang menyakitkan,  Percayai Tuhan.
Setiap saat, Bersyukurlah Kepada Tuhan.

Salam hangat dari team Nafiri Kasih ..

Sabtu, 20 Agustus 2016

KESAKSIAN AHOK DI GRII


Ringkasan hasil Seminar di GRII 6 Agustus 2016, dimana Basuki T.P salah satu pembicaranya
Ahok 

Saya dlm berpolitik dipengaruhi iman kristen reform. Tadinya saya belum tahu siapa Calvin, tahunya pak Stephen Tong saja. Dulu waktu jadi DPRD di Belitung, gak ada kerjaan saya tonton aja video2 kotbah nya pak Tong. Saya juga dulu pernah ikut seminar SPIK, disana pak Tong selalu bilang 'setelah selesai seminar ini, semua kembali ke gereja masing2 ya' jadi saya juga bukan jemaat GRII. 

Saya baru baca buku Calvin th 2009, dan ternyata saya cocokkan ajaran pak Tong dengan Calvin sama semua, jadi pak Tong gak bohongin saya. Menurut Calvin paling susah melayani sbg pejabat publik, karena pejabat menjadi sebuah model di mata masyarakat. 

Awalnya dalam hati saya juga pertentangan saat mau terjun ke dunia politik, sebagai orang Tionghoa, besar dalam gereja Tionghoa yang kebanyakan tidak suka dan tidak mau terjun ke dunia politik.

-Ada 1 ayat yg saya pegang dalam menjalankan pemerintahan:  Amsal 29:4 (MILT) Seorang raja membangun negerinya dengan keadilan, tetapi dengan suap orang akan meruntuhkannya.

Saya sebagai manusia pun pernah goyah, dan di situ perlunya seorang penolong di sisi kita. Dulu saya ditawari untuk jadi Gubernur Babel dengan cara suap, tapi kemudian istri saya berkata  "ya terserah, mau jd murid Yesus apa murid Barnabas".
Akhirnya saya gak jadi Gubernur Babel, eh malah jadi Gubernur DKI.

-Tahun 2012, sebetulnya saya ingin pulang ke Babel, pasti jadi gubernur kalau saya pulang kesana. Tetapi Tuhan menunjukkan kehendakNya, saya beberapa kali mengalami pengalaman spiritual dengan Tuhan, Tuhan menunjukkan kehendakNya atas diri saya, salah satunya saat saya baca buku Calvin:  Tugas kita adalah menjadi showcase, mempertontonkan transformasi reformasi Tuhan, memperlihatkan kemuliaan Tuhan melalui apa yang kita lakukan.  Dan Jakarta adalah showcase yang baik di Indonesia, sebagai ibukota, kota besar maka Jakarta adalah kota yang tepat untuk saya berkarya.

-Di dalam alkitab juga menyatakan tugas pejabat adalah memberikan keadilan sosial untuk masyarakat, bukan bantuan sosial. 

Saya setuju jika pak Tong bilang bahwa landasan pemerintahan demokrasi yang sesungguhnya, hanya dari John Calvin. Demokrasi yang sesungguhnya dijalankan dengan dasar hukum kasih dan keadilan dari firman Tuhan.

Di dalam Buku Calvin, kalau pengemis minta2 uang ke gereja, bukan dikasih uang, tapi justru disuruh pergi disuruh bekerja. Itulah yang dimaksud keadilan sosial, bukan bantuan sosial. Keadilan sosial berarti ada  konsep tanggung jawab di situ. Orang tidak mampu memang harus dibantu, tapi kita juga harus tetap tegas. 

Saya pun pernah bilang "lu orang miskin tau diri ya". Kasus rusun, kalau ada yang menjual lagi ke orang lain ya pasti saya marah saya usir, harus tegas. Bukan berarti kalau kamu miskin terus kamu tidak tahu diri, memeras negara, mengatasnamakan hak asasi manusia. Sila ke 5 Pancasila bunyinya keadilan sosial, bukan bantuan sosial. Bantuan sosial justru akan merusak orang, membuat jadi tidak produktif. 

Paulus juga berkata tidak dapat makan kalau tidak kerja.
Demokrasi tanpa iman yg benar, akan jadi anarkhis dan chauvinis.

-Ada cerita saat anak saya yang paling besar mau ujian SMA. Saya bertanya _"besok ujian apa?" Anak saya menjawab  "Bahasa". "Kalau gitu sekarang kamu belajar fisika aja, gak usah belajar bahasa". "Papa ini gimana ujiannya bahasa kok malah disuruh belajar fisika?" "Kalau seandainya guru kamu gak kasi tau besok ujian nya pelajaran apa gimana? Kamu mau belajar apa?" "Ya belajar semuanya, bahasa, fisika, matematika, dll supaya siap". Kalau di sekolah, kita tahu ujian apa besok, kita bisa menyiapkan, bisa belajar. Pintar dalam sekolah, ya karena kita sudah tahu apa yang akan kita hadapi saat ujian. Lalu bagaimana pintar dalam kehidupan? 

Hidup itu seperti ujian,bedanya, kita gak tahu besok dikasih apa sama Tuhan, kita gak tahu masalah apa yg harus kita hadapi. Setiap saat dalam kehidupan kita itu merupakan ujian, tanpa tahu apa topik ujiannya.

Nah disitu kita harus bersyukur kita punya yang namanya alkitab. Alkitab itu sebagai pedoman pegangan kita untuk menghadapi ujian2 dalam hidup. Saya selalu setiap pagi membaca alkitab, untuk menyiapkan diri dalam 'ujian'.

-Berkali-kali Tuhan juga memberi tahu saya kehendakNya, apa yang Tuhan mau saya lakukan, melalui firman Tuhan. Pengalaman spiritual bisa dengan berbagai macam bentuk, dan tiap orang tidak sama, berbeda-beda. 

Dulu saya pernah bergumul saat selesai S1 saya ingin jadi pendeta, masuk sekolah SAAT. Tapi papa saya di Belitung lagi bangkrut, saya anak laki2 tertua. Saya bergumul saya bertanya pada Tuhan apakah saya harus jadi pendeta atau pengusaha. Suatu hari saat acara pemuda di gereja, dibagikan undangan suatu acara, disitu ada ayat tertulis: 1 Timotius 5:8 Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. 

Setelah membaca itu saya merasa itulah rhema dari Tuhan, langsung saya putuskan kembali ke Belitung jadi pengusaha. Saya mau jadi pengusaha yang kualitasnya sama dengan pendeta.

Sesi tanya jawab

Mengapa pak Ahok memilih jalur parpol bukan jalur independen?

Saya ingin kembali ke Providensia Allah Kalau lewat jalur independen saya menang, saya langsung jadi superhero di Indonesia. Saya menang maka saya akan menghabiskan semua parpol. Saya akan jadi manusia pertama di Indonesia yang bisa jadi legislatif tanpa parpol. Saya akan jadi orang hebat. 

Yang bisa membaca ini justru Wiranto dan Surya Paloh, bilang sama saya "kalau tidak ada partai yang dukung kamu, dan kamu menang, selesailah semua parpol".

Politik itu persepsi. Kalau Ahok gak bisa maju karena KPU, orang2 akan bilang "sayang, kalau ahok maju, pasti menang, jakarta lebih maju". 

Pilar demokrasi kita adalah parpol. Seharusnya kita mengoreksi cara parpol, bukan menghabisi parpol. Visi saya sesuai iman kristen: manusia, yang menjadi tujuan saya adalah pembangunan manusia/ rakyat. Saya pun bergumul untuk ini, dan kali ini Tuhan menjawab melalui Pak Jokowi. Pak Jokowi kenal betul saya. Waktu saya ketemu dengan beliau, beliau bertanya "sudah paham risiko tidak terpilih dengan jalur independen?"
Saya menjawab "istri saya dan saya percaya pak kalau tidak terpilih, ya berarti ini final kita, tugas pelayanan kita untuk masyarakat, kami berhenti dengan terhormat". 

Lalu pak Jokowi menjawab dengan sangat halus, sangat njawani "pak Gub.. Istri saya aja 4 bulan stres waktu saya mau jadi presiden". Kurang lebih kalau diterjemahkan dalam bahasa saya _"lu ga usah dengerin bini lu ngomong". 

Akhirnya saya putuskan ambil jalur parpol, dan banyak orang yang kecewa, menilai saya inkonsisten. Saya pun bergumul betul, seperti Daud di kitab Mazmur, saya pun curhat berdoa sama Tuhan dalam waktu teduh saya. Saya bilang sama Tuhan "I'm shameless, and dishonour." Saya malu Tuhan, baru kemarin saya dengan percaya diri bilang di hadapan orang banyak kalau saya yakin mau maju Jalur independen, tapi sekarang saya malah ikut parpol, saya dinilai orang inkonsisten". 

Dan Tuhan berbicara kepada saya, Tuhan menjawab. Pas saya baca Yesaya 60. Saya merasa ayat itu ditujukan buat saya saat itu. "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong."

Saya bilang sama Tuhan "saya ini ibarat beli beras ditukar ubi Tuhan" Tapi Tuhan menjawab saya Yesaya 60:17-22 "Sebagai ganti tembaga Aku akan membawa emas, dan sebagai ganti besi Aku akan membawa perak, sebagai ganti kayu, tembaga, dan sebagai ganti batu, besi; Aku akan memberikan damai sejahtera dan keadilan yang akan melindungi dan mengatur hidupmu. Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu "Selamat" dan pintu-pintu gerbangmu "Pujian". Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari dan cahaya bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu dan Allahmu akan menjadi keagunganmu.Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir. Pendudukmu semuanya orang-orang benar, mereka memiliki negeri untuk selama-lamanya; mereka sebagai cangkokan yang Kutanam sendiri untuk memperlihatkan keagungan-Ku. Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya."

Saya pun semakin mantap bahwa memang jalur parpol yang tepat. Parpol sudah mau dukung saya dengan keadaan saya, sedikit biaya dll. Dengan memakai jalur parpol, saya justru jadi juru damai. 

Kalau saya pakai jalur independen, terjadi perseteruan antar parpol, parpol2 lain akan menyalahkan parpol2 yg mendukung saya. Tuhan juga ingatkan saya untuk humble, rendah hati. Seandainya saya maju sebagai calon dengan jalur independen, maka posisi saya sudah lebih tinggi di mata masyarakat dbanding calon lain yg diajukan dari parpol. Tetapi sekarang, jika saya maju dengan jalur parpol, maka posisi saya sama dengan calon dari parpol lain,seimbang. 

Tuhan mau ingatkan saya untuk tidak andalkan kemampuan saya sendiri Sekarang saya tidak peduli orang mau bilang saya inkonsisten dsb, yang saya percaya tujuan saya sesuai dengan iman kristen saya, Tuhan yang menjadi pedoman saya...

Jakarta, 6 Agustus 2016

Jumat, 19 Agustus 2016

MERDEKA DARI KOMPETISI


Kotbah, 14 Aug 16
Pdt. Josia Abdisaputera

MERDEKA/BEBAS DARI KOMPETISI

Dalam hidup manusia seringkali berkompetisi, bahkan cenderung melakukan kompetisi yang tidak sehat yang dapat menyebabkan timbulnya hal-hal jahat dalam hidup manusia tersebut.

Di dalam alkitab pun mencatat, ada raja yang berkompetisi : Saul berkompetisi dengan Daud

1 Sam 18:6-9 --> "... dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan,
katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."  Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya. " ..."

Roh kompetisi (kegeraman/kejahatan) akan menyebabkan kita melakukan hal-hal yang tidak terbayangkan.
Satu-satunya kompetisi yang sedang kita lakukan dan layak kita lakukan adalah berkompetisi dengan diri kita sendiri

Kebenaran yang perlu kita ketahui dalam berkompetisi dengan diri kita sendiri :

1. Jadilah yang terbaik semampu anda.

"Saya bukan pendeta yang tehebat di dunia tapi saya berusaha menjadi pendeta yang terbaik yang saya bisa."

2. Jangan membandingkan diri dan bersaing karena setiap orang memiliki kasih karunia yang berbeda.

"Kita diciptakan bukan untuk bersaing dengan orang lain, Tuhan memberikan karunia kepada kita untuk menjadi seperti yang Tuhan inginkan."
Artinya, _Setiap kehidupan kita memiliki tujuan dan maksud yang khusus

"Persaingan yang tidak sehat membuat kita bergumul seumur hidup kita, karena begitu kita mampu melewati seseorang, ternyata sudah ada orang lain didepan kita"

Tuhan tidak akan menghakimi kita menurut apa yang dicapai oleh teman / tetangga kita, tetapi menurut apa yang kita lakukan dengan karunia yang sudah Tuhan berikan pada kita.

3. kenalilah diri anda dan akui keterbatasan anda
Yang penting adalah _kita mengetahui keterbatasan kita dan mengetahui talenta / bidang kita_
Contoh : Yohanes Pembaptis (yoh 1:19-20)
1:19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."

Jika kita tidak mengakui yang bukan diri kita maka kita akan semakin jauh pada apa yang Tuhan inginkan dalam diri kita

ACTION :

Aku mau bebas dari kompetisi, dan aku mau melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan dalam pimpinan Tuhan.

God bless..

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA