Rabu, 01 Oktober 2025

ADAKAH PERANAN TUHAN DALAM KEBERHASILAN SESEORANG ?

 


"Adakah Peranan Tuhan dalam Keberhasilan Seseorang?"

Sahabat Nafiri Kasih ,

Ada seorang yang Bernama David tumbuh besar dengan keyakinan bahwa kerja keras adalah segalanya. Baginya, kesuksesan adalah hasil dari usaha diri sendiri. Sejak muda, ia yakin bahwa selama ia cerdas, tekun, gigih, dan berani, semua mimpinya pasti tercapai.

"Kalau kita mau, pasti bisa!" adalah prinsip hidupnya, dan selama bertahun-tahun, prinsip itu tampaknya membuahkan hasil. Namun, di balik semua keberhasilannya, David mulai merasakan kehampaan yang tidak bisa ia pahami.

Dalam hati David terus merasa bahwa segala pencapaiannya adalah hasil jerih payahnya sendiri. "Mengapa aku perlu Tuhan ? Bukankah aku bisa melakukannya sendiri?" pikirnya.

 Namun, suatu hari ia mendengar lagu Grace Alone, dan kata-kata dalam lagu tersebut membuatnya berpikir ulang.

"Every promise we can make, every prayer and step of faith, every difference we can make, is only by His grace."

Setiap janji yang kita buat, setiap perbedaan yang kita coba hasilkan, setiap usaha yang kita lakukan ternyata hanyalah mungkin karena ada Tuhan di baliknya yang menopang setiap langkah dan memberinya kekuatan yang bahkan tidak kita sadari.

David terus merenungkan kalimat lagu tersebut dan mulai memahami, meskipun ia merasa telah melakukan segalanya sendiri, sesungguhnya Tuhanlah yang memberikan kemampuan, kesempatan, dan kehidupan itu sendiri. Tuhanlah sumber segala berkat, sumber hidup yang sejati, dan penyebab utama dari segala keberhasilan yang ia alami.

David kemudian sadar bahwa bukan usahanya yang membuatnya berhasil, melainkan anugerah Tuhan yang senantiasa mengalir dalam hidupnya, bahkan ketika ia tak menyadarinya. Dan bukan hanya tentang pencapaian keberhasilan saja, tetapi Tuhan telah memberikan anugerah yang jauh lebih besar. Kristus mati di kayu salib agar setiap orang yang percaya memperoleh hidup kekal di surga bersama Bapa. Kesadaran ini membuat David menyadari betapa besar peranan Tuhan dalam hidupnya.

Maka, setiap kali ia merasa bangga atas pencapaian-pencapaiannya,  David mengingat bahwa semua itu adalah bukti dari kasih karunia Allah. Anugerah Kristuslah yang memberinya kekuatan, kemampuan, dan kesempatan untuk melangkah. David kini paham bahwa ia tidak mungkin bergantung pada kekuatannya sendiri.

Renungan:

Sahabat Nafiri Kasih, Cerita David mengajarkan kita bahwa sering kali kita lupa akan peranan Tuhan dalam keberhasilan kita. Sebesar apa pun usaha yang kita lakukan, tanpa campur tangan Tuhan, semuanya akan sia-sia.

 Di balik setiap keberhasilan, setiap kesempatan, dan setiap impian yang terwujud, ada Tuhan yang menopang kita. Kristus, batu penjuru hidup kita, adalah sumber kekuatan dan kasih karunia yang memungkinkan kita untuk mencapai segala sesuatu.

Amin , Tuhan Yesus memberkati.

 


Senin, 29 September 2025

APAKAH PERBUATAN BAIK SYARAT UNTUK MASUK SURGA ?

 


Apakah Perbuatan Baik Syarat Untuk Masuk Surga ?

Pernahkah Anda bertanya, "Jika hanya iman yang menyelamatkan, lalu apa gunanya perbuatan baik?" Atau mungkin Anda merasa bahwa surga adalah upah bagi semua perbuatan baik yang kita lakukan.

 Namun, Alkitab memberikan jawaban yang mengejutkan: Perbuatan baik bukanlah syarat untuk masuk surga, melainkan sebagai ungkapan syukur dan bukti dari iman yang sejati.

Didalam Efesus 2:8-9 dengan tegas menyatakan: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Ayat ini mengajarkan bahwa keselamatan adalah karya Allah yang sepenuhnya diberikan kepada kita sebagai anugerah. Tidak ada usaha manusia betapapun baiknya manusia tsb yang dapat memenuhi standard kekudusan yang Allah tetapkan.

Namun, bagaimana peran perbuatan baik? Ayat berikutnya, Efesus 2:10, memberikan kejelasan: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Jadi, meskipun perbuatan baik tidak menyelamatkan, perbuatan baik adalah hasil dari iman yang sejati.

Bayangkan, jka ada seorang anak yang dengan penuh sukacita membantu ayahnya membersihkan taman. Anak itu tidak melakukannya untuk "membeli" cinta ayahnya, karena cinta ayahnya sudah ada tanpa syarat dan benar2 dirasakan oleh anak tsb. sehingga anak itu melakukannya bukan supaya ia dicintai tetapi sebagai ungkapan syukur atas kasih dari orang tuanya itu.

Begitu pula hubungan kita dengan Allah. Perbuatan baik yg kita lakukan adalah respons atas keselamatan yang telah Kristus berikan, bukan usaha untuk mendapatkan keselamatan. Pemahaman ini benar-benar menjadi keunikan didalam Kekeristenan yang membedakannya dengan agama lain.

Penerapan:
Yakobus 2:17 menyatakan: "Iman tanpa perbuatan adalah mati." Artinya Perbuatan baik adalah bukti dari iman yang hidup. Ketika kita benar-benar percaya kepada Yesus, Roh Kudus bekerja dalam kita, mengubah hati kita, dan mendorong kita untuk hidup dalam kebenaran. Kita tidak lagi berbuat baik karena takut akan hukuman, tetapi karena kasih dan syukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan kita.

Kesimpulan:
Sahabat nafiri Kasih, sekali lagi , Perbuatan baik bukanlah syarat untuk masuk surga, tetapi buah dari iman yang sejati. Anugerah keselamatan itu mengubah hidup kita, sehingga perbuatan baik mengalir sebagai respons alami atas kasih karunia Tuhan dan sebagai bukti dari iman kita yang sejati. Sebab, iman yang sejati akan selalu menghasilkan perbuatan yang memuliakan Allah.

Seperti yang diajarkan Yesus dalam Matius 5:16: "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Pertanyaan Refleksi:
Sahabat Nafiri Kasih , Apakah perbuatan baik Anda lahir dari rasa syukur atas keselamatan ?, atau sebagai usaha untuk mendapatkan kasih Tuhan? Ingatlah, kasih-Nya sudah diberikan kepada kita melalui iman di dalam Kristus. Biarlah iman itu memancar dalam hidup kita, menjadi terang bagi dunia. Amin !

Salam hangat dari team Nafiri Kasih , Tuhan Yesus memberkati.

 


Sabtu, 27 September 2025

APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN SAAT MERASA GAGAL ?

 


"Apa yang Harus Anda Lakukan Saat Merasa Gagal ?"

"Apakah Anda pernah merasa gagal? Mungkin dalam pekerjaan, hubungan pertemanan, hubungan rumah tangga, atau bahkan dalam iman seperti jatuh kedalam dosa? Gagal seringkali membuat kita merasa tak berharga dan putus asa. Tapi tahukah kamu, bahwa banyak tokoh dalam Alkitab juga mengalami kegagalan, namun Tuhan tetap memakai mereka?"

Mari kita lihat contoh dari Petrus. Suatu malam, ketika Yesus ditangkap, Petrus, murid yang sangat dekat dengan Yesus, melakukan kesalahan besar. Dia menyangkal Yesus tiga kali, meskipun sebelumnya dia bersumpah untuk setia. Bayangkan perasaan Petrus saat dia menyadari kesalahannya. Dia merasa gagal, sangat malu, dan terpuruk. Petrus menangis dengan pedih karena dia tahu dia telah mengecewakan Yesus.

Tapi apa yang terjadi setelahnya? Setelah kebangkitan Yesus, Petrus tidak ditinggalkan. Yesus justru menemui Petrus, memulihkannya, dan memberikan dia tanggung jawab besar, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Yesus tidak fokus pada kegagalan Petrus, tapi pada pemulihan dan panggilan yang lebih besar. Dan disini Petrus merespon dengan benar ajakan Yesus tsb.

Dari cerita Petrus, kita belajar satu hal penting: Tuhan tidak mengabaikanmu hanya karena anda merasa gagal. Sebaliknya, Dia menunggu untuk memulihkan anda dan memberi kesempatan baru. Kegagalan adalah bagian dari perjalanan iman kita, dan Tuhan sering memakai kegagalan itu untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Dalam Amsal 24:16 dikatakan, "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali." Jadi, apa yang harus kamu lakukan saat merasa gagal? Bangkit kembali! Cari Tuhan dalam doamu, minta Dia untuk memulihkan hatimu, dan percaya bahwa Dia masih memiliki rencana besar untuk hidupmu.

Ingat, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Seperti Petrus, kamu bisa bangkit kembali. Tuhan tetap memegang kendali, dan setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan bertumbuh dalam iman. Jadi, jangan menyerah! Sebab Tuhan tidak pernah meninggalkanmu.

"Apa yang ingin anda lakukan hari ini untuk bangkit dari kegagalan?"

Salam hangat dari team Nafiri Kasih.

 

 


Jumat, 26 September 2025

5 ALASAN MENGAPA BERIMAN KEPADA YESUS PASTI MASUK SURGA


 5 Alasan Mengapa Beriman Kepada Yesus Pasti Masuk Surga

Shalom bapak ibu saudara saudari

Ada  seorang pria bernama Andreas yang sedang bergumul dengan pertanyaan besar dalam hidupnya: "Apakah aku benar-benar akan masuk surga?" Dia sering pergi ke gereja, tetapi belakangan ini pertanyaan itu terus mengganggu pikirannya. Suatu hari, dia memutuskan untuk bertemu dengan seorang Pendeta yang sangat dihormati, yang bernama Pendeta Jonathan.

Saat Andreas duduk di kantor sederhana Pdt Jonathan, ia mengungkapkan kegelisahannya. “Saya percaya dan beriman kepada Yesus, tapi bagaimana saya tahu pasti bahwa saya akan masuk surga?”

Pdt Jonathan tersenyum lembut, lalu berkata, “Andreas, ada lima alasan kuat yang membuatmu bisa yakin akan hal itu. Mari kita bahas bersama-sama.”

Alasan pertama, Pdt Jonathan memulai, “Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usahamu sendiri. Efesus 2:8-9 mengajarkan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman kepada Yesus. Jadi, tidak ada perbuatan manusia yang bisa membuat kita layak. Ketika kamu beriman kepada Kristus, kamu sudah menerima anugerah ini.”

Andreas mengangguk, merasa sedikit lebih tenang, tapi masih ingin tahu lebih banyak.

Pdt Jonathan melanjutkan. “Yang kedua, pengorbanan Kristus di kayu salib telah menebus dosa-dosa kita. Ibrani 9:28 mengatakan bahwa Yesus menanggung dosa banyak orang satu kali untuk selama-lamanya. Dengan beriman kepada-Nya, dosa-dosamu sudah diampuni, dan kamu dianggap benar di mata Allah.”

“Jadi, bukan tentang seberapa baik aku, tetapi seberapa besar kasih Yesus?” tanya Andreas.

“Benar sekali,” jawab Pdt Jonathan. “Itulah yang membawa kita ke alasan ketiga. Yesus menjanjikan hidup yang kekal kepada mereka yang beriman kepada-Nya. Yohanes 3:16 mengatakan bahwa Allah mengasihi dunia ini dan memberikan Anak-Nya supaya siapa pun yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup kekal. Ini adalah janji Yesus sendiri—dan janji Tuhan tidak pernah gagal.”

Mata Andreas mulai berbinar, seolah mulai mengerti.

“Lalu ada alasan keempat,” lanjut Pdt Jonathan. “Ketika kamu beriman, Roh Kudus berdiam di dalam kamu. Efesus 1:13-14 mengatakan bahwa Roh Kudus adalah jaminan keselamatanmu, meterai dari Allah sendiri. Kehadiran Roh Kudus dalam hidupmu adalah tanda bahwa Allah mempersiapkanmu untuk surga.”

Andreas tersenyum sekarang. “Roh Kudus seperti tanda bahwa aku sudah terdaftar di surga, ya?”

“Betul,” kata Pdt Jonathan tersenyum sambil mengangguk. “Dan akhirnya, alasan kelima: kebangkitan Yesus Kristus. Dalam Yohanes 11:25-26, Yesus berkata bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup. Karena Yesus telah mengalahkan maut, kita yang beriman kepada-Nya juga akan hidup bersama-Nya. Kematian bukan akhir, tapi pintu menuju hidup kekal bersama Allah.”

Akhirnya Andreas merasakan damai di hatinya. Semua kekhawatirannya perlahan menghilang.

Pdt. Jonathan menutup percakapan mereka dengan berkata, “Andreas, ketika kamu beriman kepada Yesus, kamu bisa yakin sepenuhnya bahwa surga sudah menjadi tujuan akhir hidupmu. Bukan karena apa yang kamu lakukan, tetapi karena apa yang Yesus sudah lakukan untukmu. Itu adalah janji Allah yang tidak pernah ingkar.”

Dengan hati yang penuh syukur, Andreas pulang malam itu dengan keyakinan baru. Ia tidak lagi merasa gelisah, karena ia tahu bahwa beriman dengan sungguh kepada Kristus sudah cukup untuk memastikan tempatnya di surga.

Salam hangat dari Nafiri Kasih, Tuhan Yesus memberkati.

 

Kamis, 25 September 2025

APAKAH GEREJA MASIH EXIST ?



 



APAKAH GEREJA MASIH EXIST ? “Hidup dalam Misi, Bertumbuh dalam Pemuridan, Nyata dalam Pelayanan” ?

Setiap bulan September, gereja kami GKI Gading Serpong memperingati Bulan Misi. Perayaan ini tentu bukanlah sekadar tradisi tahunan atau rangkaian kegiatan liturgis belaka, melainkan sebuah pengingat bahwa gereja dipanggil untuk hidup dalam misi setiap hari. Bermisi bukan hanya dilakukan dalam satu bulan tertentu, melainkan menjadi napas kehidupan gereja sepanjang tahun. Bulan September hanyalah sebagai pengingat agar kita kembali memeriksa diri: apakah sasaran dan strategi pelayanan kita sudah sejalan dengan yang Yesus kehendaki?

Yesus sendiri telah menegaskan dalam Matius 28:19:

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku...”

Amanat Agung yang diberikan kepada murid-murid sebelum kenaikan-Nya kesurga sudah seharusnya menjadi catatan penting bagi panggilan gereja. Yesus tidak hanya memerintahkan untuk pergi dan mengabarkan Injil, tetapi juga menekankan adanya proses pemuridan, yaitu menjadikan semua suku bangsa murid-Nya. Pemuridan merupakan suatu cara yang didisain dengan sengaja untuk membawa orang hidup dalam Yesus, bertumbuh dalam iman, dan pada gilirannya akan mengabarkan Injil kepada orang lain. Inilah siklus kehidupan gereja yang sehat, misi melahirkan murid, murid bertumbuh, dan murid pun bermisi, begitu seterusnya.

Sementara itu, dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus menambahkan dimensi penting lainnya:

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Di sini kita melihat bahwa hidup dalam misi bukanlah pekerjaan manusia semata. Gereja tidak dipanggil untuk mengandalkan kekuatan manusia atau sumber dayanya sendiri, melainkan mengandalkan kuasa Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, bisa jadi bermisi hanya menjadi aktivitas gersang, dan ini mengingatkan kita pada jemaat di Sardis yang ditegur Tuhan seperti yang tertulis dalam Wahyu 3:1 “engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati !”.

Tetapi dengan Roh Kudus, bermisi menjadi kesaksian hidup yang menghadirkan kuasa Yesus di tengah dunia.

Misi dan Pemuridan: Dua Hal yang Menyatu

Sering kali orang membandingkan mana yang lebih penting: misi atau pemuridan. Tetapi sesungguhnya keduanya tidak dapat dipisahkan. Misi tanpa pemuridan akan melahirkan orang-orang yang tidak bertumbuh dalam iman. Pemuridan tanpa misi akan membuat gereja nyaman dalam lingkarannya sendiri tanpa peduli dengan penginjilan. Jadi jika salah satunya diabaikan maka amanat agung belum menjadi dasar panggilannya.

Misi adalah gerak keluar untuk berjumpa dengan dunia, bersaksi dan memberitakan Injil. Pemuridan adalah gerak ke dalam untuk menumbuhkan iman. Kedua arah ini harus berjalan bersama agar gereja sungguh hidup dalam panggilan-Nya.

Murid Sejati pasti menghadirkan Kasih dalam Perbuatan

Namun, misi dan pemuridan bukan hanya soal kata-kata atau pengajaran. Yesus sendiri menegaskan dalam Matius 25:40:

“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa misi dan pemuridan harus diwujudkan dalam tindakan kasih yang nyata. Ketika kita berbelas kasihan kepada yang lapar, yang haus, yang sakit, atau yang terabaikan, sesungguhnya kita sedang melayani Yesus sendiri.

Dengan kata lain, pengajaran tentang kasih harus berjalan bersama dengan praktek kasih. Gereja tidak hanya dipanggil untuk mengajarkan firman, tetapi juga menghadirkan kasih Allah dalam tindakan yang nyata kepada yang membutuhkan dan tersisih sehingga banyak orang mengalami kasih Yesus yang pada akhirnya bisa berlanjut sebagai  jembatan untuk pemuridan.

Ilustrasi Sederhana

Bayangkan seorang petani yang menanam padi. Ia tidak hanya menabur benih lalu pergi begitu saja. Ia juga harus merawat, menyiram, membersihkan gulma, bahkan melindungi dari hama. Tanpa perawatan itu, benih yang sudah ditabur mungkin tumbuh, tetapi tidak menghasilkan buah yang maksimal.

Begitu juga dengan misi dan pemuridan. Misi adalah menabur benih dengan tindakan kasih yang nyata (Mat. 25:40) dan pemberitaan Injil (Mat. 28:19). Pemuridan adalah merawat benih yang tumbuh itu agar tumbuh kuat dan berbuah lebat (Mat.28:19). Jika gereja hanya menabur tetapi tidak merawat, maka hasilnya tidak akan maksimal. Sebaliknya, jika hanya merawat tetapi tidak menabur, maka tidak ada ladang baru yang akan menghasilkan panen baru.

Pertanyaan untuk direnungkan :

Pada bulan Misi di bulan September 2025 ini mari kita bersama merenung :

  • Apakah pelayanan yang kita lakukan selama ini sudah berdasarkan ungkapan syukur dan kerinduan kita untuk terus bertumbuh menjadi murid Yesus ?
  • Apakah kita sudah bergerak bukan hanya ke dalam, tetapi juga keluar, menjadi saksi Yesus bagi dunia?
  • Apakah tindakan kasih kita nyata, sehingga orang lain melihat Yesus dalam diri kita?

Pertanyaan-pertanyaan ini penting agar kita tidak terjebak hanya pada aktivitas tanpa arah, atau pembinaan tanpa tujuan yang jelas (random). Misi dan pemuridan adalah panggilan utama yang tidak boleh diabaikan.

Untuk itu, gereja perlu memiliki strategi yang jelas dan disengaja, salah satunya adalah menanamkan kesadaran pentingnya bermisi dan menjadi murid Yesus yang terus bertumbuh, pada setiap anggota jemaat dan mendorongnya untuk terus menyaksikan kasih-Nya dalam segala hal dengan terus mengandalkan Roh Kudus dalam doa dan ketaatan pada firman Tuhan.

Penutup

Bulan Misi bukanlah akhir, melainkan awal pengingat kembali akan panggilan gereja untuk hidup dalam misi, bertumbuh dalam pemuridan dan nyata dalam pelayanan.

Matius 28:19 menegaskan sasaran kita, Kisah Para Rasul 1:8 memberi kita kuasa, dan Matius 25:40 mengajak kita untuk membuktikannya.

Amin.

Soli Deo Gloria,

Salam hangat untuk sahabat Nafiri Kasih dimanapun Anda berada ...

  





POSTINGAN TERAKHIR

ADAKAH PERANAN TUHAN DALAM KEBERHASILAN SESEORANG ?

  "Adakah Peranan Tuhan dalam Keberhasilan Seseorang?" Sahabat Nafiri Kasih , Ada seorang yang Bernama David tumbuh besar deng...

POPULER DIBACA