Minggu, 09 Agustus 2015

GKI Gading Serpong, Khotbah 9 Agustus 2015

 GKI GADING SERPONG

Pembicara : Pdt Em Daud Adiprasetya - GKI Coyudan Solo
Lukas 14 : 25-35
Tema : KETAATAN SEORANG MURID

Didunia ini yang paling bagus dan paling tepat adalah menjadi penurut Allah, menjadi umat Tuhan yang taat.
Taat dengan kesadaran yang tinggi bukan asal-asalan, Tuhan memang patut ditaati segala perintah dan firmanNya karena Tuhanlah yang paling bijaksana.
Apakah anda taat seperti tersebut diatas, sehingga anda menjadi pemenang kehidupan ?

Pujian PS GKI Kepa Duri
Hidup ini ditandai dengan perlombaan, pertandingan jadi tidak asal hidup , dan untuk memenangkan kehidupan ini rahasianya adalah kita mau taat kepada Allah.

Para joki yang berpengalaman bersaksi mengenai kuda juara , kuda juara adalah kuda yang jinak dilintasan balap, yang merespon perintah-perintah dari joki sehingga terjalin kerjasama yang baik dan akhirnya membuahkan kemenangan. Beda dengan kuda liar yang tidak mau dikendalikan.

Manusia dikatakan beruntung manakala dalam kehidupan sehari-hari sebagai anak-anak Tuhan mau taat dan menuruti perintahNya .
Dalam perjanjian lama dikisahkan bahwa Absalom merupakan anak yang tidak taat kepada ayahnya, bahkan dia memberontak berusaha untuk merebut tahta kepemimpinan ayahnya Daud.
Absalom selalu berpikir negatif tentang ayahnya .. pikiran negatif berbahaya sebab pikiran negatif akan meluncur menjadi perkataan .. perkataan akan berubah menjadi perbuatan .. dan perbuatan akan beralih menjadi kebiasaan dan kebiasaan akan menjadi karakter .. dan karakter akan menentukan nasib seseorang.

Absalom yang berpikiran negatif itu juga memendam banyak rasa kecewa yang berakumulatif terus menerus sampai akhirnya menjadi seperti gunung es yang sangat berbahaya.

Memang semua manusia telah berdosa, berdosa kepada Tuhan baik disadari ataupun tidak, manusia didunia ini memang selalu hidup berbuat salah baik kepada teman , keluarga, saudara seiman, rekan kerja  dan lain sebagainya. Semua itu menunjukan bahwa ada hubungan yang tidak benar antara manusia dengan Allah.
Setiap kita yang mempunyai ganjalan dengan Tuhan yang kita sembah dan percayai sebagai Allah harus waspada bahwa masalah atau hubungan yang tidak beres itu harus diselesaikan dengan Allah, karena jika tidak diselesaikan akan beranak-cucu , menumpuk dan menjadi sangat mengerikan memunculkan apa yang disebut kematian rohaniah. Kasih kita kepada Tuhan dan sesama akan menjadi tumpul.

Ada 3 jenis kematian rohaniah

1. Eskapisme
Melarikan diri , kita sebagai orang yang dikasihi oleh Allah dan Allah selalu merindukan kita berhubungan dekat dengan Dia , tetapi dalam kenyataannya kita melarikan diri dari kasih Kristus, komunitas jemaat, ibadah, kehadiran dalam ibadah dikurangi , tugas menjadi saksi Kristus didunia ini kita abaikan.
Menjadi anak Tuhan yang banyak catatan, rapot merah, banyak bolos, melarikan diri tanpa ijin.

2. Kompromisme
Sering berkompromi dengan yang tidak baik, berkompromi dengan iblis yang menjadi musuh Allah.
Berkompromi dengan dosa kecil, membiarkannya sampai akhirnya dosa itu berkembang dan menjerat orang tersebut. Bagi yang suka tidak punya sikap tegas terhadap dosa , terhadap kebiasaan yang tidak baik, terhadap dosa akan menuai hasil yang memalukan , merugikan dan menjadi mangsa dosa.
Tuhan Yesus tidak bersikap lunak terhadap dosa tetapi dia tegas untuk tidak membiarkan dosa berkembang, dia mengusir orang-orang yang berjualan di bait Allah.
Tuhan mengasihi manusianya tetapi benci dengan dosa yang merusaknya. Sedemikian cintanya kepada manusia dan sedemikian bencinya terhadap dosa maka Tuhan rela mati diatas kayu salib.

3. Dualisme
Kadang jadi domba, kadang jadi serigala. Terhadap Tuhan kasih kita tidak konsisten, kasih terhadap manusia setengah hati. Tuhan tidak suka kepada yang suam-suam, hangat tidak dingin tidak.
Firman Tuhan mengajarkan untuk mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, segenap .. segenap. Kasih kepada Tuhan sebagai Tuhan harus seratus persen , mengasihi istri / suami sebagai istri / suami seratus persen, mengasihi anak sebagai anak seratus persen, mengasihi pekerjaan sebagai pekerjaan seratus persen, mengasihi teman sebagai taman seratus persen dan lain sebagainya karena Tuhan mau kita tidak setengah-setengah.
Abraham  mentaati perintah Tuhan karena dia tau siapa Tuhan yang dia sembah maka dia taat, taat seratus persen kepada Tuhan sebagai Tuhan.
Biarlah dampak positif dirasakan bagi kehidupan sekeliling yang disebabkan oleh anak-anak Tuhan yang taat.

Jemaat harus wapada dengan kematian rohaniah, untuk kehidupan rohaniah yang kuat maka kita harus senantiasa mau belajar , merenungkan firman dan mempraktekannya.
Salah satunya dengan ikut bergabung dalam 40 Days of Purpose yang akan memperlengkapi, menyegarkan  dan memperkaya kehidupan rohaniah anda.
Hendaklah kita taat kepada Tuhan yang kita sembah, Tuhan yang sejati , yang utama dalam hidup ini seperti seorang murid yang senantiasa mau belajar terus menerus.

Amin ..
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.












1 komentar:

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA