Minggu, 12 Juli 2015

GKI Gading Serpong, Khotbah 12 Juli 2015


GKI GADING SERPONG

Tema : Siapakah Raja Kemuliaan ?
Pembicara : Pdt Gideon Ang
Nats : Mazmur 24

Ada dua kerinduan kita, yang pertama kita boleh mengenal "siapakah raja kemuliaan ?" dan selanjutnya adalah kita rindu beribadah kepadaNya .
Pertanyaannya apakah sebagai umat Tuhan kita sudah  menyembahNya dengan sungguh-sungguh ?

Sebuah kutipan dari Friedrich Nietzche mengatakan sbb : "mereka harus menyanyikan lagu-lagu dengan lebih baik untuk membuat saya percaya kepada penebus mereka"

Kalau misalnya ada orang yang baru saja datang beribadah digereja ini , apakah ketika mereka melihat kita memuji Tuhan dan beribadah , mereka dapat melihat kita sebagai orang-orang yang sudah ditebus ?

Kalimat lain dari seseorang mengatakan sbb : "ibadah bukanlah suatu aksi tapi suatu reaksi yang dibangkitkan karena melihat kemuliaan Allah"
"Jika kita mempunyai kesulitan dalam beribadah kepada Allah , apakah yang perlu kita lakukan ? dikatakan bahwa kita perlu melihat kemuliaan Allah !!"

Mazmur 24 , adalah mazmur yang berhubungan dengan Kristus , tetapi juga sering disebut sebagai mazmur penggembalaan, dikatakan bahwa juruselamat yang agung yang kembali untuk domba-dombaNya.
Didalam ayatnya yang pertama dan kedua dikatakan, Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya dan dunia serta yang diam didalamnya ... dst.

Ketika kita menanyakan "Siapakah Raja Kemuliaan itu ?"

Yang pertama, The Glory in Creation (kemuliaan dalam ciptaan)
Dia adalah raja yang kemuliaanNya terpancar, bisa dilihat dalam alam semesta ciptaanNya
Alam adalah sebagai wahyu umum .. dimana kita dapat melihat kemuliaan Allah.

Ada seseorang yang sedang mengendarai kereta kuda yang bersinar sangat terang , saking terangnya sampai dia tidak bisa melihat cahaya bintang.
Ada pula seorang petani yang sederhana yang sedang berjalan dimalam hari dengan sangat hati-hati , menunduk melihat kejalan , diapun tidak melihat cahaya bintang yang indah , yang ada diatas.

Seorang pemahat memahat tulisan "Allah Tidak Ada", tapi ketika dia melihat keindahan alam semesta hati nuraninya mulai berbicara bahwa Allah itu ada, nuraninya mengusik pikirannya dan akhirnya pemahat itu menjadi percaya bahwa Allah itu memang ada, maka dia menambahkan tulisan dalam pahatannya sbb : "Orang Bodoh berkata : Allah Tidak Ada"
Mazmur 14 : 1 berbunyi "orang bebal berkata dalam hatinya, tidak ada Allah. Busuk dan jijik perbuatan mereka"

Kedua, The Glory in Salvation (kemuliaan dalam keselamatan)
Kita ditebus menjadi anak Tuhan.

Mazmur 24 : 3-6 ,
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung n  TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya o  yang kudus?" 24:4 "Orang yang bersih tangannya p  dan murni hatinya 1 , q  yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, r  dan yang tidak bersumpah palsu. 24:5 Dialah yang akan menerima berkat 2  s  dari TUHAN dan keadilan t  dari Allah yang menyelamatkan dia. 24:6 Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, u  ya Allah Yakub." Sela

Teori pendidikan mengajarkan kepada kita , yang diluar sebagai model pendidikan kita, siapa yang kita mau, arah mau jadi apa , sedangkan yang dari diri timbul pertanyaan , apakah saya melihat kemuliaan itu ?

Dari wahyu umum masuk kedalam wahyu khusus, kita masuk kedalam anugerah keselamatanNya

 Kisah Tommy, diceritakan oleh John Powell :
Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang teologi iman. Pada hari itulah untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Dia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm dibawah bahunya. Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh ? sangat aneh.

Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus mengajukan keberatan. Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih.

Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya dengan agak sinis, "Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan Tuhan?" Tidak," jawabku dengan sungguh-sungguh.

"Oh," sahutnya.

"Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan." Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil. "Saya rasa kamu tak akan pernah menemukan-Nya. Tapi, saya yakin Dialah yang akan menemukanmu."

Tommy mengangkat bahu, lalu pergi.

Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku. Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur.

Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi.

Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas. "Tommy ! Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?" tanyaku langsung. "Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi."

"Kamu mau membicarakan itu?"

"Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?"

"Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang?" Jawabnya, "Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu harta adalah hal-hal yang "utama" dalam hidup ini."

Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku. "Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Pastor itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh. "Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya", Tommy melanjutkan "dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital,saya benar-benar menggedor-gedor pintu surga.

Tapi tak terjadi apa pun.."

Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu."

"Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal penting," lanjut Tommy. "Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa kau mencintai mereka.

Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit: ayah saya. "Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya." "Pa, aku ingin bicara." "Bicara saja." "Pa, ini penting sekali." Korannya turun perlahan 8 cm. "Ada apa?" "Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu." Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu. "Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku. Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya."

"Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah," sambung Tommy. "Mereka menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya baru memulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya.

"Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya."

"Tommy," aku tersedak,

"Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih."

"Tommy," saya menambahkan, "boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah teologi iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang baru kamu ceritakan?"

Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan.

Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali. Saya tak akan mampu hadir di kuliah Pastor," katanya. "Saya tahu, Tommy." "Maukah Pastor menceritakannya untuk saya? Maukah Pastor menceritakannya pada dunia untuk saya?" "Ya, Tommy. Saya akan melakukannya."


Pada waktu Allah menemukan kita, maka kita akan mengalami apa yang disebut the glory in salvation.
Kita boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaanNya .

Ketiga, Glory In The Kingdom (kemuliaan didalam kerajaan Allah)

Mazmur 24 : 7-10
24:7 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, v  dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk w  Raja x  Kemuliaan 1 ! y  24:8 "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, z  TUHAN, perkasa dalam peperangan! a " 24:9 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! 24:10 "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, b  Dialah Raja Kemuliaan!" Sela

Berbicara mengenai kerajaan Allah, kerajaan yang pertama adalah Otoritas , siapa yang menjadi raja dalam hidup anda dan saya ? dan yang kedua adalah wilayah lingkungan kekuasaan Allah memerintah dalam hidup anda dan saya.

Rasul Paulus mengatakan , bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan, fokusnya adalah Kristus.
Hidup orang Kristen terlihat seberapa dia mengasihi Kristus dan sukacita didalam Kristus. Apakah Kristus telah mempesona kehidupanmu ?, paling tidak ada 3 hal yang perlu diingat untuk memberi kekuatan kepada setiap orang yang menyandarkan hidupnya pada Kristus :
  • Pertama , kesedihan tidak permanen lagi
  • Kedua , kekecewaan tidak permanen lagi
  • Ketiga , dosa seberat apapun tidak permanen lagi
Seseorang yang telah berdosa harus mau datang mohon pengampunan Tuhan dan mengaku dosa, mengaku dosa ada 3 unsur :
  • Setuju dengan Allah bahwa itu dosa.
  • Setuju dengan Firman Allah bahwa Kristus sudah mati diatas kayu salib untuk dosa itu.
  • Berubah sikap terhadap dosa itu dan tidak berbuat lagi.
Amin ..
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA