Minggu, 05 Juli 2015

GKI Gading Serpong, Khotbah 5 Juli 2015


Tema : MENJADI MURID YANG BERKEMENANGAN

Pdt Andreas Loanka
Nats : Matius 11 : 25 - 30

Tuhan Yesus tidak saja memanggil orang banyak untuk datang kepada-Nya, tetapi untuk memikul kuk yang dipasang-Nya dan belajar kepada-Nya (Mat. 11:28-30). Ia bukan saja memanggil kita untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk menjadi murid-murid-Nya dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19-20).

Tuhan Yesus menghendaki agar kita menjadi murid-murid yang memuliakan Allah.  Sama seperti Ia telah memuliakan Bapa, Ia pun menghendaki agar murid-murid-Nya memuliakan-Nya. Ia telah mempermuliakan Allah Bapa dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yoh. 17:4). Dia juga mengajarkan agar murid-murid-Nya memuliakan Allah dan membuat orang-orang lain memuliakan-Nya (Mat. 5:16).

Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life,” menjelaskan bahwa tujuan hidup murid-murid Kristus jauh lebih besar daripada prestasi pribadi, karir, ambisi, ketenangan pikiran, kebahagiaan; bahkan lebih besar dari sekadar tujuan keluarga. Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya.

Katekismus Westminster diawali dengan pertanyaan yang sama: “Apakah tujuan utama manusia?” (What is the chief end of man?). Jawabannya adalah: “Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya.” (Man's chief end is to glorify God, and to enjoy him for ever).

Kita diciptakan dengan tujuan untuk kemuliaan Allah. Firman Tuhan mengatakan bahwa semua orang diciptakan Allah untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Bahkan segala sesuatu diciptakan untuk kemuliaan Allah. Dalam Roma 11:36 dikatakan: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

Kita, sebagai murid-murid Kristus, hendaklah senantiasa hidup untuk kemuliaan Allah. Sehubungan dengan hal itu, marilah kita merenungkan tiga pertanyaan: Apakah kemuliaan Allah? Mengapa harus memuliakan Allah?  Bagaimana memuliakan Allah?

Apakah kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah itu mencakup dua segi. Pertama, kemuliaan intrinsik, yaitu kemuliaan yang telah dimiliki Allah pada diri-Nya sendiri               (Rm 11:36a). Hal ini dapat diibaratkan dengan terang yang dimiliki matahari. Baik terang itu diterima atau dihindari orang, baik diakui atau diabaikan orang, semua perbuatan itu tidak ada pengaruhnya pada terang yang telah ada pada matahari. Terang matahari itu terus-menerus bersinar. Demikian pula kemuliaan Allah telah ada pada diri-Nya sejak kekekalan hingga selama-lamanya. Kemuliaan Allah itu terus-menerus memancar, tanpa dipengaruhi oleh respon makhluk terhadap diri-Nya. Kedua, kemuliaan yang diberikan makhluk kepada Allah. Setiap manusia hendaknya menyadari kemuliaan Allah, dan memuliakan-Nya. Alkitab mengatakan: ”Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya” (1 Taw. 16:29a), dan “bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm. 11:36b).

Mengapa harus memuliakan Allah? Pertama, karena keberadaan Allah yang mulia (Rm:11:36). Dia adalah Allah yang mulia dan sudah selayaknya dimuliakan. Kedua, karena segala perbuatan-Nya: Dia yang menciptakan kita (Yes. 43:1); Dia telah menebus dan menyelamatkan kita (Yes. 43:2-3); dan Dia mengasihi, memelihara dan memberkati kita    (Yes. 43:4-6). Ketiga, karena kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Semua orang yang disebut dengan nama-Nya, diciptakan untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Kita memuliakan Allah selain karena keberadaan-Nya yang mulia dan karya-Nya yang agung, juga karena kita memang diciptakan untuk kemuliaan-Nya.

Bagaimana memuliakan Allah? Kita dapat memuliakan Allah dengan meninggikan (appreciation), menyembah  (adoration), mengasihi (affection), dan mengabdi (subjection).

Roma 11:36-12:8 mengajarkan empat tahap dalam memuliakan Allah. Pertama, menyadari keberadaan-Nya yang mulia sehingga senantiasa meninggikan Dia (Rm. 11:36). Hendaklah kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia, sehingga kita dapat senantiasa memuliakan dan meninggikan Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Kedua, mempersembahkan diri untuk kemuliaan Allah (Rm. 12:1). Mempersembahkan diri dilakukan ”demi kemurahan Allah”. Ingatlah bahwa kita sudah lebih dahulu menerima anugerah dari Allah. Jadi kita mempersembahkan diri bukanlah untuk mendapat sesuatu dari Allah, tetapi justru karena kita sudah memperoleh karunia-Nya. Buatlah keputusan untuk mengabdikan dirimu. Persembahkan dirimu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.  Itu adalah ibadah kita yang sejati.

Ketiga, mengasihi Allah dan memperbaharui akal budi untuk kemuliaan Allah             (Rm. 12:2). Orang yang mengasihi dunia tidak memiliki kasih akan Allah (1 Yoh. 2:15). Oleh karena itu janganlah mengasihi dunia dan menjadi serupa dengan dunia. Kasihilah Allah dan berubahlah oleh pembaharuan budi,  sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, yaitu yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Keempat, mengabdikan diri sesuai dengan talenta untuk kemuliaan Allah              (Rm. 12:3-8). Janganlah kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kita pikirkan. Tuhan mengaruniakan talenta yang berbeda-beda kepada setiap orang Kristen. Kita harus memakai talenta itu untuk melayani dan memuliakan Allah.

Kita patut bersyukur, mulai pertengahan bulan Agustus 2015 hingga akhir bulan September 2015 di gereja kita akan diadakan Gerakan 40 Hari Hidup yang Bertujuan atau         40 Days of Purpose (40 DOP). 40 DOP diadakan untuk menolong agar kita dapat menjadi murid-murid Kristus yang memiliki tujuan hidup seperti yang dikehendaki-Nya, yaitu memuliakan Allah. Selama 40 hari kita belajar di dalam Kebaktian Umum, Kelompok-kelompok Kecil, dan refleksi pribadi melalui pembacaan buku ”Untuk Apa Aku Ada Di Dunia Ini?”

Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Menjalani hidup yang memuliakan Allah membuat hidup kita menjadi bermakna. Marilah kita ikut serta dalam Gerakan 40 DOP dan melanjutkan perjalanan hidup untuk kemuliaan Allah.

Amin.
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA