Sebuah renungan diawal tahun 2018 ...
"Selalu baru tiap hari, besar kesetiaanMu" (Rat. 3: 22)
Setiap awal tahun, banyak orang percaya mengadakan komitmen untuk hidup yang baru dengan resolusi yang baru. Resolusi tentunya menyangkut iman, kasih dan pengharapan dan pada umumnya, semua resolusi itu adalah mulia dan baik.
Pada akhir tahun, ada orang percaya yang menganggap dirinya telah berhasil mempertahankan resolusi yang dilakukan pada awal tahun, namun belum tentu diperkenan oleh Tuhan. Di lain pihak, ada orang percaya yang menganggap dirinya telah gagal untuk menjaga hidup yang konsisten sesuai dengan resolusi itu, tapi orang yang demikian belum tentu sama sekali tidak diperkenankan oleh Tuhan. Keberhasilan seringkali terjadi pada orang yang merasa dirinya gagal dan mereka terus menerus memperbaiki dirinya sambil berpegang pada pengharapan.
Tuhan Yesus tidak berubah selama- lamanya, karena Dia adalah Allah yang sempurna total. Bagi Dia tidak ada kegagalan. Dialah Allah yang tidak pernah gagal dalam segala hal. Sebab itu, bagi orang percaya yang melakukan kehendak Tuhan tidak perlu takut pada kegagalan, melainkan takut pada diri sendiri yang gagal bersandar pada Dia.
Jika kita pernah gagal pada tahun yang lalu, maka kita jangan cepat putus asa dan tawar hati dalam memasuki tahun yang baru, melainkan dengan iman dan keberanian terus berjuang lagi di dalam Dia.
Resolusi pada awal tahun adalah hal yang baik, tapi jangan berbangga pada pencapaian resolusi. Sebab kita tidak mengukur diri atas jasa diri, melainkan kasih karunia Allah yang tetap pada orang yang lemah dan tidak berdaya.
Resolusi dalam apa pun juga bagi orang percaya tetap membutuhkan kasih karunia Allah untuk menjalani kehidupan tahun yang baru. Dalam Dia, kita hidup dan bergerak.
Ia selalu mensuplai karunia yang baru setiap hari bagi orang yang mengasihi Dia oleh karena kesetiaanNya yang besar. Ditengah kegelapan hidup, kitab Ratapan berkata demikian: "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi, besar kesetiaanMu (Rat. 3: 22-23).
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan dan dunia ini pada tahun yang baru. Sebagaimana Tuhan telah menghantarkan kita untuk memasuki tahun yang baru, maka kita juga percaya bahwa Ia akan berjalan didepan dan bersama dengan umatNya yang mengasihi Nya. Ia berjanji tidak akan meninggalkan orang yang benar dalam kesendirian. Ia juga akan bekerja menurut bijaksanaNya dalam berbagai kondisi kehidupan untuk menyatakan kebesaran kasih karuniaNya.
Resolusi apa pun yang kita buat pada awal tahun ini, tetaplah bersandar pada kasih karunia Allah. Ketika kita masih lemah, justru kasih karuniaNya menjadi sempurna.
Apakah ada hal yang baru bagi setiap pergantian tahun? Banyak hal yang masih tetap sama, tapi satu hal yang pasti adalah kasih kesetiaan Tuhan selalu baru setiap hari. Seperti air yang terus mengalir di sungai dan air itu tidak pernah sama, demikian firman kasih karunia Tuhan tidak akan pernah sama setiap hari.
Joshua diminta oleh Tuhan untuk berpegang pada firman Tuhan ke mana saja dia pergi (Jos.1:9). Joshua tidak berurusan dengan kemenangan atas bangsa Kanaan, sebab hal itu adalah urusan Tuhan. Tapi Joshua harus tetap berpegang pada firman.
Jika Tuhan memegang tangan kanan kita, maka tangan kiri kita harus berpegang pada firmanNya. Jika kita diperhatikan oleh Tuhan, maka kita harus memperhatikan firmanNya. Jika kita dipelihara oleh Dia, maka kita harus memelihara firmanNya.
Janganlah takut memasuki tahun yang baru sebab Ia ada disana. Apakah kita telah hidup bersama dengan Dia pada hari ini? Maka kita juga memperoleh keyakinan bahwa hari esok kita boleh berjalan bersama dengan Dia.
Kiranya Dia dimuliakan dalam segala hal melalui kehidupan kita sepanjang tahun yang baru. Selamat tahun baru 2018 kepada para sahabat kami di dalam Tuhan.
Pdt Jonathan Lo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar