Senin, 25 Mei 2015

Kisah Pembaharuan Yang Dialami Oleh Petrus

renungan kristen

Kisah Pembaharuan Yang Dialami Oleh Petrus seperti tertulis dalam Yohanes 21:1-19.  

Dalam rasa malunya, Petrus kembali ke dunia lamanya yaitu penjala ikan dan disanalah Yesus bertemu Petrus, sarapan dengan Petrus, dan memulihkan Petrus dengan anugerahNya. Yesus menunjukkan kepada Petrus dan kita bahwa nilai kita tidak terletak pada penampilan fisik kita, mengingatkan kita bahwa nilai kita bukan pada apa yang kita lakukan, membandingkan diri kita dengan orang lain, dan menemukan signifikansi dari kesuksesan kita.  Pembenaran semacam ini mendorong ktia untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, menumbuhkan kebanggaan pribadi di satu sisi, atau kerapuhan diri di sisi yang lain.  Di dalam proses ini, kita kehilangan realitas kegagalan pribadi dan, sebagai akibatnya, kita juga kehilangan kesempatan untuk dibaharui oleh karya, kasih dan anugerah Yesus Kristus yang sempurna. Yesus sudah menjadi pemenang! 
Tiga prinsip pembaharuan:

  1. Kita semua perlu pembaharuan:  Para murid telah gagal, meninggalkan pemimpin dan menyangkal Dia yang mereka ikuti. Tujuh nelayan kembali menangkap ikan sebagai akibat dari rasa malu dan rasa bersalah yang sangat menekan dan mereka kembali ke dunia lama mereka untuk merasa kompeten dan sukses. Para murid tahu Yesus sudah bangkit dari kubur tetapi bukannya merasa bersemangat dan dikuatkan, mereka malah kembali ke masa lalu. Melangkah maju dari kegagalan kita dan masuk ke masa depan yang disediakan oleh Allah memang memerlukan iman, dan kita tidak bias berjalan masuk ke dalam anugerah Allah sampai kita menyadari bahwa kita memerlukan pembaharuan serta bersikap jujur untuk mengakui semua kegagalan kita.  

  1. Janji Pembaharuan:  Selama Perjamuan Terakhir Yesus sudah meramalkan bahwa Petrus akan menyangkal Dia, walaupun Petrus menyangkal keras sampai bersedi amati (Markus 14:31). Sebelumnya para murid telah berdebat tentang siapakah yang terbesar di antara mereka, yang membuat mereka kehilangan kenyataaan untuk mengalami pembaharuan yang ada di depan mereka (Luk. 22:34) tetapi Yesus telah memprediksi kegagalan mereka. Yesus  tahu keinginan Setan untuk melemahkan para muridnya dengan kegagalan mereka, berharap untuk membelokkan mereka dari apa yang Tuhan ingin anak-anakNya lakukan. Tetapi Yesus berdoa bagi kita sama seperti Dia berdoa bagi Petrus, Ia menaikkan syafaat bagi perlindungan kita (lihat Lukas 22:31-32, Roma 8:34, Ibrani 7:25). Bapa mengasihi kita dengan kadar cinta yang sama seperti Dia mengasihi AnakNya (Yoh. 17:23 & 26). Itu sebabnya kita dapat merasa aman, percaya diri, dan hidup dengan sukacita tanpa rasa takut. Kita bernilai jauh lebih berharga dari penampilan kita!

  1. Undangan Pembaharuan:   Yesus mengikuti Petrus dengan mengundangnya keluar dari perahu dan makan bersama dia. Disitulah Yesus menawarkan pembaharuan, dengan bertanya apakah Petrus mengasihi Dia. Yesus mengasihi Petrus, walaupun ia sudah gagal dan malu, dan dua kali menawarkan kepada Petrus untuk “Ikutlah Aku.” Kali terakhir Petrus melihat Yesus adalah setelah kegagalannya (Luk. 22:60) dan dia menangis dengan sedihnya. Kali ini Yesus memandang Petrus dan menawarkan pembaharuan kepadanya.

Bagaimana Allah mengasihi pengikutnya yang sudah gagal secara demikian? Doa syafaat yang dinaikkan Yesus selalu dijawab bagi mereka yang beriman kepada Kristus, karena ada satu doa Yesus yang tidak dijawab.  Ketika Yesus berada di taman Getsemani, Dia meminta kepada BapaNya untuk melewatkan cawan murka Allah sehingga Yesus tidak harus mati di atas kayu salib bagi dosa-dosa kita. Karena kasih Allah yang sedemikian besar bagi kita, Dia mengutus Yesus untuk mati bagi semua kegagalan kita. Yang Sempurna, Yesus yang tidak pernah gagal, menanggung semua rasa malu kita di atas kayu salib  untuk membayar semua dosa kita dan memberikan kepada kita tempat yang terhormat dan sempurna. Karena karya Kristus yang sempurna, kita dapat yakin berdiri di hadapan tahta kasih karunia Allah! Karya keselamatan Kristus yang sempurna menutupi semua kegagalan kita dan menawarkan masa depan dalam anugerahNya

Apakah realitas pembaharuan ini konsisten dengan seluruh isi Alkitab?  Ya. Roma 8 menjelaskan realitas ini, karena di dalamnya kita diingatkan akan adanya pembaharuan yang kita miliki dalam karya Kristus yang telah terjamin.  Pada awal pasal 8 kita diingatkan bahwa “tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” dan bagian akhir menyebutkan bahwa “tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus.” Roma 8 mengingatkan kepada kita bahwa karena karya Allah yang sempurna kit amenjadi anak-anak Allah yang mempunyai Roh Allah yang memampukan kita untuk keluar dari segala kegagalan kita dan datang kepada anugerah Allah, ketaatan serta kesetiaan Allah yang ditunjukkan oleh Yesus, sehingga kita dapat lebih lagi hidup bagi kemuliaan Allah! Tidak ada sesuatupun, bahkan kegagalan kita, yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

Ibrani 4:14-16 mengajarkan kebenaran yang sama. Bagian ini menjelaskan tentang kedalaman sejarah keterlibatan Allah dengan umatNya. Kita diingatkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang telah dicobai tetapi tidak berbuat dosa dank arena karyaNya kita dapat menghampiri tahta kasih karunia dengan penuh keberanian. Pasal 5-7 berbicara tentang tugas Yesus sebagai Pengantara, yang menunjukkan kepada kita bagaimana Dia dikorbankan menggantikan kita dan pergi sebelum kita agar kita dapat masuk ke tempat kudusNya, yaitu hadiran Allah yang Hidup. Karena karya Kristus kita memperoleh “jaminan sepenuhnya” melalui penerimaan Bapa, seperti ktia mendapat “pengharapan sampai selama-lamanya.”  

Kitab Ibrani mengingatkan kepada kita bagaimana Allah bekerja dari mulanya, sejak Ia memanggil Abraham yang dibenarkan di hadapan Allah bukan karena perbuatannya tetapi karena imannya (Kejadian 15:6). 

Ibrani juga menggambarkan dengan jelas bahwa tugas sebagai Pengantara sudah menjadi tugas keimaman sejak semula (Kejadian 14, yang menunjuk kepada Iman Melkisedek).  Penulis kitab Ibrani berjalan melalui janji-janji yang tertulis dalam Perjanjian Lama (khususnya Maz. 110) menunjuk kepada karya kesempurnaan Imam Besar Agung, dimana melalui Dia siapa yang beriman dapat memperoleh jaminan di hadapan Allah yang Maha Suci. Realitas bahwa “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21)  benar-benar merupakan kenyataan yang membangkitkan, memimpin kita kepada jaminan yang menolong kita menghadapi kegagalan dan rasa malu dan datang kepada pengharapan akan pembaharuan di dalam karya Kristus yang sempurna.  

Apa artinya bagi kita hari ini?
  1. Saat anda membaca kisah Petrus dan murid-murid lain yang kembali ke profesi lama mereka, apa maknanya bagi Anda? Mengapa mereka kembali menjadi penjala ikan? Kemana Anda berpaling setelah mengalami kegagalan?
  2. Mengapa Yesus mendatangi Petrus, berdiri di pinggir pantai dan mengundang Petrus untuk sarapan dengan Dia? Pelajaran apa yang anda peroleh dari respon Petrus?
  3. Mengapa sulit bagi kita untuk keluar dari rasa malu dan menerima persekutuan yang membaharui bersama Tuhan Yesus? Mengapa sulit bagi kita untuk merespon undangan Yesus untuk mengikut Dia, khususnya setelah kita gagal?
  4. Reverend Ed menjelaskan tentang besarnya kasih Allah bagi anak-anakNya, para muridNya, dan bertanya kepada kita apakah kita percaya bahwa Bapa mengasihi kita sama seperti Dia mengasihi AnakNya.  Apakah Anda percaya bahwa Tuhan mengasihi Anda apapun keadaan Anda? Atau, lebih baik, apakah Anda percaya Tuhan mengasihi anda berdasarkan apa yang telah dilakukanNya bagi anda?
  5. Seringkali Allah menggunakan kegagalan kita – lebih dari keberhasilan kita – untuk membentuk kita bagi pelayananNya. Kita diingatkan bahwa setiap kegerakan Allah yang besar didahului oleh kerendahan hati dan pertobatan, waktu dimana tembok-tembok diruntuhkan dan kita bersikap jujur terhadap diri sendiri dan dengan Allah. Allah ingin menggunakan kerapuhan kita untuk memulihkan lagi “cinta mula-mula” kita kepada Yesus, menyalakan lagi api rohani kita, berdamai dengan orang lain, dan membaharui hidup. Apakah anda percaya bahwa ada hidup yang dipenuhi oleh kekayaan dan kedalaman Allah yang tersedia bagi kita jika kita dapat jujur dengan segala kegagalan kita dan memeluk Kristus dengan iman? Menurut anda, bagaimana konsep ini dipraktekkan di dalam fakultas anda? Dapatkah anda mengampuni diri sendiri karena Kristus telah mengampuni Anda? 

Ambillah waktu untuk berdoa sesuai Roma 8.  Bagilah pasal ini ke dalam beberapa bagian dan bacalah sebagai doa bagi fakultas Anda.  Gunakan kata-kata Paulus untuk membimbing anda dalam penyembahan, pertobatan, pemulihan, dan pembaharuan.  Biarlah jaminan karya Kristus yang memerdekakan bekerja dengan bebas sehingga anda dapat memahami dimana Anda telah jatuh dan dimana Anda perlu dibaharui. TIDAK ADA sesuatupun yang dapat memisahkan Anda dari kasihNYA!

Kita perlu menyadari adalah kaum yang rapuh. Apakah kita akan mengatakan kepada Allah siapa kita sebenarnya? Apakah kita bersedia datang ke hadapanNya setelah kita gagal, untuk menerima pembaharuan oleh anugerahNya, sehingga kita bias hidup dalam kemerdekaan, gairah, dan sukacita mengiring Yesus? Atau apakah kita akan tetap berada di dalam “perahu”, terkubur dalam rasa malu dan berusaha menutupinya dengan sukses-sukses kecil kita?  Marilah kita memeriksa hidup kita secara individu dan secara kelompok. Dimana anda perlu jujur terhadap segala kegagalan anda dan karya Kristus yang sempurna dimana Anda dapat memperoleh pembaharuan dan penyegaran jiwa? 

Amin .. salam hangat dari Team Nafiri Kasih ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA