Rabu, 27 Januari 2016

John Sung, Sang Obor Asia

KISAH JOHN SUNG 

John Sung, 1901-1944, adalah anak keenam dari seorang Pendeta Gereja Methodist di China. Ia seorang yang pandai dan sifatnya keras. Waktu ia berumur 23 tahun, John Sung memperoleh gelar doktor dan juga menerima banyak lagi penghargaan untuk bidang ilmu pengetahuan. Ia kemudian belajar di Sekolah Theologia. Sebelum mendarat di Shanghai setelah tujuh setengah tahun belajar di Amerika Serikat, doktor Sung melempar semua ijazah dan piagam penghargaanNya ke dalam laut supaya semua itu tidak menggodanya untuk mencari penghargaan manusia. Ia mau melayani Tuhan dengan sepenuh hati, ia hanya menyimpan gelar doktor untuk diperlihatkan kepada ayahnya.

Hidup dan pelayanan doktor John Sung terjadi dalam waktu yang sangat penting bukan hanya dinegaranya tapi juga di Negara lain. Perang dunia kedua pecah sebelum John Sung meninggal, pendudukan Jepang terhadap negara-negara lain terjadi di Asia. Tuhan memakai John Sung untuk mempersiapkan orang-orang Kristen menghadapi masa penderitaan itu. Ia mengajar Firman Tuhan tanpa mempedulikan dirinya sendiri. Selama kunjungannya terakhir di Indonesia, ia dalam kondisi yang sangat lemah dan hanya dapat berkhotbah sambil duduk tapi berkat pelayanan Jogn Sung masih sangat terasa sampai sekarang. Banyak gereja dibangungkan, pekabaran injil diperbaharui dan banyak jiwa dijamah.

Observasi :

Tanggal 27 September 1901, John Sung lahir di desa Hong Chek Propinsi Fu Jian, China. Diberi nama Yu Un artinya berlimpah anugerah.

Tahun 1909, Roh Kudus mengubah hidupnya melalui KKR tentang peristiwa Yudas Iskariot di taman Getsemani. Mulai saat itu ia sering menolong Ayahnya untuk tugas-tugas Gereja dan meggantikan Ayahnya untuk berkhotbah sehingga mendapat julukan baru si Pendeta kecil lebih baik dari yang sebelumnya yaitu si kepala besar.

Tahun 1920, berangkat ke  Amerika kuliah di Universitas Weshley dan bermimpi mendapat visi dari Tuhan bahwa ia harus pergi memberitakan injil karena hanya melalui Salib Yesus semua orang dapat selamat.

Tahun 1923, John Sung lulus dari Universitas dengan hasil yang memuaskan dan mendapat gelar doktor. Pada saat itu ada seorang Pendeta yang dipakai Tuhan mengatakan bahwa Joh Sung lebih mirip seorang Pendeta daripada menjadi seorang ahli ilmu alam, kemudian ia masuk sekolah Alkitab dan masuk rumah sakit jiwa selama 139 hari. Disitulah ia berkesempatan membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu sampai 40 hari.

Tahun 1927, John Sung kembali ke Shanghai dan menyatakan pada keluarganya bahwa ia sudah menyerahkan diri dan hidupnya untuk memberitakan injil.

Tahun 1930, John Sung memulai pelayanan dikampung halamannya dan banyak orang bertobat menerima Tuhan Yesus.

Tahun 1933, Ia mendapat mimpi bahwa Ayahnya pulang ke rumah Bapa dan sang Ayah memberi tahu bahwa John Sung masih ada sisa umur tujuh tahun lagi untuk memberitakan injil.

Tahun 1935, John Sung melayani di Filipina dan Singapura.

Tahun 1936, John Sung melayani di Asia Tenggara walaupun sakit paru-paru dan kesehatannya semakin menurun. Tapi itu tidak menghalanginya tetap melayani Tuhan.

Tahun 1939, Doktor Sung dating menuju Surabaya (Jawa Timur, Indonesia) dan mengadakan KKR dua puluh satu kali dalam seminggu. Pada saat itu ia mendapat kabar bahwa anak laki-laki satu-satunya bernama Josua pulang ke rumah Bapa. John Sung sangat sedih tapi secara iman dia bersukacita karena anaknya hidup didalam genggaman tangan Tuhan dan sekarang sudah bersamaNya.

Tahun 1944, John Sung pulang ke rumah Bapa di Beijing didampingi istrinya yang setia.

Kesimpulan :
Kisah John Sung ini, sepertinya memang sudah dirancangkannya dari sebelum dilahirkan dan sewaktu masih dalam kandungan sampai lahir dan sampai pada akhir hayatnya. Semua terjadi nyata dan sudah digariskan oleh Tuhan. John Sung tinggal menjalankan dan harus melakukan serta mewujud nyatakan kehendak Tuhan dalam kehidupan pelayanannya.

Sampai saat ini, banyak orang yang masih menantikan kabar sukacita yaitu injil keselamatan dan Tuhan Yesus meminta kita untuk berdoa memohon supaya Tuhan mengutus pekerja-pekerja dan ketika kita sedang berdoa siapa tahu mungkin kitalah yang dipanggil dan diutus oleh Tuhan.

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA