Minggu, 28 Juni 2015

GKI Gading Serpong, Khotbah 28 Juni 2015

KASIH : KEKAYAAN YANG MEMPERSATUKAN

Firman : Markus 5 : 21-43 , 2 Kor 8 : 7-15
Pnt Febrita Melati Sth

Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh".

Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu menangis?

"Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu" kata si gadis kecil.

Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak-acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil.

Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya, sehingga pada waktu sebelum tidur dimalam itu, ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Jesus.

Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur. Sejak saat itu, si gadis kecil berkawan dengan sang pastur.

Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya didaerah kumuh,dan sang orang tuanya meminta bantuan dari si pastur yang baik hati untuk prosesi pemakaman yang sangat sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis di rapihkan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek sobek ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yang mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil yang isinya:

"Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu"

Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 sen untuk maksud yang sangat mulia.

Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, sang pastur segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini untuk memperbesar bangunan gereja.

Namun Ceritanya tidak berakhir sampai disini. Suatu perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus menerus. Sampai akhirnya seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi yang berada didekat gereja kecil itu dengan harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu.

Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan pemberitaan, akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu (pada pergantian abad, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton).

Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang terawat dan kurang makan,namun perduli pada sesama yang menderita. Tanpa pamrih, tanpa pretensi.

Saat ini, jika anda berada di Philadelphia, lihatlah Temple Baptist Church, dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang dan Temple University, tempat beribu ribu murid belajar. Lihat juga Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan special untuk Sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus ratus (yah,beratus ratus) pengajarnya, semuanya itu untuk memastikan jangan sampai ada satu anakpun yang tidak mendapat tempat di Sekolah MInggu.

Didalam salah satu ruangan bangunan ini, tampak terlihat foto si gadis kecil, yang dengan tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa cinta kasih sesama yang telah membuat sejarah. Tampak pula berjajar rapih foto sang pastur yang baik hati yang telah mengulurkan tangan kepada si gadis keci miskin itu, yaitu pastor DR.Russel H.Conwell penulis buku "Acres of Diamonds" - a true story.

Di bacaaan diatas dikisahkan ada tiga jemaat , Pertama adalah jemaat Makedonia, yang merupakan jemaat kecil terdiri dari orang-orang non Yahudi, mereka menerima Kristus karena pemberitaan injil oleh rasul Paulus , pada waktu itu jemaat ini sedang mengalami penderitaan , dianiaya oleh karena Kristus.

Jemaat yang Kedua adalah jemaat Yerusalem, mereka sedang mengalami krisis ekonomi, sehingga membutuhkan bantuan dari jemaat-jemaat lain dimana Paulus telah mengabarkan Injil.

Jemaat Ketiga adalah jemaat Korintus terdiri dari jemaat non Yahudi yang berpendidikan,  Paulus memuji mereka sebagai jemaat yang kaya didalam iman , pengetahuan dan perkataan mereka. Allah meberikan karunia-karunia kepada jemaat di Korintus. Jemaat Korintus boleh dibilang sebagai jemaat yang sempurna

dari segi jasmani maupun juga rohani.

Tetapi ketika Paulus menghimbau jemaat-jemaat lain untuk memberikan bantuan kepada jemaat Yerusalem yang sedang mengalami krisis ekonomi , jemaat Makedonia yang relatif kecil dan sedang dalam keadaan tertekan dalam penganiayaan mampu menunjukan perhatiannya dan kasihnya kepada jemaat Yerusalem.
Jemaat Makedonia mampu memberikan melampaui apa yang menjadi prediksi rasul Paulus.
Jemaat Makedonia mampu memberikan lebih dari yang diharapkan, penganiayaan dan penderitaan nya ternyata tidak menghalangi mereka untuk tetap peduli.
Kalau seseorang sedang berkelimpahan maka kalau dia memberi itu adalah hal yang wajar,  tetapi ketika keadaan sedang tidak baik dan kekurangan tetapi mampu memberi , maka itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Kalau orang yang berkekurangan mampu memberi besar, maka orang yg sedang berkelimpahan semestinya mampu memberi lebih besar lagi.
Paulus menghimbau kepada jemaat di Korintus untuk tidak menunda-nunda persembahan yang akan diberikan kepada jemaat di Yerusalem.

Semua ini tidak akan bisa dilakukan kalau tidak didasari oleh kasih, jangan ada dalam pikiran kita kalau kita memberi maka Tuhan akan memberkati kita dengan berlimpah-limpah, mengapa demikian ? sebab berkat apapun yang kita harapkan tidak bisa dibandingkan dengan anugerah keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita.
Maka ketika kita memberikan persembahan dalam pikiran kita bukan untuk supaya mendapatkan berkat lebih , tapi merupakan syukur kita dan wujud kasih kepada Allah yang sudah meberikan hidup kekal itu secara gratis, cuma-cuma.

Contoh yang salah : seseorang diberi berkat dan memberikan persembahan perpuluhan ke gereja, tetapi ketika didekatnya hidup panti asuhan yang menampung orang-orang yang tidak mampu untuk bersekolah misalnya  , dia tidak ada keinginan sedikitpun untuk memberikan sumbangan kepada panti tersebut , dia berpikir ketika dia memberi ke gereja saja Tuhan melihat pemberian kita, tetapi sebenarnya tidaklah demikian.
Perlu juga untuk dicamkan , bahwa ketika kita memberi jangan untuk mendapatkan pujian supaya menjadi sosok yang diperhitungkan dalam komunitas dimana kita berada.
Pemberian harus dimotivasi bahwa Allah lebih dahulu mengasihi kita, kasih hendaknya disadari bukan sebagai kasih yang pasif , artinya kita senang kalau ada orang yang memperhatikan kita, melayani kita dan memenuhi kebutuhan kita, tetapi kasih didlam kekristenan adalah sebuah perintah.

Yesus berkata inilah perintahKU kepadamu yaitu kasihilah seorang akan yang lain, jadi kasih sebagai perintah dan hukum untuk dilakukan. Kasih harus aktif bukan sekedar kata-kata tetapi sebuah aksi tindakan yang nyata.
Karena kasihnya Daud kepada Tuhan , maka ketika Daud punya kesempatan untuk membunuh Saul , dia tidak mau melakukannya , dia menghormati orang yang diurapi oleh Tuhan.
Apakah kita bisa mengasihi orang yang membenci kita, orang pernah menyakiti kita, orang yang pernah mencelakakan kita ?
Yesus berkata : apakah jasamu jikalau mengasihi orang yang mengasihi mu ? tetapi sesuatu yang luar biasa ketika kita bisa mengasihi musuh kita.

Kasih bukan sesuatu yang mati tetapi didalam kasih ada daya , ada kekuatan , kasih bisa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan sesuatu yang berlaku umum , kasih juga memampukan seseorang mengasihi sahabat dan mengasihi musuh.
Kasih tidak memisahkan tetapi mempersatukan, kasih memberi ruang kepada mereka yang lemah , kepada mereka yang tidak mampu dan kepada musuh juga kepada mereka yang belum percaya kepada Kristus untuk merasakan dan melihat kuasa Tuhan.

Rasul Paulus pernah berkata , 1 Korintus 13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa n  manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih 1 , aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. 13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat o  dan aku mengetahui segala rahasia p  dan memiliki seluruh pengetahuan; q  dan sekalipun aku memiliki iman r  yang sempurna untuk memindahkan gunung, s  tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna 2 . 13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, t  bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, u  tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Kasih lebih berharga dari kepandaian, perkataan yang fasih, karunia-karunia bahkan dari pengetahuan dan iman yang sempurna. Kasih harus merupakan kekayaan yang harus dimiliki lebih dari apapun.

Tidak cukup kita hanya mengejar kekayaan didunia, kita jangan melupakan ada satu kekayaan yang harus kita utamakan yaitu kekayaan dalam hubungan kita dengan Tuhan, kekayaan dalam kehidupan rohani kita dan kekayaan ini diukur seberapa besar kasih kita kepada orang lain.
Tetaplah mengasihi , jangan pernah berhenti, tiap kita dipanggil untuk memiliki kasih yang menyatukan.

Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERAKHIR

Hidup Harus Bersyukur

Hidup Harus Bersyukur 1 Tesalonika 5 : 18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allaah di dalam Kristus Y...

POPULER DIBACA