DIBENTUK untuk Kisah-Nya- “Dan engkau akan menjadi tanda bagi mereka, dan mereka akan mengetahui Akulah Tuhan.”
Di dalam Yehezkiel 24:15-27 kita melihat panggilan bagi para hamba Tuhan untuk menutup celah di antara kehidupan dengan pengajarannya
Kita mesti terlebih dulu menyelaraskan kehidupan pribadi kita dengan perkataan dan karya Kristus.
Ada dua poin utama dan suatu realitas yang menyegarkan yang dapat menolong kita untuk meneladankan apa yang hendak kita ajarkan :
1- Hamba Tuhan melakukan semua yang Ia perintahkan (15-18). Pesan yang hendak Tuhan sampaikan kepada Israel harus dilihat di dalam cara Yehezkiel meratapi (atau tidak meratapi, seperti yang mungkin terjadi) kematian istrinya. Kita melihat di dalam ayat-ayat ini a) Kita diperintahkan untuk bersukacita di dalam Tuhan melebihi segala kesukaan lainnya (sebagaimana matahari bersinar lebih terang daripada bintang-bintang) dan b) Kita diperintahkan untuk hidup menempuh arah yang berbeda di dalam kebudayaan (counter culturally). Karena kita bersukacita di dalam Tuhan, kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dengan demikian hidup menurut jalan-jalannya berarti menempuh arah yang sama sekali berbeda dengan kebudayaan di mana kita hidup. Sebagaimana dukacita Yehezkiel berlawanan dengan cara hidup dari kebudayaannya, demikian pula kehidupan hamba Tuhan yang taat saat ini kontras dengan kehidupan dari hamba-hamba dunia ini. Tindakan-tindakan kita dan etika kita mengikuti kesukaan kita.
Bagaimana Yehezkiel bisa mengikuti panggilan yang sulit seperti itu, dan bagaimana kita juga bisa mengikutinya?
- Yehezkiel bertemu dengan Tuhan secara pribadi (1:1-3)
- Yehezkiel melihat penglihatan tentang Surga dan perspektif kekal ini mentransformasi kehidupannya (1:4 dst.)
- Yehezkiel menyantap firman Allah (2)
2- Hamba Tuhan menjalani kehidupan yang memunculkan sejumlah pertanyaan bagi mereka yang sedang mencari makna (19-27). Bangsa itu bertanya kepada Yehezkiel, “Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami?” Ini sama dengan menanyakan, “Apa makna dari pesan yang disampaikan oleh kehidupanmu?” Pesan yang disampaikan Yehezkiel adalah bahwa penghakiman akan datang dan dukacita yang ada akan sedemikian besar sehingga umat Allah akan “hancur lebur” dan “mengerang seorang kepada yang lain.” Umat Allah telah bersukacita di dalam kebenaran diri mereka, dan secara religius hanya melaksanakan kewajiban secara lahiriah, dan kini penghakiman akan datang dan akan ada dukacita yang begitu besar sehingga mereka hanya bisa memanifestasikannya secara batiniah. Sebagaimana Yehezkiel adalah hamba Tuhan yang kehidupannya merupakan jendela bagi pesan tentang penghakiman Allah yang akan datang, demikian pula kehidupan orang Kristen harus menjadi jendela yang menunjukkan bahwa penghakiman telah datang di dalam Kristus. Karena penghakiman telah datang di dalam Kristus, kita bisa hidup dengan memperlihatkan karakter Kristus, keadilan dan anugerah-Nya, serta pemerintahan Kristus agar disaksikan oleh seluruh dunia.
Bagaimana kita dapat menutup celah di antara kehidupan kita dengan pengajaran kita? Jawabannya adalah bukan dengan berusaha lebih keras, tetapi dengan menggenapi rancangan Allah bagi kita ketika Ia menciptakan kita kembali. Paulus berkata bahwa kita adalah “ciptaan baru di dalam Kristus, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17) tetapi sementara kita “bersukacita di dalam hukum Tuhan” daging kita berperang melawan kita. Kita melakukan apa yang tidak ingin kita lakukan dan justru tidak melakukan apa yang ingin kita lakukan (Roma 7, khususnya ay. 22-23). Namun, tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Roma 8:1) karena Kristus adalah imam Allah yang telah dicobai di dalam segala hal, tetapi tidak berbuat dosa (Ibr. 4:15-16). Kristus menjadi dosa supaya kita dapat menjadi kebenaran Allah (2 Kor. 5:21) dan Ia telah “menyempurnakan untuk selama-lamanya” mereka yang sedang menjadi serupa dengan Dia (Ibr. 10:14). Oleh belas kasihan-Nya, kita bisa diubahkan untuk mengasihi sebagaimana Ia telah mengasihi kita (Ef. 5:1-2), dan berjuang bukan untuk mengejar kesempurnaan tetapi untuk menjalani kehidupan di mana sang pencipta seluruh kehidupan itu hadir, memimpin seluruh kehidupan dan kasih kita sementara kita melayani Tuhan. Menutup celah di antara kehidupan dan pengajaran kita ini dimulai dengan karya Kristus bagi kita dan dengan semakin mewujudkan keberadaan diri kita di dalam Dia.
Dengan memahami Firman Allah secara Alkitabiah, kita melihat bahwa umat Allah telah selalu dipanggil untuk memperlihatkan karakter dan karya Allah di dalam kehidupan mereka. Adam dan Hawa diciptakan di dalam gambar Allah (Kej. 1:27) dan para keturunan Abraham harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dengan cara meneladankan karakter Allah di dalam kehidupan (Kej. 18:19). Semua bangsa di bumi ini akan mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah melalui etika dari kehidupan kita (Ul. 4:4-8) karena kita merupakan bagian dari imamat orang percaya (Kel. 19:6, 1 Pet. 2:5) dan kita menyalurkan berkat-berkat Allah kepada dunia ini melalui kehidupan dan kasih kita. Sebagaimana Kristus telah memberikan diri-Nya bagi umat-Nya, seperti itulah kita harus memberikan diri kita bagi dunia ini.
Memahami Firman Allah secara Teologis membuat kita melihat mediasi Kristus. Imam Besar kita yang agung yang “taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:8) adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk dipulihkan ke dalam hubungan yang benar dengan Tuhan (1 Tim. 2:5). Karena Kristus adalah Karakter Allah yang sejati yang dihancurkan sampai mati agar kita dapat hidup, kita dapat menghidupi Karakter Kristus di dalam dunia kematian. Ketika kita beriman kepada karya Kristus, kita bisa hidup dengan Iman yang Sejati dan ketika kita memusatkan seluruh fokus kita pada Kristus, kita mengetahui dari mana Pengetahuan yang Sejati itu berasal. Apa yang diajarkan oleh Pengakuan Iman Westminster di dalam bab 8 layak untuk dibaca. Di sana kita membaca tentang mediasi Kristus yang secara indah dibukakan dan dijelaskan bagi mereka yang beriman kepada karya Kristus.
Ketika kita bisa melihat substitusi dari Kristus, kita bisa mulai untuk benar-benar hidup bagi-Nya dengan setia.
Perbedaan apa yang dihasilkan di dalam kehidupan kita?
- Ketika Anda membaca kisah Yehezkiel yang kehilangan istrinya dan berdukacita sebagai suatu pesan dari Tuhan, bagian apa yang paling berkesan bagi Anda dan mengapa?
- Apakah kematian sebagai bagian dari pesan itu mengusik Anda? Apakah hal itu mengarahkan perhatian Anda kepada karya Kristus yang mati bagi Anda untuk menggenapi dan mengkomunikasikan pesan-Nya tentang pengampunan, anugerah, dan belas kasihan?
- Bersukacita di dalam Tuhan adalah rancangan Allah bagi umat Allah, dan untuk dapat menjadi hamba-hamba yang setia, kita harus bersukacita di dalam Dia melebihi semua sukacita lainnya. Bidang-bidang apa sajakah yang memberikan pencobaan kepada Anda dan rekan-rekan di dalam fakultas Anda untuk menjadi sumber sukacita yang melebihi sukacita karena Kristus dan jalan-jalan-Nya? Bagaimanakah mengenal Kristus secara pribadi, melihat suatu penglihatan tentang surga, dan menyantap firman Allah bisa menolong Anda untuk bersukacita di dalam Dia?
- Bagaimanakah kasih, kehidupan, dan kematian Kristus memotivasi Anda untuk mengalami pembaruan dalam kehidupan Anda, dan menyelaraskan kehidupan Anda dengan pengajaran Anda? Bagaimanakah realitas Yesus sebagai pesan bagi Anda dan saya, memotivasi kita untuk menutup celah di antara kehidupan kita dengan pengajaran kita bagi para mahasiswa?
- Apakah para mahasiswa dan para dosen lain bisa melihat kasih, anugerah, dan belas kasihan Kristus di dalam diri Anda?
Berdoalah agar Firman Allah bisa menjadi efektif (ini tentu saja bisa dilakukan paling akhir). Ambil waktu untuk memuji Tuhan karena karya-Nya bagi Anda, Imam Besar kita yang agung, yang mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban dan Dia juga adalah Nabi kita yang Agung, Dia sendiri adalah pesan yang hendak Ia komunikasikan. Bersyukurlah kepada Allah kita yang penuh belas kasihan! Dan dengan hati yang penuh ucapan syukur, mintalah Dia untuk menolong Anda untuk menjadi seperti Dia, untuk menyelaraskan kehidupan Anda dengan pesan-Nya. Berdoalah memohon hikmat dan kuasa Roh Kudus agar Anda bisa menggenapi rancangan-Nya bagi Anda ketika Ia menciptakan kita kembali.
Maksud dari pemberitaan ini bersifat pribadi, yaitu agar kita memeriksa diri kita sendiri dan kehidupan kita yang dijalani sebagai respons kepada karya Allah bagi kita. Ambil waktu untuk menuliskan apa yang telah Tuhan taruh dalam hati Anda, bidang-bidang di mana Anda bisa hidup dengan lebih setia untuk meneladani Dia – bagaimana kehidupan Anda bisa dijalani sebagai suatu tanda supaya orang lain bisa bertanya mengenai makna yang dikandungnya? Berdoalah berdasarkan Mazmur 139:23-24 dan mintalah Tuhan untuk menolong Anda untuk menggenapi rancangan-Nya bagi Anda ketika Ia menciptakan Anda kembali supaya dunia mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan!
Amin .. salam hangat dari team Nafiri Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar