Kisah Bangkitnya Lazarus
Nats : Yohanes 11
Pada saat Yesus pertama kali mendengar tentang penyakit yang diderita Lazarus, Ia berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” (11:4) Lalu Lazarus meninggal, dan setelah empat hari Yesus akhirnya tiba di Betania. Melalui percakapan Yesus dan Marta, kita ditantang untuk memiliki keberanian Kristen yang visioner. Sebagai puncak dari alur narasi, setelah Yesus membangkitkan Lazarus dari kubur, Yesus bertanya kepada Maria, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” (11:40) Pertanyaan yang bisa dimunculkan dari bagian ini untuk kita adalah: Apa arti, bagi kita, pernyataan bahwa jika kita percaya kita akan melihat kemuliaan Allah?
1. Kita harus percaya dengan keyakinan bahwa apa yang IA katakan adalah benar. Kemuliaan Allah akan tampak melalui umat Allah ketika kita mempercayai Firman Allah. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup…percayakah engkau akan hal ini?” Marta percaya, lalu berkata “Ya, Tuhan!...” Agar kemuliaan Allah dapat hadir dan terpancar melalui kehidupan Kristen, kita harus pertama-tama percaya secara teologis, percaya apa yang tertulis di dalam Alkitab, Firman Tuhan, dan bahwa Yesus adalah apa yang Ia katakan siapa diri-Nya. Kita tidak dapat mengabaikan apa yang benar secara teologis karena kita berpegang pada Firman Tuhan dengan kepastian yang mutlak.
2. Kita harus percaya dengan keberanian bahwa apa yang Ia katakan dapat Ia lakukan, benar-benar dapat Ia lakukan! Marta mulai ragu ketika teologinya harus dipraktikkan. Yesus berkata kepada mereka untuk mengangkat batu penutup kubur dan Marta mengingatkannya sambil berkata, “Tuhan ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati” Teologi Marta terpisah dari praktiknya karena ia tidak percaya Yesus dapat melakukan apa yang Ia katakan dapat Ia lakukan. Memiliki teologi yang benar bukan menjadi tujuan satu-satunya, karena seperti yang dikatakan Yakobus bahwa Iblispun memiliki teologi yang benar (Yakobus 2:19)! Tujuannya adalah agar iman kita digerakkan kepada keberanian, meskipun hal itu membuat kita keluar dari zona nyaman kita. Kita harus memiliki keberanian untuk percaya apa yang Allah dapat lakukan! Dan apa yang akan IA lakukan! Kita harus membiarkan teologi kita memperlengkapi praktik keseharian kita, memperluas visi kita.
Ketika kehidupan Kristen dapat percaya dengan keyakinan akan Firman Tuhan dan menghidupinya dengan keberanian melaui iman, bahwa Tuhan dapat melakukan apa yang akan IA lakukan, maka kemuliaan Tuhan akan terwujud di dalam dan melalui kehidupan Kristen tersebut.
Konteks Alkitab:
Amsal 29:18 berkata, “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Dengan kata lain, ketika tidak ada perwahyuaan, tidak ada asupan dari Firman Tuhan, manusia menjadi hancur. Ini adalah realitas yang muncul berulangkali di dalam Alkitab, yang dimulai dari Adam dan Hawa. Serangan pertama dari Iblis terhadap kemanusiaan adalah melemahkan kuasa Firman Tuhan. Ular bertanya, “Tentulah Allah berfirman …”(Kejadian 3:1) dan ketika Firman Tuhan dipisahkan dari gambaran besarnya, segala sesuatu menjadi kacau-balau. Alkitab dengan jelas berkata bahwa “Firman-Mu it pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Maz 119: 105) dan serangan musuh selalu berusaha untuk menjauhkan terang itu sehingga kita tersesat, bingung, dan akhirnya hancur. Syukur kepada Allah, ketika Yesus dicobai Iblis di padang gurun Ia mengalahkan strategi iblis yang mencoba mengacaukan Firman Tuhan (Lukas 4:1-15). Yesus percaya akan Firman Tuhan yang telah dinyatakan, dan kesetiaan-Nya membawa kepada pemulihan bagi mereka yang percaya pada-Nya! Ia yang memulihkan mengundang kita untuk terus melekat kepada-Nya, dan agar Firman-Nya terus melekat di dalam kita (Yohanes 15).
Konteks Teologis:
Pengakuan Iman kita, “Alkitab, yang terdiri dari 66 kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah Firman Allah, wahyu yang diberikan secara supernatural oleh Allah sendiri melalui para penulis manusia mengenai Diri-Nya: keberadaan-Nya, natur-Nya, karakter-Nya, kehendak dan maksud-maksud-Nya; dan mengenai manusia: naturnya, kebutuhannya, kewajibannya dan keadaan akhirnya. Dari awal sampai akhir, Alkitab berbicara tentang dan menunjuk kepada Yesus Kristus, yaitu Dia yang menggenapi rencana penebusan Allah bagi ciptaan-Nya di dalam diri-Nya dan melalui karya-Nya. Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam teks-teks autografisnya, adalah perkataan dari Allah sendiri, yang diwahyukan dengan inspirasi verbal plenary melalui Roh Kudus (termasuk dalam pemilihan kata per kata), dan karenanya adalah tanpa kesalahan atau kekeliruan pengalimatan di dalam segala sesuatu yang dibicarakannya, termasuk di dalam pengajaran doktrinal, moral dan spiritualnya dan catatannya tentang fakta-fakta historis. Dalam segala hal yang dibicarakannya, Alkitab tidak memiliki kesalahan atau cacat apapun. (Catatan kaki 3- Pengakuan Iman Chicago mengenai Ketidakbersalahan Alkitab adalah Pernyataan yang setia dan sangat membantu dalam memahami tentang ketidakbersalahan Alkitab)”
Apa arti semua ini bagi kita ?
- Ketika anda membaca kisah Yesus membangkitkan Lazarus, siapa yang anda identifikasi paling mirip dengan anda di dalam kisah tersebut, dan mengapa?
- Bagaimana anda mengidentifikasi diri anda dengan Marta, yang percaya apa yang Yesus katakan namun sulit untuk percaya Ia mampu melakukan apa yang Ia katakan Ia mampu? Apakah penghalang anda dalam memiliki keberanian untuk percaya yang semacam ini?
- Apakah anda memiliki keberanian untuk menerapkan Firman Tuhan di dalam setiap bidang kehidupan anda?
- Dalam hal apa anda melihat adanya kebutuhan akan kebangkitan di dalam hidup anda sendiri, fakultas anda, sekolah, pekerjaan dan negara kita? Apakah anda percaya Tuhan mampu, dan ingin membawa kehidupan bagi area-area yang telah mati itu?
- Bagaimana supaya anda dapat lebih setia berpegang pada otoritas Alkitab, dibandingkan otoritas di pekerjaan anda, dan bagaimana hal ini dapat membawa kepada integrasi iman di dalam pengajaran anda?
Ambil waktu untuk berdoa bersama Yesus, terutama agar Tuhan membawa kebangkitan di bidang anda, “Supaya mereka (Dunia yang sedang mengamati kita) percaya bahwa Engkaulah (Allah Bapa) yang telah mengutus Dia (Yesus).” (11:42) berdoa memohon perlindungan dari tekanan untuk berkompromi serta memohon hikmat untuk terus belajar mengintegrasikan Wawasan Dunia Kristen di bidang anda masing-masing.
John Piper berkata,”Kita peduli terhadap penderitaan manusia karena kita peduli terhadap penderitaan yang kekal,” jadi pekerjaan kita harus memiliki unsur penginjilan.
Amin .. semoga bermanfaat ..
Salam hangat dari team Nafiri Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar